18. Waspada

1.2K 155 15
                                    

Claudya merasakan ada aroma lain yang mengikuti Madava atau memang aroma itu berasal dari Madava sendiri? Lalu kenapa bisa seorang vampir murni seperti Madava memiliki aroma seperti aroma darah manusia?

"Dava, apa kau baru menemui manusia?" Pertanyaan dari Claudya membuat Madava menoleh ke arah si gadis, alis Madava terangkat sebelah melihat raut curiga Claudya.

"Ya" si vampir laki-laki mengangguk.

Tak ada gunanya Madava berkata tidak, ia tahu aroma dari Friska ada padanya dan jelas Claudya tak bisa dibohongi tentang indera penciumannya yang tajam itu. Alis Claudya menyatu, ia tak suka mendengar jawaban Madava yang adalah sebuah kejujuran.

"Kau menemui putri aunty Jo dan uncle Hugo?" Si gadis kembali bertanya, Madava mengangguk sebagai jawaban.

"For what?" Desis Claudya.

"Nothing, dia saudara kita bukan? Aku hanya berusaha akrab dengannya, kau tahu sendiri kalau aku tidak mudah dekat dengan manusia sayang" ujar Madava.

Claudya tidak menemukan hal yang mencurigakan dari ucapan Madava, tidak salah jika laki-laki ini sekedar ingin akrab dengan Friska yang telah diketahui adalah bagian dari keluarga mereka namun kenapa bisa aroma manusia itu ada pada Madava? Apa yang mereka lakukan?

"Aku paham kau ingin akrab dengannya tapi kenapa aroma gadis itu bisa ada padamu? Apa yang kau lakukan? Apa kau menyentuhnya?" Mata merah Claudya menatap lekat Madava yang tersenyum kecil.

"Aku hanya berjabat tangan dengannya, memperkenalkan diri sebagaimana bertemu orang baru dan mungkin disini tertinggal bekas itu" Madava mengangkat tangan kanannya, si tampan menarik lengan Claudya, menarik si gadis mendekat padanya dan menatap lurus ke mata merah itu.

"Why? Are you jealous with that?" Bisik Madava tersenyum miring.

"Yes" Claudya menyahut tanpa ragu. Si tampan terkekeh, tangannya mengusap lembut pipi Claudya yang dingin.

"You're so lovely" gumam Madava.

Grep!

Claudya memeluk Madava erat, lengannya melingkari leher si bungsu Nathanael.

"Jangan sampai kau menyukainya, i can't with that" Claudya bergumam pelan.

"Why hm?" Madava mengusap pelan punggung Claudya.

"I don't want to losing you, i'm not ready for that, Dava" lirih si gadis. Madava tersenyum dan memeluk pinggang Claudya, membenamkan wajah di perpotongan leher sang gadis.

"Kau tidak akan kehilangan aku, i'm here.. i'm yours"

🍷🍷🍷

Minela terkejut dengan kedatangan Joanna ke rumah, rasa terkejutnya semakin bertambah kala Friska menghampiri dan memeluk sosok vampir itu sambil menyebutnya 'mommy' dengan senyuman yang begitu manis.

"Have a sit, Joanna" Minela tersenyum simpul.

"Mommy datang sendiri?" Friska bertanya.

"Yes baby, your daddy a little busy" jawab Joanna mengusap lembut rambut putrinya.

"How are you, Joanna? Kapan kau kembali?" Minela bertanya.

"A few days ago, ketika kau pergi dan Evelyne sempat aku bawa menemui keluargaku" jawab Joanna menoleh pada si bunda dari Friska.

"What?" Minela mengerjap, ia menoleh pada Friska yang mengangguk membenarkan.

"Kau pergi ke kediaman vampir, sayang?" Gumam Minela khawatir.

"Iya bunda, jangan khawatir.. aku tidak kenapa-napa dan semuanya bersikap baik padaku" Friska tersenyum meyakinkan sang bunda.

"Joanna, apa kau akan mengambil Friska?" Pertanyaan itu membuat Joanna dan Friska sama-sama mengerjap kaget, Minela terlihat gundah usai bertanya. Friska segera mendekati si bunda, meraih dan menggenggam kedua tangannya.

[✔️] HALF OF METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang