50

1K 145 3
                                    

Baik itu Meng Shao maupun Xin Shu, keduanya sangat memuja putra-putra mereka, karena hanya dengan melahirkan seorang pria, masa depan keluarga Meng bisa lebih terjamin.

Anak pertama dan anak kedua mereka beruntungnya berjenis kelamin pria, tapi sayangnya ketika Xin Shu melahirkan anak ketiga, dia melahirkan seorang bayi perempuan, bayi yang tidak pernah dia harapkan sama sekali.

Meski begitu dia masih mengasuh Meng Qi dengan baik, walau jelas Meng Wang dan Meng Zhao menerima kasih sayang orang tua mereka lebih banyak ketimbang Meng Qi.

Meng Qi juga tidak banyak melawan, dia tidak pernah membangkang kepada kedua orang tuanya, dia selalu patuh dan mendengarkan apa kata mereka, sampai dia mengandung Meng Fei.

Saat itu lah baik Meng Shao maupun Xin Shu memperlihatkan ketidaksukaan mereka terhadap Meng Qi secara langsung. Kebencian mereka terus bertambah setelah Meng Fei lahir, hingga puncaknya Meng Shao mengusir anak perempuannya bersama dengan Meng Fei.

Namun siapa yang akan mengira bahwa kedua nyawa yang mereka usir kala itu akan menjadi sangat kaya dan berjaya sekarang. Di saat Meng Wang kehilangan pekerjaannya, dan tidak bisa memenuhi keinginan kedua orang tuanya, Meng Qi dan Meng Fei dapat menghabiskan uang sesuka hati mereka.

Di mata Meng Shao, anak lelaki dapat menghasilkan lebih banyak uang, sedangkan anak perempuan hanya akan menjadi beban. Tapi situasinya berbalik sekarang.

Setelah mengetahui bahwa Meng Qi menolak meminjamkan lebih banyak uang kepada Meng Wang, Meng Shao dan Xin Shu berencana untuk pergi ke rumah Meng Qi dan membantu Meng Wang. Bagaimanapun mereka bisa hidup sampai sekarang karena gaji yang Meng Wang terima setiap bulannya. Jika Meng Wang tidak bekerja, bagaimana mereka bisa makan?

Sementara itu di kediaman Meng Qi dan Meng Fei, Meng Qi menatap nanar ke arah jendela besar yang menghadap langsung ke jalan utama. Dia masih melihat saudara lelakinya dan kakak iparnya duduk di pinggiran jalan, seolah mereka berharap gerbang rumahnya terbuka untuk mereka.

Melihat itu, Meng Qi menghela napas berat. Rasanya sulit membiarkan saudaranya sendiri menderita di saat dirinya dapat mengulurkan bantuan dengan mudah, tapi dia tidak bisa melupakan masa-masa sulitnya di rumah keluarganya sendiri.

"Ibu, kelas memasak ibu akan segera dimulai sebentar lagi, mengapa ibu masih di sini?" tanya Meng Fei yang baru saja menyelesaikan beberapa pekerjaan rumahnya.

Sekarang sudah hampir jam 4 sore, itu artinya Meng Qi harus segera pergi untuk memulai kelas memasaknya jam 4 nanti.

"Bagaimana dengan paman dan bibi mu? Apa kita harus membiarkan mereka berdua seperti itu sepanjang sore?" tanya Meng Qi keluar dari topik awal pembicaraan.

Meng Fei menjawab dengan ringan, "itu pilihan mereka sendiri untuk tetap di sana, kita juga tidak memaksa mereka untuk tinggal. Tapi jika ibu ingin mereka duduk santai di dalam rumah, ibu bisa membuka gerbang membiarkan mereka masuk."

Meng Fei sudah jelas membenci Meng Wang dan Li Xia, tapi dia tidak bisa memaksa ibunya juga membenci saudara lelakinya. Dia hanya mencoba untuk mengingatkan kembali apa yang keluarga Meng lakukan kepada mereka di tahun-tahun itu.

"Sudahlah. Itu pilihan mereka sendiri untuk tetap tinggal di sana, seperti katamu, kita tidak memaksa mereka tinggal. Ibu akan bersiap sebentar. Sore ini kau ada jadwal keluar?"

Meng Qi berusaha untuk bersikap acuh tak acuh terhadap Meng Wang dan Li Xia.

Meng Fei menggelengkan kepalanya, "sepertinya tidak ada. Dan meskipun iya, paling aku hanya pergi bermain bersama teman-teman ku."

Meng Qi pergi ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya menjadi lebih rapi. Kemudian Lin Tian mengantarkan nyonya rumahnya ke tempat dimana kelas memasak berada.

Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang DewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang