8. The Courious Is Gone

1.3K 162 0
                                    

"Friska?" Perhatian Friska beralih ke Minela yang mendekat, si putri tersenyum simpul.

"Kenapa, sayang?" Tanya si bunda mengusap lembut rambut panjang Friska.

"Tidak apa-apa, bunda" jawab Friska.

Minela tersenyum dan masih setia mengusap rambut sang putri beberapa saat ke depan sebelum pertanyaan dari Friska membuat gerakannya terhenti.

"Bunda, apa aku harus menjadi vampir jika kembali pada mereka?" Pertanyaan itu sukses menimbulkan getaran aneh di hati Minela, Friska menatap sang bunda dengan tatapan bertanya.

"Kau mulai menyadarinya, nak?" Gumam Minela.

"I think so, pagi tadi kalung yang kukenakan ini memperlihatkan kejadian dimana bunda dan ayah menerima aku dari mereka di tepi hutan yang aku yakin bukan hutan dalam kota ini" ujar Friska memegang kalungnya.

Minela menelan salivanya dengan berat, itu artinya Friska telah mengetahui siapa orang tua kandungnya dan mungkin mulai menerima takdirnya sendiri. Minela tidak rela, Minela jadi takut kehilangan gadis cantik yang telah dia anggap sebagai putri kandungnya ini.

"Now i know why.. aku paham kenapa mereka menitipkan aku pada bunda dan ayah, they're try to protect me and keep me far away from danger" Friska kembali berujar. Hati Minela terasa di remas mendengar ucapan Friska, dia mulai berpihak pada Joanna-Hugo sekarang.

"Aku telah menjadi anak durhaka, aku membentak mereka" Friska bergumam seraya menundukkan kepala.

"No, baby, kau tidak salah nak"

Minela meraih dagu Friska, mengangkat wajah si putri yang matanya kini telah berkaca-kaca. Minela tersenyum, mengusap kedua pipi putih Friska.

"Bunda yakin mereka paham, mereka pasti memaklumi itu" ujar Minela.

Friska beringsut mendekat dan memeluk Minela erat, menyamankan diri dalam dekapan sang bunda. Minela mengusap sayang rambut Friska, perasaannya mulai gelisah.

"Apa aku harus ikut mereka, bunda?" Suara Friska terdengar begitu pelan di telinga si bunda.

"Kau mau ikut mereka?" Minela bertanya balik dengan perasaan yang kini berantakan.

"I don't know" Friska menggeleng dalam pelukan Minela.

"Fikirkan dengan matang sebelum kau mengambil keputusan sayang, langkah yang kau ambil kali ini akan mengubah hidupmu untuk selamanya"

Ucapan Minela membuat Friska terdiam sejenak, benar, ini adalah pilihan untuk masa depan Friska sendiri. Jika dia tak ikut, dia akan menjadi manusia untuk beberapa saat atau mungkin selamanya namun jika dia ikut maka jelas dia akan menjadi vampir seperti orang tua kandungnya. Kedua pilihan itu berakhir sama, Friska akan menjadi bagian dari 2 bangsa.

"Friska.. bunda mohon, fikirkan dengan baik ya? I won't lose you, baby" lirih Minela mengeratkan pelukannya.

Friska tersenyum, matanya terpejam menikmati pelukan erat sang bunda yang merawatnya sejak dia bayi. Friska sangat menyayangi Minela, lebih dari apapun dan berpisah dengan Minela akan menjadi hal terberat yang mungkin tidak bisa Friska lalukan. Dia sangat bergantung dengan sang bunda.

"Me too, aku juga tidak mau kehilangan bunda" Friska ikut berujar lirih.

Minela tersenyum sendu, sampai kapanpun Friska adalah putrinya. Sekalipun dia tak lahir dari rahim Minela, Friska akan tetap menjadi putri Minela dan tak ada yang bisa mengubah hal itu.

🍷🍷🍷

Madava berdiam diri di balkon kamar, seperti biasa retina merahnya tertuju pada si dewi penerang malam. Bayangan mata biru itu terlintas di otak Madava, mata biru yang dimiliki oleh Friska. Madava berdecak, kenapa mata biru gadis manusia itu terus menghantui segela kegiatan si bungsu Nathanael? Apa yang terjadi sebenarnya?

[✔️] HALF OF METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang