13

1.6K 219 1
                                    

Meng Fei tak habis pikir dengan neneknya. Dia telah membuang ibunya dan menelantarkan mereka, tapi sekarang nenek tua itu mengungkit hubungan ibu-anak dengan ibunya?

Meng Qi sendiri di sisi lain terdiam, bukan karena dia terharu karena akhirnya ibunya menganggapnya, tapi karena dia malu memiliki sosok ibu yang sekarang ada di depannya ini. Raut wajahnya mengeras karena dia tak tahu harus berkata apa, dia benar-benar kehabisan kata-kata.

Melihat Meng Qi yang masih diam, baik itu Meng Shao maupun Meng Wang menganggap Meng Qi setuju dengan permintaan Xin Shu. Meng Wang menolehkan kepalanya ke arah Xin Shu dan berkata, "Shu, nanti tolong masukkan semua keperluan ku kedalam koper, Wang yang akan mengantarkan mu pulang. Aku akan melihat-lihat kamar di sini untuk kita tinggal..."

Meng Fei yang melihat itu terkekeh pelan, sungguh pemandangan yang sangat lucu melihat sekumpulan orang bodoh ini bertindak layaknya seorang raja di dalam rumahnya. Sepertinya dia harus mempertegas siapa sesungguhnya pemilik rumah ini.

"Siapa yang bilang kalian bisa tinggal di sini? Ini rumah kami, dan tanpa persetujuan kami, kalian bahkan tidak akan bisa menyentuh gerbang depan rumah. Benar-benar lelucon melihat kalian menganggap rumah ini sebagai rumah kalian..." perkataan Meng Fei sukses membuat ke empat orang itu emosi.

"Fei! Aku kakekmu, berani sekali kau bicara seperti itu padaku! Dan juga ibumu adalah anakku, seperti yang nenekmu bilang, semua hartanya adalah milik kami berdua. Kau tidak berhak ikut campur urusan dewasa!" Bentak Meng Shao penuh amarah.

Kedua mata Meng Fei menatap Meng Shao tajam, sentuhan dingin bisa pria tua itu rasakan saat bola mata ungu sejernih kristal itu menatapnya intens, entah kenapa dia merasa seluruh tubuhnya merinding saat itu.

"Kakek? Jika bukan karena ibuku masih menganggap mu sebagai ayahnya, tidak sudi aku memanggilmu dengan sebutan menjijikan itu. Ketika aku masih kecil, kalian semua selalu membentak ku, memarahiku hanya karena alasan sepele, bahkan memukulku. Aku sama sekali tidak ingat kapan kau memperlakukan ku layaknya seorang cucu, karena kau memang tak pernah melakukannya. Dan sekarang kau dengan tidak tahu malunya mengatasnamakan kekeluargaan untuk mendapatkan rumah ini? Percaya atau tidak, aku bisa meminta polisi untuk berurusan dengan kalian jika aki mau."

Perkataan panjang lebar yang Meng Fei lontarkan membuat Meng Shao dan Xin Shu terdiam, karena apa yang dikatakan oleh gadis itu benar. Mereka tidak pernah memperlakukan Meng Fei sebagai cucu mereka, sampai mereka menemukan Meng Qi tiba-tiba menjadi seseorang yang sangat kaya.

Harga diri mereka yang tinggi membuat Meng Shao maupun Xin Shu enggan mengakui kesalahan mereka. Meski begitu, masih ada Meng Wang yang membantu orang tuanya melawan Meng Fei, "dasar anak yang tidak berpendidikan! Apapun itu, fakta bahwa mereka adalah kakek nenekmu tidak dapat disangkal! Darah keluarga Meng mengalir di tubuhmu, bagaimana bisa kau mengatakan itu pada kakek dan nenekmu?!"

"Benar! Adik ipar, apa kau sama sekali tidak menyekolahkan anakmu yang kurang ajar ini, dia sam—"

—plak!

Meng Qi dengan keras menampar pipi Li Xia dengan tangannya sampai tangannya memerah. Dia berkata marah, "sudah kubilang jangan pernah menghina anakku! Aku mengurusnya dari kecil tanpa bantuan kalian, di saat kalian semua sibuk merayakan festival, aku dan Feifei sibuk mencari makanan untuk kehidupan sehari-hari kami! Di saat kalian sibuk liburan, aku harus mengurus anakku yang sakit seorang diri. Ayah, ibu, aku masih menganggap kalian orang tuaku sampai sekarang, aku berusaha menjaga sopan santun ku di hadapan kalian. Tapi yang aku dapatkan hanya hinaan dan hinaan! Tidak hanya aku, anakku yang tidak bersalah pun kalian cerca. Sebelumnya aku percaya kalau kalian mungkin akan membuka hati pada kami suatu hari nanti, tapi sepertinya itu hal yang mustahil. Ayah, lebih baik kau fokus dengan kedua anak laki-laki mu itu. Jangan pernah muncul di hadapan kami lagi!"

Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang DewiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang