63

1.1K 163 12
                                    

Jian Hua yang mendapat tiga tamparan keras dari Meng Fei, tentu saja tidak terima. Namun setelah Meng Fei mengatakan kalimat itu padanya, tanpa sadar dia mulai ketakutan. Sosok Meng Fei yang dulu mudah untuk diganggu, nyatanya sekarang berbanding terbalik 180 derajat.

Jian Hua hanya bisa menatap ke arah gerombolan Meng Fei yang perlahan menjauh dari kantin. Dia mengepalkan tangannya erat, tidak mungkin dia membiarkan Meng Fei mempermalukannya begitu saja. "Aku pasti akan membalasnya, tunggu saja, jalang..."

Sesampainya di dalam kelas, Meng Fei melihat Lan Xing sudah berganti pakaian dibantu oleh Qiu Ning. Hanya saja rambutnya masih cukup basah dan bau amis. Meng Fei mengeluarkan parfum dari dalam tasnya, lalu menyerahkannya kepada Lan Xing. "Gunakan ini."

Lan Xing menatap Meng Fei dengan tatapan terima kasih, "terima kasih, Feifei. Jika saja kamu tidak punya seragam cadangan, mungkin aku harus terus berada di sekolah dengan keadaan seperti tadi."

"Jangan sebutkan itu, aku hanya tidak ingin sahabatku dipermalukan," balas Meng Fei sambil tersenyum ringan.

"Ngomong-ngomong, kau tadi terlihat sangat keren saat menampar Jian Hua. Dia terlihat terkejut karena mungkin dia tidak mengira kau akan main tangan dengannya," ujar Hao Ai dengan antusias.

"Salahnya sendiri karena menyiram Lanlan begitu," sahut Qiu Ning terlihat kesal. Dia ingin menampar Jian Hua juga, tapi sayangnya dia tidak seberani Meng Fei untuk memulainya.

Di saat ketiga sahabatnya masih sibuk membahas perilaku Jian Hua yang sudah keterlaluan, Meng Fei diam-diam mengirim pesan kepada Lu Suming.

Meng Fei: Blokir semua jalur bisnis Diqian Group. Anak Dirut Diqian telah menganiaya sahabatku.

Lu Suming: Baik, bos.

Meng Fei tidak sebaik hati itu membiarkan Jian Hua yang telah berani-beraninya mempermalukan Lan Xing lepas begitu saja hanya setelah menerima tiga tamparannya. Sudah cukup Jian Hua menjadi benalu di hubungannya dengan Ming Tian, tapi sekarang gadis licik itu bahkan berani mengusik sahabatnya.

Ketika sore tiba, bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, menandakan sudah waktunya semua siswa-siswi pulang ke rumahnya masing-masing.

Harusnya hari itu Gao Yang menjemputnya, tapi sayangnya kondisi kesehatan Gao Yang kurang baik dan Lin Tian sedang mengantar ibunya ke tempat kursus memasak.

Untungnya jam sekolah SMA Zhenhua juga berakhir di waktu  yang hampir sama dengan pulang sekolah SMP Qingzhi. Jadi Meng Fei meminta Bai Lintian untuk menjemputnya, lagipula perjalanan mereka memang searah karena rumah baru Bai Lintian juga berada di Lumeng Luxury.

Hao Ai, Lan Xing dan Qiu Ning pulang terlebih dahulu. Awalnya Qiu Ning mengajak Meng Fei untuk pulang bersama, tapi Meng Fei menolaknya. Dia tidak ingin menyusahkan sahabatnya itu karena seharusnya Qiu Ning pergi ke kios yang baru didirikan oleh ayahnya, Qiu Zhen.

"Hmm~~ hmm~~"

Sambil menunggu Bai Lintian menjemputnya, Meng Fei bersenandung pelan. Kepalanya dia tengadahkan ke atas langit, menatap lembayung langit yang kian menguning karena pancaran sinar matahari tenggelam.

Beberapa saat kemudian, Bai Lintian datang mengendarai motor kesayangannya. Dia berhenti tepat di depan Meng Fei, fitur wajahnya yang tertutupi oleh helm membuat orang lain tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas.

Tanpa banyak kata, Meng Fei menaiki motor Bai Lintian setelah memasang helm yang diberikan oleh Bai Lintian kepadanya.

Beberapa siswa-siswi yang masih ada di sekitaran sekolah melihat sang Dewi sekolah mereka dijemput oleh pria bermotor. Meski penasaran, mereka tidak berani mendekati Meng Fei secara langsung.

Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang DewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang