Chapter Twenty-eight

30 4 0
                                    

UPDATE UPDATE!!!!

MASIH ADA YANG NUNGGU AKU UP NGGAK NIH?
BTW GIMANA KABAR KALIAN?

SEHAT SEMUAKAN? APA ADA YANG KURANG SEHAT? KALAU SEMOGA CEPAT SEMBUH!!

OH IYA AKU CUMA MAU BILANG SEMANGAT UNTUK KITA SEMUA!!!

SELAMAT MEMBACA
🍁🍁🍁



Karena masih libur sekolah, jadi bintang menikmati libur sekolah di mansion miliknya. Karena ia juga tengah menyiapkan acara ulang tahunnya sebentar lagi.

"Apa ini nggak kecepatan dekornya opa?" Tanya bintang kepada Anton, membuat pria tua itu menatap cucunya sembari tersenyum.

"Semua sudah di atur oleh omamu nak, jadi opa tidak bisa berbuat apa-apa selain mengeluarkan uang" jawab anton dan mengelus rambut panjang milik bintang.

Sedangkan bintang gadis itu hanya membalas perkataan opanya dengan senyuman kecil, Anton mengerti dengan senyuman milik cucunya itu. " Mami mu pasti senang di sana karena putri satu-satunya akan berulangtahun" timpal Anton dan pergi meninggalkan bintang sendirian di balkon mansion.

Bintang menghembuskan nafasnya pelan dan mengambil ponselnya yang berada di saku celana miliknya, ketika ia menyalakan ponsel miliknya terpampang foto dirinya dan juga maminya di wallpaper ponsel miliknya.

"TATA!!" Bintang tidak perduli dengan teriakan denies yang menggema di mansion

"TA!!"

"TATA!!"

Sudah cukup bintang sudah tidak tahan dengan teriakan itu, gadis itu menatap ke arah lelaki yang kini berada di ambang pintu sembari tersenyum.

"TA-

Bugh!

Teriakan denies berhenti karena bintang melemparkan apel yang ada di tangannya, sehingga mengenai kepala lelaki itu.

"Mampus!" Ledek Dava yang baru saja tiba.

"Ta cari makan yu" ajak Dava

"Gue nggak lu ajak dav?" Tanya denies sembari memegang jidatnya yang memar akibat di bintang lempar pake apel.

"Gue males, kalian aja" kata bintang dan meninggalkan keduanya di ruangan tersebut.

Bintang berjalan menuruni tangga, sengaja gadis itu tidak menggunakan lift karena ia ingin melihat-lihat foto-foto maminya yang ada di setiap dinding. Perlahan  bintang menuruni tangga, hingga ia berhenti di sebuah foto pernikahan mami dan papinya.

"Andai hari itu tidak terjadi, mungkin aku tidak akan sekacau sekarang" Batin bintang dan menundukkan kepalanya menatap kedua kakinya. Ia selalu berdoa agar waktu bisa di putar kembali, dimana keluarganya masih sempurna tanpa ada goresan sedikitpun namun semua itu mustahil.

°°°°

Suasana markas Saturnus tengah di Landa keheningan, karena sang ketua nampak murung hingga membuat para anggotanya bingung juga.

"Lio Lo nggakpapa kan?" Tanya Adit membuat elios mengangguk sebagai jawaban, lelaki itu perlahan memejamkan matanya tanpa memperdulikan kehadiran Adit.

"Artur!" Panggil Adit membuat artur menoleh ke arahnya.

"Kenapa?" Tanya artur, membuat Adit menatap ke arah elios kemudian ke arahnya seolah bertanya kenapa dengan ketua mereka ini. Sebab elios tidak biasanya tidak seperti ini.

BINTANG YANG GELAP (𝑬𝒏𝒅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang