Chloe sepertinya siap-siap meracau lagi. Bukan, bukan Chloe yang meracau seorang diri, namun orang-orang serumahnya kompak meracau semua, karena menurut kamus pintar yang pernah dibaca Chloe, meracau artinya berbicara tidak keruan, kata sinonimnya mengigau. Ya, paddy ayahnya Chloe mengigau, Kakek Kevin bakal tinggal bersama-sama seatap di rumah kecil kontrakan mereka, lalu Kakek Kevin tidak keruan berterima kasih dan mengaku bisa tidur di mana saja, termasuk di lantai dapur sekalipun.
Paddy ayah Chloe merenung sejenak lamanya, tiba-tiba ia meracau soal lantai atas di rumah mereka. Baru saja hendak mengingatkan ayahnya bahwa rumah mereka cuma satu lantai saja, teringatlah Chloe sesuatu hal, ada tempat terlarang di rumah yang hingga kini tak terpikirkan Chloe, karena nama tempat itu attic atau loteng. Dan katanya attic itu penuh rahasia kecil maupun rahasia besar, hingga anak-anak tidak diizinkan masuk, karena rahasia bukan termasuk permainan yang aman, apalagi untuk seusia Chloe yang notabene anak di bawah umur yang tugasnya satu, cukup percaya saja perkataan orang besar (baca: dewasa).
"Attic? Jadi Big Daddy Kevin tinggal di loteng sendirian?" Chloe ingin memercayai perkataan paddy, tapi paddy sukar dipercayai cara berpikirnya.
"Iya, di mana lagi tempat yang cocok? Kamar di rumah ini kan cuma ada dua?"
Jawaban paddy masuk akal, memang. Tidak mungkin Kakek Kevin menebeng di kamar tidur Chloe, misalnya. Meskipun kurus kerempeng, Kakek Kevin lumayan jangkung, setidaknya ia satu kepala lebih tinggi dari ayahnya Chloe. Kitten bisa meringkuk di ranjang dekat kaki Chloe, nah kalau menimbang ukuran tubuh Kakek Kevin, mustahil ranjang mungil Chloe tidak sampai ambruk ditiduri dua orang sekaligus. Tidur di lantai juga bukan solusi tepat, pikir Chloe.
Masalahnya kamar paddy juga kecil, sedikit lebih kecil dari kamar Chloe malah. Ranjangnya cuma satu, dan ukurannya single untuk satu orang dewasa, dan paddy bersikukuh seorang tamu mesti lebih baik tempat tinggalnya dari tuan rumah. Maka diputuskan, Kakek Kevin sementara tidur di atas sofa malam ini, selagi paddy harus beres-beres di loteng yang masih kacau balau, lagipula kasurnya harus dibeli dulu dari garage sale, racau paddy lagi.
Soal garage sale, paddy tidak berkata ngawur, tapi setahu Chloe, paddy yang sibuk tak mungkin sempat beres-beres rumah apalagi membeli barang-barang besar. Paling tiap pagi paddy asal-asalan mengepel lantai rumah mereka, mengelap debu dari meja dan lemari bufet kecil, bahkan paddy abai soal lemari bajunya sendiri yang engsel pintunya rusak, karena sebelum berangkat bekerja, terdengar gedebak gedebuk nyaring dari kamar paddy yang tersingkap pintunya. Itu paddy yang berantem tiap paginya dengan pintu lemari sendiri, Chloe mengikih dengan bengal.
Singkat cerita, makan malam berakhir juga, akhirnya Kakek Kevin yang kekenyangan, meskipun masih sekurus sebelumnya, menggeletak di sofa ruang tamu, mulai tertidur, walau bibirnya bersenandung tralala trilili dan nyanyian anak-anak lainnya. Kemudian Kakek Kevin bersiul seperti ketel teko yang airnya sudah mendidih, sekalipun kedua matanya rapat memejam.
Lalu tersadarlah Chloe, Kakek Kevin bukan bersiul, melainkan mendengkur dengan pitch tinggi. Bila mendengkurnya pria dewasa biasanya bernada bass, seperti gitar bass yang mahir dimainkan Keola Wilbert, si pentolan Sindikat 12 Alfabet itu, Kakek Kevin malah bernada sopran bila tengah mengorok. Lucunya lagi, sandal flip-flopnya tidak dilepas saat tidur, dan melekat erat di tapak kaki yang kurus kering.
Kamar Chloe letaknya paling depan dan dekat dari ruang tamu. Dengkuran Kakek Kevin akhirnya jadi teman tidurnya Chloe, yang tidak bisa tidur karena gempar, bukan karena terusik ngorok kakek barunya itu. Masalahnya ulah paddy seperti pembalasan dendam untuk Chloe yang memelihara Kitten tanpa persetujuan paddy, alhasil kini paddy membalas dengan membawa kakek tunawisma pulang, dan lebih jauh "memeliharanya di rumah" tanpa menanyakan dulu soal pendapat Chloe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chloe and The Claus (FIN)
General FictionChloe Noella, gadis kecil yang mencintai Natal, mesti pindah ke Honolulu sejak ibunya dipenjara atas tuduhan penipuan. Terpaksa Chloe tinggal bersama ayahnya yang sibuk dan tak punya semangat Natal, hingga hari-hari membosankan berakhir sejak seoran...