19. Keras Kepala

1.2K 155 19
                                    

Yasmine berhenti melangkah ketika retina merah miliknya menangkap sosok Gaby yang tengah duduk seorang diri di teras samping rumah, ia mendekat dan ikut duduk membuat Gaby menoleh.

"Kenapa kau sendirian? Dimana adikmu?" Tanya Yasmine basa-basi.

"I don't know" jawab Gaby singkat dan kembali menatap ke depan.

"Bisakah kau menjauhi Marcello untukku, Gabriella?" Tanya Yasmine.

Pertanyaan mengandung unsur suruhan itu membuat Gaby mematung sejenak, ia masih menatap ke depan hingga kalimat yang Yasmine ucapkan setelahnya membuat Gaby menoleh dengan segera.

"I know you love him but i love him too, more than you.. so stay away from him" Gaby menatap Yasmine yang menampakkan raut datarnya, si sulung Ainsley menaikkan sebelah alis.

"I'm trying to stay away from him, dia yang berusaha untuk mendekatiku dan kurasa kau tahu itu, bukan?" Gaby tersenyum miring.

"Kau!" Kesal Yasmine.

"Apa? Aku mengatakan apa yang menjadi kenyataan, Yasmine" sahut Gaby.

"Jauhi Marcello!" Desis Yasmine.

"Jangan menyuruhku! Suruh Marcello agar tak mendekati aku!" Gaby ikut mendesis dan beranjak pergi meninggalkan Yasmine sendiri.

"Shit!" Umpat si sulung Agler mengepalkan tangan. Diatas balkon lantai 2, ada Jarell, Marcello dan Thomas-Clara yang melihat juga mendengar obrolan Yasmine-Gaby.

"That was intens" ujar Thomas melirik sang adik.

"Kenapa kau tidak menerima Yasmine saja, Cel?" Heran Jarell.

"Menerima kau bilang? Bagaimana bisa aku menerima gadis itu? Aku tidak menyukainya, dia hanya membuatku sakit kepala" desis Marcello.

"Oh my God! Itu kalimat yang menyakitkan, jika Yasmine mendengar maka sudah dipastikan dia akan menangis hebat" Clara bergumam.

"I don't care, Clara" Marcello mengibaskan tangan.

"Kau menyukai Gaby, Marcello?" Tanya Clara kemudian. Marcello tak menjawab, si putra kedua Nathanael hanya diam membuat si sulung menepuk bahunya lumayan kuat.

"It's hard hm?" Thomas menaikkan alis.

"Yeah" Marcello bergumam.

"Jangan khawatir, jika takdir-mu memang bersama Gaby maka kau akan bersama dengannya disaat yang tepat nanti.. mungkin sekarang belum waktunya" Thomas tersenyum simpul.

"That's right, don't worry boy" Clara ikut tersenyum.

Marcello menarik sudut bibirnya, Jarell hanya diam menganggukkan kepala. Masalah percintaan Marcello sedikit mirip dengan masalah percintaan Jarell, menyukai seseorang yang sepertinya tidak berbalik menyukai mereka. Jarell menyukai Laura, gadis cantik dari keluarga Willows itu berhasil menarik perhatian Jarell yang sangat susah didapatkan oleh orang baru.

🍷🍷🍷

Friska merebahkan tubuh ke ranjang, netra coklat terang itu menatapi langit kamar dengan tatapan kosong. Cukup lama Friska berdiam diri di posisi itu hingga suara gorden jendela yang dihembuskan angin mengalihkan perhatiannya, Friska menyatukan alis dan beranjak ke jendela.

"Laki-laki itu lagi" gumam si manusia.

Didepan pagar rumah terlihat ada 9 siluet dan Friska tahu 3 diantaranya bukan manusia, salah satunya adalah yang malam itu datang ke rumah. Friska mencoba mengingat, ah iya, namanya Sylas. Kini dia datang lagi dan membawa teman sebanyak itu? Untuk apa? Si gadis beradu pandang dengan salah satu perempuan diantara mereka. Mata si perempuan menyala membuat Friska menggelengkan kepala dan menutup gorden kembali membaringkan diri di ranjang. Di bawah sana, kalian tahu siapa mereka bukan? Ya, mereka adalah anggota The Knights Master. Sosok perempuan yang beradu pandang dengan Friska mengerjapkan mata merahnya. 

[✔️] HALF OF METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang