38

1.2K 157 0
                                    

"Lu Suming, cari dimana adik temanku, namanya Hao Na. Aku akan mengirimkan identitas lengkapnya kepadamu lewat pesan..."

Meng Fei langsung pergi bersama dengan Gao Yang, usai menutup panggilan Hao Ai, dia menelepon Lu Suming dan memintanya untuk mencari keberadaan Hao Na. Dengan jaringan yang dimiliki oleh Direktur Utama Jishi Enterprise, seharusnya mudah bagi Lu Suming untuk melacak keberadaan Hao Na.

Gao Yang mengendarai mobilnya dengan kecepatan 100km/h, dia dengan mudah menyalip beberapa mobil yang berlaku lalang di jalan raya. Kecepatannya membuat para polisi lalu lintas khawatir, dan hasilnya? Mobil yang tengah dikendarai oleh Gao Yang dan Meng Fei itu dikejar oleh tiga mobil polisi dengan kecepatan yang hampir sama.

Namun Gao Yang mengabaikannya, dia tahu dengan baik betapa loyal bos-nya terhadap teman-temannya. Mengenai mobil polisi yang mengejar mereka, dia akan mengurusnya nanti.

Rumah Hao Ai berada tidak terlalu jauh dengan SMP Qingzhi. Setelah berkendara kurang lebih lima menit, akhirnya Meng Fei sampai di depan rumah tua yang kondisinya sedikit lebih baik daripada rumah Meng Fei dulu. Itu adalah rumah keluarga Hao Ai.

"Hao Ai!" teriak Meng Fei, mengetuk pintu rumah keras. Hao Ai langsung membuka pintunya dan memeluk Meng Fei sambil menangis keras.

"Feifei! Adikku... Adikku menghilang! Bagaimana ini?!" isak Hao Ai, Meng Fei menepuk pelan punggung Hao Ai. Dia tahu dengan baik seberapa sayangnya temannya ini terhadap adiknya, prioritas utama Hao Ai adalah Hao Na.

Wajar saja jika Hao Ai begitu terpukul ketika mengetahui bahwa Hao Na kemungkinan besar mengalami masalah di luaran sana. Terlebih usia Hao Na masih 12 tahun, usia rentan penculikan oleh oknum-oknum jahat yang berkeliaran mencari mangsa.

"Tenanglah, aku sudah meminta asisten ku untuk mencari keberadaan Hao Na. Bagaimana paman dan bibi? Mereka baik-baik saja?" tanyanya. Jika Hao Ai saja se-terpukul ini, bagaimana dengan kedua orang tuanya? Dia tentu saja khawatir dengan keadaan kedua orang tua Hao Ai.

"Ibu pingsan, dia ada di kamarnya sekarang. Sedangkan ayah sedang pergi ke polisi untuk membuat surat pencarian anak. Seharusnya dia kembali sebentar lagi..." jawab Hao Ai masih terisak pelan.

Meng Fei menganggukkan kepalanya mengerti, "baiklah, kau harus tenang. Aku yakin Hao Na tidak akan bertemu dengan orang jahat..."

Hao Ai hanya bisa menganggukkan kepalanya penuh harap, semoga saja apa yang dikatakan oleh Meng Fei benar. Dia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika sampai Hao Na terluka karena kelalaiannya sebagai seorang kakak.

"Kita temani saja ibumu, ayok!"

Keduanya memasuki kamar ibu Hao Ai, Yu Jiu. Wanita paruh baya itu tertidur di atas kasur kapuk yang sudah usang, warna wajahnya pucat, mungkin karena keterkejutan yang dialaminya. Usia Yu Jiu sebenarnya hanya enam tahun lebih tua dari Meng Qi, tapi rambut beruban nya membuatnya tampak seperti seorang wanita berusia 50 tahunan.

Ponsel di saku Meng Fei bergetar, orang yang memanggilnya adalah Lu Suming. Meng Fei dengan cepat menerimanya, suara Lu Suming terdengar dari seberang sana.

"Bos, adik teman bos, Hao Na, diculik oleh geng yang ada di wilayah timur kota. Saya akan mengirimkan alamat penculikannya kepada bos..." ujar Lu Suming tegas.

"Baiklah, kau bisa pergi ke sana terlebih dahulu. Kita akan bertemu di lokasi penculikan," balas Meng Fei lalu menutup panggilannya sepihak.

Hao Ai yang duduk di samping Meng Fei bisa mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu. Dia melebarkan kedua matanya tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar, "apa? Apakah Hao Na diculik?" tanya Hao Ai memastikan.

Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang DewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang