Seorang pria paruh baya duduk di kursi mobilnya dengan kaki menyilang, dia menopang dagunya dengan tangannya sambil menatap pemandangan kendaraan lain berlalu lalang melalui jendela kaca mobilnya.
"Berapa lama lagi kita sampai di Vivian Hotel?" tanya pria paruh baya itu kepada asistennya.
"Kurang lebih sepuluh menit lagi, tuan..." jawab sang asisten dengan tenang.
Mendengar itu, pria paruh baya itu hanya menghela napas pelan sebelum pandangannya kembali menatap jalanan malam yang dipenuhi dengan kendaraan yang berlalu lalang. "jika bukan karena ramalan yang dikatakan oleh kakek, aku terlalu malas untuk pergi ke Huaxia. Tidak ada perusahaan yang menarik di negara ini, ide serta inovasi mereka masih terus berada di titik yang sama, tidak ada kemajuan sama sekali. Aku penasaran mengapa kakek memintaku untuk pergi bertemu dengan orang-orang dari Tian Grup..."
Everlast Grup merupakan perusahaan berskala internasional, ada banyak perusahaan dari berbagai negara yang ingin menjalin kerja sama dengan mereka, namun hanya sedikit dari mereka yang benar-benar menjalin kerja sama dengan Everlast Grup.
Dibalik kesuksesan Everlast Grup sendiri, selain Direktur Utama yang pandai mengelola perusahaan, mereka juga mengikuti ramalan yang di ramalkan oleh ayah dari Direktur Utama itu sendiri. Awalnya Andreas, pemilik Everlast Grup, tidak percaya dengan apa yang dikatakan ayahnya, tapi seiring berjalannya waktu ada beberapa hal yang ternyata sesuai dengan apa yang diungkapkan ayahnya.
Dari sana lah Everlast Grup mendapat sokongan 'masa depan' dari Jhonny, ayah Andreas. Perlahan perusahaan Everlast menjadi semakin besar dan pada puncaknya mereka berhasil menjalin kerja sama dengan perusahaan terbesar di seluruh dunia, Jishi Enterprise.
Tentu saja hanya ada segelintir perusahaa di seluruh dunia ini yang menjalin kerja sama dengan Jishi Enterprise, salah satunya adalah Everlast Grup.
Sepuluh menit berlalu dengan cepat, akhirnya mobil Mercedez Benz itu sampai di depan hotel termewah di kota B, Vivian Hotel.
Wiliam, anak Andreas yang ditugaskan untuk menemui rekan kerja sama mereka dari Tian Grup, turun dari mobilnya dengan langkah gontai. Pandangannya tertuju pada kemegahan hotel yang berdiri kokoh di depannya, harus dia akui bahwa Huaxia memang termasuk dalam jajaran negara maju, bahkan hotel termewah di kota B saja bisa disandingkan dengan hotel termewah di negara nya.
"Mewah sekali, aku penasaran siapa pemilik hotel ini..." Seandainya dia tahu bahwa pemiliknya adalah orang terkaya di dunia yang memegang perusahaan terbesar di dunia, dia akan menganggap kemegahan hotel di depannya merupakan suatu kewajaran.
"Tuan Wiliam, ruang rapat nya ada di ruang VVIP nomor satu..." ujar asisten Wiliam.
Mereka bertiga, Wiliam, asisten dan supirnya memasuki hotel. Tidak seperti penampilan luar hotel yang tampak megah dan tenang, di dalamnya ada banyak sekali orang, terutama di lobi hotel. Melihat itu, Wiliam sedikit mengerutkan keningnya, "apa yang mereka lakukan di lobi hotel? Jika mereka ingin berpesta, mereka bisa melakukannya di aula atau di ruangan yang lebih pribadi. Merayakan pesta di lobi hotel hanya mengganggu orang lain saja..."
Meski begitu Wiliam tidak memerdulikan kerumunan orang itu, namun sesekali dia melihat wajah orang-orang yang sedang berpesta ria itu. Langkahnya melambat saat dia menyadari ada sesuatu yang aneh, "tunggu, bukankah pria itu adalah Direktur Utama West Corp? Sepertinya beliau sedang ada keperluan di kota kecil ini..." gumamnya.
Namun langkahnya kembali terhenti saat dia melihat seseorang yang sangat familiar berdiri tepat tidak jauh di depannya. Seorang pria muda tampan dengan setelan jas formal, sorot matanya yang tegas dan tajam tidak akan pernah dia lupaka bahkan setelah beberapa tahun lamanya, "Tuan Lu?"
Asistennya juga terpaksa harus menghentikan langkahnya dikala Wiliam berhenti, dia mengikuti arah pandang Wiliam, dan tidak kalah terkejutnya dia saat melihat Lu Suming, sosok paling berpengaruh di seluruh dunia, sedang berbicara dengan orang lain.
"Tuan, sepertinya kita harus menyapa Tuan Lu..." saran sang asisten, tidak ada yang lebih baik daripada menjalin hubungan lebih dekat dengan sosok paling berpengaruh di seluruh dunia.
Wiliam tanpa ragu langsung mengikuti saran asistennya, dia berjalan menghampiri Lu Suming yang sedang berbicara dengan orang lain. "Selamat malam, tuan Lu. Saya tidak mengira akan bertemu dengan Anda di Huaxia, sungguh sebuah kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan orang paling tersohor di industri perekonomian dunia di sini..." Pemuda itu mengulurkan tangannya, berharap mendapat balasan jabatan tangan dari Lu Suming.
Sayangnya Llu Suming tidak melakukannya, dia melirik ke arah Andreas dan asistennya, lalu bertanya, "Ah, aku tidak pandai mengingat wajah orang lain, jadi aku tidak tahu siapa kalian..." ujarnya dengan nada datar.
Wiliam menurunkan jabatan tangannya dengan perasaan kecewa, tapi kekecewaan itu hanya berlangsung sebentar. Sudah sewajarnya orang sepenting Lu Suming tidak mengingatnya, lagipula yang biasa tampil di depan publik adalah ayahnya, semua orang di dunia pengusaha lebih mengenal ayahnya tentunya.
"Ini salah saya karena lupa memperkenalka diri, maafkan saya... Saya Wiliam, anak dari Direktur Utama Everlast Grup, Andreas. Saya tidak yakin, tapi Anda seharusnya mengenal ayah saya, dia sering kali pergi ke kantor pusat Jishi Enterprise untuk membangun kerja sama beberapa bulan yang lalu, dan saya juga pernah melihat Anda sebelumnya jadi saya langsung tahu kalau Anda adalah tuan Lu..." jelas Wiliam dengan tutur kata sopan, menunjukkan bahwa 'kedudukan'nya jauh lebih rendah daripada Lu Suming di kalangan masyarakat dan para pebisnis.
Lu Suming mengangkat gelas berisi alkohol berkadar rendah di tangannya, lalu menyesapnya perlahan.
"Aku jarang sekali mengecek kemajuan perusahaan ku, tapi aku pernah mendengar nama Everlast Grup. Mengenai bertemu dengan ayahmu, aku rasa aku tidak pernah bertemu dengannya karena yang mengurus soal merger dan kerja sama biasanya adalah bawahanku, aku tidak pernah turun tangan langsung mengenai hal itu. Ngomong-ngomong, aku ada keperluan lain, selamat menikmati malamnya, Wiliam..." Lu Suming melenggang pergi setelah mengatakan beberapa kalimat santai ke pada Wiliam.
Lu Suming memang jarang sekali berbicara dengan orang asing, adapun mengapa dia lebih aktif di pesta malam ini itu karena semua orang di dalamnya tidak lain adalah murid sekte kuno, mereka sudah saling mengenal untuk waktu yang lama, jadi sudah seharusnya dia berinteraksi dengan golongannya sendiri, bukan?
Sementara itu Wiliam serta asistennya di tinggal pergi oleh Lu Suming. Wiliam mengepalkan tangannya kesal, sayangnya dia tidak bisa melakukan apapun selain menelan amarahnya sendiri. Menyinggung Lu Suming sudah jelas bukan pilihan yang bijak, bisa-bisa Everlast Grup yang telah di bangun oleh ayahnya hancur seketika karena kecerobohannya.
Pemuda itu melanjutkan langkah kakinya ke lift hotel yang mengarah ke lantai delapan, lantai dimana ruang rapat dengan Tian Grup diadakan.
Begitu sampai di depan lift, secara kebetulan pintu lift terbuka, memperlihatkan seorang gadis mempesona dengan setelan gaun biru serta rambut hitam yang terjun bebas sepinggang. Wiliam terpaku, matanya terus tertuju pada sorot mata gadis di depannya yang sangat jernih.
"Cantik sekali..." gumamnya tanpa sadar.
Selang beberapa detik, gadis itu meninggalkan lift dan berjalan ke arah kerumunan orang. Tatapan Wiliam masih tertuju pada gadis itu, hingga dia melihat Lu Suming berjalan ke arah gadis bergaun biru itu sambil menawarkan gandengan tangan selayaknya keluarga kerajaan.
Jarak antara dia dan gadis cantik serta Lu Suming tidak terlalu jauh, hanya beberapa meter jauhnya. Saat dia mendengar bagaimana Lu Suming, orang paling berpengaruh di dunia bisnis, memanggil gadis itu dengan sebutan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya, dia langsung mengubah cara pandang nya untuk gadis cantik itu.
"Bos, bagaimana kalau kita berdansa bersama sebagai acara penutupan?"
Wiliam: 'BOS!?'
_____
Jgn lupa follow and vote yaa, see u next time~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Pewaris Sekte Kuno: Jiwa Sang Dewi
Adventure!!BUKAN TERJEMAHAN!! ⭕Karya Original⭕ Genre: Urban, Fantasy, Female Lead, Strong, Super Rich, Super Power. Ada seorang wanita yang disebut sebagai Sang Dewi, dia adalah Ratu sekaligus penguasa alam. Dia dapat mengendalikan semua elemen alam sesuka...