Family Feud (18)

10 4 0
                                    

Sepanjang yang Chloe tahu, Lady Grey dimiliki oleh Douglas Park bersaudara sejak ia menetap di rumah paddy di Honolulu. Entah kucing itu milik sang kakak, Ian Douglas Park, atau kepunyaan Aaron sang adik, atau malah kepunyaan bersama dua bersaudara itu, Chloe kurang mengetahui. Yang pasti Lady Grey selalu terlihat di rumah Douglas Park, dan name tag di kalungnya beralamat di rumah sebelah, nomor teleponnya juga nomor telepon tetangga mereka, karena Chloe pernah mengintip buku telepon paddy dan melihat nama Douglas Park beserta nomor teleponnya. Namun, kenapa Lady Grey kabur dalam keadaan terluka di kakinya?

Sementara ini Lady Grey aman di dalam kamar Chloe. Si kucing abu molek yang mengingatkan Chloe pada Kitten, karena warna bulu mereka sama-sama abu. Bedanya Lady Grey berbulu panjang, sementara Kitten berbulu pendek dan tabby alias belang-belang loreng, dan Lady Grey bukan anak kucing lagi. Kucing betina itu memang masih cukup muda, paling-paling usianya cuma lima tahunan.

Sayang dulu ia tak sempat beli keranjang untuk Kitten, karena Kitten kecil keburu dibuang oleh paddy, Chloe menyesali. Lady Grey masih canggung dan tak mau mengendon di pembaringan Chloe. Terpaksa Chloe menyediakan keset pintu dan menaruhnya di ambang kusen jendelanya, agar Lady Grey bisa tidur dengan nyaman di sana. Mata singanya mengerjap, belum mengantuk agaknya, berhubung kucing itu makhluk nokturnal yang aktivitasnya aktif di malam hari.

Chloe teringat lagu ninabobo yang diajarkan Big Daddy Kevin. Ia pun menirunya perlahan. Pupu hinuhinu, pupu hinuhinu e, e moe, e moe, e, pupu hinuhinu e. Shiny shell, my shiny little shell, to sleep, now to sleep, my shell, shiny shell. Kata to sleep dan to sleep membungkus atmosfer keheningan dalam kamar, dan perlahan kedua makhluk kecil, Chloe dan Lady Grey, terbuai kantuk dan mereka pun terdiam dalam tidur yang nyenyak.

Pagi harinya Chloe terperanjat melihat kucing abu bergelung di ambang jendela. Maklum, ini gejala grogi waktu terbangun tidur. Sesaat Chloe jadi lupa soal Lady Grey yang bermalam di kamarnya. Perkara sepele ini jadi gawat bila diketahui paddy yang pelit. Masalahnya Chloe pernah ketahuan satu kali menyembunyikan Kitten dan akhirnya tanpa kompromi Kitten pun dibawa pergi. Kali ini lebih parah, pasalnya Lady Grey kucing kepunyaan tetangga, apa mungkin paddy semakin marah nanti dan menganggap Chloe melarikan peliharaan milik orang lain?

Alhasil, Chloe melancarkan taktik gerilyanya. Mumpung sepagi ini paddy masih di dapur membuat sarapan dan Big Daddy tidur di loteng, Chloe membopong Lady Grey dan maksudnya hendak dikembalikan ke halaman rumah Douglas Park. Wah, sial, pagar depan tetangganya tertutup rapat dan Chloe tak berani membuka selot meski tanpa gembok, karena kluntung sapi atau lonceng pagar kuningan bakalan riuh berbunyi.

Oke, lewat pagar samping rumah saja. Ada bukaan yang lebar di sana. Barangkali Lady Grey yang tambun bisa melewati celah, karena dari yang dibaca Chloe, kucing bertubuh lentur dan pandai memipihkan badannya, hingga celah sempit pun bisa dilalui dengan mudah. Herannya Lady Grey gelisah dibawa keluar rumah, dan Chloe menenangkannya dengan mengelus-elus dagu si kucing anggora.

"Nah, Lady Grey, kamu terpaksa kembali ke majikanmu dulu, ya. Takutnya paddy marah-marah, karena kamu kan kucingnya tetangga kami. Sampai jumpa lagi, kalau butuh bantuan datang ke jendela saja, ya. Bye bye, Lady Grey." Chloe berjongkok melepas kepergian si kucing ras manis.

Celah bukaan di pagar samping ternyata bisa dilewati Lady Grey, namun si kucing terus menoleh pada Chloe, seakan berat meninggalkan si gadis kecil. Seketika pandangan Chloe teralihkan kilauan benda di atas kepalanya. Asalnya dari jendela pondokan milik Douglas Park, yang disewa dua polisi baju preman berjambul agak keriting dan gondrong rambutnya, dan kebetulan Chloe menangkap jendela belakang pondokan tersibak tirai cokelat polkadotnya.

Ada satu kepala menyembul dari balik tirai, memegangi benda yang mengilat memantulkan matahari pagi yang baru terbit sinarnya, seperti keker atau teropong jarak jauh, dan kebetulan diarahkan ke rumah paddy. Penampakannya jelas sekali, karena jarak antara pagar samping rumah dengan jendela belakang cuma sekian meter saja, dan suasananya terang benderang meski pagi baru menjelang pukul enam. Lekas Chloe merunduk, atau tepatnya bertiarap di rumput, agar kehadirannya tidak menarik perhatian sang pengintai rumah.

Chloe and The Claus (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang