54. Let It Go (End)

2.7K 160 47
                                    

❣️Ending Part❣️

Claudya berdiri diam di balkon kamar, ia memperhatikan semua kejadian dari atas sana. Bagaimana Friska menyadarkan Gaby tentang Marcello hingga membuat Yasmine kehilangan energi negatif dari dirinya sendiri, Claudya harus mengakui kalau kekuatan juga kemampuan Friska sangat luar biasa untuk ukuran vampir baru. Dia memiliki kekuatan yang mengagumkan namun tetap saja Claudya tidak akan pernah menyukai gadis tersebut, ia masih menyimpan amarah akan berpaling-nya Madava. Claudya berdecak kesal, kurang apa lagi Claudya sebenarnya? Apakah Madava tak bisa mengingat siapa yang telah menyelamatkan hidupnya beberapa tahun silam? Madava berhutang nyawa pada Claudya dan bisa-bisanya si bungsu Nathanael itu meninggalkan sosok yang menjadi penyelamat hidupnya.

"Clau"

Retina si bungsu Stefanus menoleh, si kakak tertua berdiri di sebelahnya dengan raut yang berbeda membuat alis Claudya menyatu.

"Ada apa dengan wajah-mu itu?" Heran si adik.

"Aku ingin kau benar-benar menjauhi Madava" ujar Jarell, tatapan-nya lurus ke depan sana.

"Berikan alasan yang logis" sahut Claudya ikut menatap ke depan.

"Such a dumb girl, alasan logis apa lagi yang kau butuhkan? Kau melihat dan mendengar langsung kalau Madava memilih Evelyne. He's claimed her, he's prove it. Dia menandai Evelyne, dia juga mengakui perbuatan-nya dan kau disini masih berharap dia akan kembali padamu? Jangan bodoh" Jarell menatap lekat Claudya yang menghela nafas panjang.

"Haruskah..?" Gumaman lirih itu keluar dari bibir si adik.

Grep!

Jarell menarik Claudya ke dalam dekapan, mengelus sayang surai si bungsu dan mengecup-nya sekilas.

"Aku hanya ingin yang terbaik untuk-mu, kau tak akan bahagia jika tetap memilih untuk mengejar Madava. He's not yours anymore, he has he's own destiny.. lupakan perasaan-mu untuknya, okay? Let it go, sweetheart" Jarell berbisik pelan.

Claudya ingin menolak namun ucapan si sulung benar adanya, Madava bukan milik Claudya lagi. Dia punya takdirnya sendiri dan Claudya mau tak mau harus melepaskan sosok yang ia cintai itu, dengan sangat terpaksa. Lengan Claudya bergerak memeluk pinggang Jarell, ia menyusupkan wajah di dada bidang kakak-nya membuat Jarell tersenyum kecil.

"Lepaskan dia, hm?" Claudya tak menyahut namun si sulung Stefanus dapat merasakan anggukan dari adik bungsu-nya.

"Wise choise, jangan khawatir.. kau akan baik-baik saja tanpa dia" Jarell menempatkan dagu di atas kepala Claudya, ia pejamkan mata dan semakin erat memeluk tubuh kecil sang adik.

🍷🍷🍷

Wussh

Friska berdecak kesal dengan kelakuan random Madava, kemana laki-laki ini akan membawa-nya pergi? Mereka melesat tak tentu arah, bukan mereka, lebih tepatnya Friska dibawa melesat oleh si bungsu Nathanael tanpa ijin.

"Kemana kau akan membawa-ku, bodoh?" Friska bertanya kesal.

"Astaga, mulut-mu itu" Madava menoleh dan menggeleng.

"Jawab!" Desis Friska.

"Jalan-jalan" ujar Madava.

"Kau--"

"Hi"

Friska-Madava menoleh serempak pada Sylas yang muncul entah dari mana, si gadis tersenyum berbeda dengan Madava yang kini matanya berkilat marah.

[✔️] HALF OF METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang