Baik Bai Lintian maupun Feng Xun menatap Lu Suming tanpa kata. Perkataan Lu Suming sebenarnya menyinggung mereka, terutama Feng Xun.
Hei, dia adalah pria terhormat dari Akademi Sihir Jianlong, dan dia baru saja menghadapi situasi dimana nyawanya bisa melayang kapan saja, tapi bahkan orang yang hendak menjadi penyebab kematiannya sama sekali tidak menganggapnya serangan terkuatnya serius.
Lelucon macam apa ini?!
Feng Xun hanya bisa mengumpat di dalam hatinya, atau dia akan kehilangan nyawanya. Tanpa ragu dia yakin bahwa pria berjas itu dapat membunuhnya hanya dengan menjentikkan jarinya, semudah itu.
Meng Fei menatap ketiganya tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dia menyukai karakter Lu Suming yang lugas dan tanpa ragu, untung saja dia memilih Lu Suming sebagai asisten pribadinya.
"Sudahlah, apapun itu sekarang aku masih hidup..." ujar Feng Xun menggelengkan kepalanya pelan.
Sesaat kemudian dia kembali melirik Bai Lintian beserta dua orang lainnya. Pria yang baru saja menyerangnya tidak lain adalah pria yang dia lihat dari sudut pandang Bai Lintian sebelumnya, tapi mengapa pria itu bersama Bai Lintian sekarang? Siapa pula gadis remaja berpakaian sederhana itu?
"Meng Fei, tuan Lu, dia adalah Feng Xun, salah satu guru yang dulu mengajar di Akademi Sihir..." ucapnya, kemudian dia beralih melirik Feng Xun, "guru Feng, mereka adalah Meng Fei dan tuan Lu Suming, orang yang akan membantuku memusnahkan klan Mo."
Mendengar itu, sekali lagi Feng Xun melirik Lu Suming. Dia akui bahwa kekuatan pria bernama Lu Suming ini sangat kuat, jauh lebih kuat dibandingkan Jenderal Agung Bai. Tapi mengapa Bai Lintian harus mengajak gadis bernama Meng Fei itu? Dilihat dari sisi mana pun, tidak ada yang spesial mengenai dirinya selain fakta bahwa gadis remaja itu memiliki penampilan yang sangat menawan.
Melihat bagaimana Feng Xun menatap Meng Fei, dia tahu bahwa mantan pengajarnya itu meragukan Meng Fei. Kemudian dia berkata, "tuan Lu datang berkat permintaan Meng Fei, jadi guru tidak perlu khawatir tentang dia. Adapun siapa Meng Fei, dia adalah bos tuan Lu."
Kali ini kedua bola mata Feng Xun sedikit melebar. Bagaimana bisa gadis yang terlihat begitu rapuh ini sebenarnya adalah bos dari pria yang bisa membunuhnya dengan mudah?
Tapi sesaat kemudian dia menghela napas pelan. Sudahlah, lagipula itu bukan urusannya.
Fakta Lu Suming akan membantu Bai Lintian membalaskan dendam kakeknya membuat hati Feng Xun merasa lega. Karena dengan begitu kemenangan sudah pasti ada di tangan Bai Lintian. Sebagai orang yang cukup dekat dengan Jenderal Agung Bai, dia juga ingin membalaskan dendam Bai Wu, tapi sayangnya kekuatan klan Mo terlalu hebat, ditambah dengan kekuatan Akademi Sihir Jianlong yang baru saja mereka rebut.
Aliansi Sihir tidak bisa berbuat apapun terhadap mereka. Namun semua kekhawatiran itu tidak ada gunanya jika pria bernama Lu Suming ini membantu mereka.
"Sebaiknya kita langsung pergi ke klan Mo sekarang," ujar Meng Fei tiba-tiba.
"Baiklah..." kali ini mereka tidak berjalan kaki, melainkan terbang di udara.
Meng Fei yang telah belajar bagaimana caranya terbang, mempraktikkannya tanpa mengeluarkan sepatah kata. Tubuh kecilnya perlahan melayang di ketinggian langit mengikuti Lu Suming.
Feng Xun yang melihat itu semakin terkejut, "dia sudah berada di tahapan Bumi?! Usianya bahkan lebih muda darimu, tapi bagaimana bisa..."
"Yah... Itulah alasannya mengapa aku meminta bantuannya, meski harga yang dibayar cukup mahal..." jawab Bai Lintian santai. Dia melompat dengan cepat di antara pepohonan, dia masih berada di tahapan tinggi tingkat awal, masih tidak mungkin baginya untuk terbang di atas langit.
Meski begitu kecepatannya tidak lebih lambat dari kecepatan terbang Lu Suming dan Meng Fei. Diikuti oleh Feng Xun yang mengikutinya dari belakang. Seperti dirinya, Feng Xun masih berada di tahapan tinggi tingkat puncak, selangkah lagi dari tahapan Bumi.
Jarak dari lokasi mereka ke kediaman klan Mo membutuhkan 2 jam perjalanan dengan terbang di langit.
Begitu mereka berempat sampai di kediaman klan Mo, terlihat sebuah pesta megah di Aula Klan yang dipenuhi oleh orang-orang dari berbagai kalangan. Mereka bersenang-senang tanpa mengetahui ada bahaya yang mendekatinya.
Di langit, Meng Fei dan Lu Suming berhenti di sebuah atap rumah yang cukup tinggi, sehingga mudah bagi mereka untuk melihat pemandangan megah di depannya. Begitu juga dengan Feng Xun dan Bai Lintian.
Melihat pesta megah di adakan setelah kematian kakeknya, kemarahan Bai Lintian semakin memuncak.
Mereka baru saja membunuh kakeknya, satu-satunya keluarganya, dan mereka merayakannya?!
Tiba-tiba Meng Fei melayang ke arah pesta tanpa takut orang-orang dari klan Mo akan menyadari kehadirannya. Sementara raut wajahnya tetap tenang dan tanpa ekspresi, hatinya penuh dengan gemuruh kebahagiaan.
Akhirnya dia bisa menggunakan kekuatannya dengan bebas! Persetan dengan kematian kakek Bai Lintian, pria remaja tampan itu bukan keluarga ataupun temannya, mengapa dia harus repot-repot bersimpati kepadanya? Cepat atau lambat kemalangan akan datang kepada setiap orang, adalah pilihan orang itu untuk menerima kemalangan itu atau mencoba menyingkirkannya.
Tanpa banyak kata, Meng Fei melepaskan aura spiritualnya. Kedua tangannya terangkat ke arah langit, tiba-tiba gemuruh lantang terdengar nyaring dari langit. Cuaca yang semula cerah langsung redup gelap, gelegar suara petir menggema ke seluruh penjuru kediaman klan Mo.
Saat itu pula orang-orang yang hadir di klan Mo langsung menyadari kehadiran seorang tirani yang terbang di atas langit. Ketika aura spiritual menghantam setiap anggota klan Mo dan para tamu undangan pesta, mereka menjerit tidak percaya.
"Astaga! Siapa yang menyebabkan kekacauan di kediaman klan Mo secara langsung?! Apakah mereka cari mati?!"
"Tunggu, ini adalah aura miliki seorang penyihir tahap Langit! Bagaimana bisa ada penyihir yang sudah berada di tahapan Langit di Kekaisaran Bumi?!"
"Hei, apa aku tidak salah lihat? Dia hanya seorang gadis belaka, tapi kekuatannya sudah mencapai tahap Langit, ini tidak mungkin benar!"
Bai Lintian dan Feng Xun yang masih bersembunyi terkejut saat aura spiritual Meng Fei merembes keluar dari tubuh Meng Fei.
"Aku pikir dia hanya berada di tahapan Bumi, tapi ternyata sudah berada di tahap Langit! Siapa identitas Meng Fei sebenarnya? Dia benar-benar bisa menyembunyikan kekuatannya dengan baik!" Bai Lintian berseru terkejut.
Hanya ada satu orang yang telah berada di tahapan Langit di Kekaisaran Bumi, orang itu tidak lain adalah Kaisar Leng, Penguasa Kekaisaran Bumi yang disegani dan ditakuti oleh semua penduduk Kekaisaran Bumi.
"Lintian, bagaimana kau bisa mengenal gadis mengerikan seperti dia? Kekuatannya benar-benar diluar nalar! Bahkan sejak Kekaisaran Bumi diciptakan, tidak ada orang yang berhasil menerobos ke tahapan Langit di usia yang begitu muda. Paling muda saja berada di usia ratusan, dan gadis bernama Meng Fei ini hanya berusia 15 tahun!" Feng Xun benar-benar ingin tahu bagaimana Bai Lintian dan Meng Fei bertemu. Sungguh suatu keberuntungan bahwa Meng Fei tidak memiliki permusuhan terhadap Bai Lintian, karena kalau iya, itu akan sangat berbahaya.
Meng Fei menatap orang-orang di bawah kakinya datar, dia berkata, "sepertinya kalian merayakan kemenangan kalian terlalu cepat, apa kalian semua tidak khawatir cucu Jenderal Agung Bai akan membalas dendam?"
Salah satu penatua klan Mo menatap Meng Fei dan membalas, "itu adalah urusan kami, Dewi. Dewi tidak seharusnya terlibat dalam perselisihan kecil ini."
Meng Fei tanpa sadar mengangkat kedua alisnya. Astaga, dia dipanggil 'Dewi' oleh orang lain. Ya... dia memang Dewi idaman SMP Qingzhi, jadi tak ada salahnya orang lain memanggilnya begitu.
"Ouh, kalau begitu sayang sekali... Seseorang datang untuk meminta bantuanku, dia terlihat begitu putus asa, bagaimana aku bisa menolak permintaannya. Jadi aku datang untuk mengabulkan permintaannya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang Dewi
Adventure!!BUKAN TERJEMAHAN!! ⭕Karya Original⭕ Genre: Urban, Fantasy, Female Lead, Strong, Super Rich, Super Power. Ada seorang wanita yang disebut sebagai Sang Dewi, dia adalah Ratu sekaligus penguasa alam. Dia dapat mengendalikan semua elemen alam sesuka...