Hari itu Meng Fei hanya beristirahat total di rumahnya, dia keluar kamar hanya untuk makan dan mandi serta sesekali menonton siaran di televisinya yang sudah tua.
Ketika sore tiba, Qiu Ning yang sudah pulang sekolah datang menjenguknya. Melihat kedatangan Qiu Ning, tentu saja Meng Fei senang. Dengan begitu dia tidak akan kebosanan sendirian di dalam kamarnya.
"Feifei, aku menyesal kemarin aku tidak datang ke sini. Aku harus kerja kelompok untuk tugas minggu depan, dan sayangnya tugas itu selesai jam 9 malam, jadi aku tak ada waktu untuk menjenguk mu. Jadi, sebagai permintaan maaf, aku membawa roti bakar kesukaan mu ini."
Gadis bertubuh mungil itu dengan wajah berserinya membuka kresek transparan yang berisi kotak roti bakar. Roti bakar yang dibelinya adalah roti bakar favorit Meng Fei, jadi dia membelikannya khusus untuk sahabatnya itu.
"Kau curang. Baiklah, karena kau berbaik hati membelikan ku roti bakar, aku akan memaafkan mu."
Keduanya bercengkrama membahas banyak hal, dari mulai tugas sekolah yang menumpuk sampai masalah asmara yang bersangkutan dengan hati. Memikirkan tentang hubungan asmara, Ming Tian tidak lagi menghubunginya setelah kemarin malam.
Dia mengira kalau mantannya itu tengah bermain dengan pacar barunya, tapi sayangnya dia tidak peduli. Biarkan itu menjadi urusan Ming Tian sendiri.
"Beberapa hari ini aku melihat Ming Tian berduaan dengan Jian Hua. Aku curiga mereka berdua selingkuh di belakangmu..." ucap Qiu Ning sambil mengernyitkan dahinya memasang raut wajah curiga.
"Ming Tian memang berselingkuh dariku..." balas Meng Fei dengan santai sambil memakan roti bakar yang ada di tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya sibuk memainkan ponsel tua nya.
Ucapan Meng Fei sukses membuat Qiu Ning terkejut, "apa?! Ming Tian berselingkuh? Sudah aku duga, mereka berdua tidak malu menunjukkan kemesraan mereka di depan banyak orang. Tapi... Bagaimana kau tahu?"
"Aku melihatnya sebelum aku kecelakaan, sebenarnya Ming Tian lah yang membuatku mengalami kecelakaan itu. Tapi aku juga tidak bisa menyalah— Ningning, kau akan kemana?"
Qiu Ning yang tiba-tiba berdiri dan hendak ke luar dari kamarnya dihentikan oleh pertanyaan Meng Fei, dia menjawab, "aku akan membunuh Ming Tian itu! Dia telah membuatmu mengalami kecelakaan, bagaimana bisa aku tetap tenang? Kau juga, apa kau akan diam saja diperlakukan seperti ini?"
Melihat sahabatnya marah karena masalah yang menimpanya membuat hatinya tersentuh. Dia tertawa pelan sambil menepuk-nepuk tangan Qiu Ning pelan, "tidak perlu, aku sudah punya rencana ku sendiri. Aku akan bertindak seolah tidak ada yang terjadi sampai aku sekolah nanti, aku ingin dia bersenang-senang dulu sebelum menerima pembalasan dariku..."
"Aku akan membantumu!"
Keduanya terus mengobrol sampai malam pun tiba tanpa mereka sadari. Dari arah dapur, Meng Qi berteriak, "Feifei, Ningning, makanlah dulu."
"Baik bu!"
"Siap, bibi Meng!"
Malam itu suasana di dalam rumah Meng Qi cukup ramai, Qiu Ning dan Wang Shiyu, teman Meng Qi, memeriahkan rumah. Sesekali para tetangga yang lewat akan mampir sebentar untuk ikut bercengkrama dan bergosip.
Ketika malam semakin larut, jalanan komplek pun semakin sepi. Hanya mereka yang bertugas ronda malam yang tetap terjaga dan berkeliaran di luar rumah, memastikan kalau komplek sekitar aman dari bahaya.
Di kamarnya, Meng Fei kembali memainkan ponselnya dan mengirim uang ke bank swiss senilai 100 juta dolar, tentu saja dengan akun anonim yang dia buat. Dia merasa bersalah karena aksi hacker nya dua hari yang lalu, bagaimanapun jumlah 100 juta dolar bukan jumlah yang sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang Dewi
Aventura!!BUKAN TERJEMAHAN!! ⭕Karya Original⭕ Genre: Urban, Fantasy, Female Lead, Strong, Super Rich, Super Power. Ada seorang wanita yang disebut sebagai Sang Dewi, dia adalah Ratu sekaligus penguasa alam. Dia dapat mengendalikan semua elemen alam sesuka...