Merry Christmas, Paddy Bear! (31)

33 5 0
                                    

Alkisah, seorang kakek yang bernama Robin mengaku, punya keajaiban yang cuma ia seorang yang memilikinya. Konon, ranting mati di tangannya akan pulih dari mati, menjelma pohon terang berlilin-lilin cemerlang, tak terhitung jumlah lilinnya, karena ia tak lain sang Father Christmas, bapak yang empunya Semangat Natal. Namun, anak-anak nakal mencemoohnya dengan ejekan si Robin Hood uzur.

Old Father Christmas, demikian Kakek Robin mengakui dirinya, berumah di segala tempat, bahkan padang-padang bunga adalah pembaringannya, dan embun di rumput menjadi selimut yang nyaman baginya. Kota kecil yang asri itu begitu dicintainya, sayang sekali, fitnahan seorang nosy neighbors menyebabkan sang pria periang terusir jauh, karena tudingan dirinya penyihir jahat yang mengutuk malapetaka musim dingin tak berkesudahan di kota asalnya.

Kakek Robin berjalan sangat jauh dan panjang, melewati anak sungai, mengarungi lembah, hingga mendaki sejumlah jurang terjal. Akhirnya kekuatannya lungkrah juga, terkapar di bawah sebuah pohon fir, di sebuah tempat yang tak mengenal salju, dan pria renta yang pingsan ini diketemukan sekelompok anak yang bermain layangan dengan kaki telanjang.

"Wow! Dia Old Father Christmas pastinya. Pasti dia lelah berjalan jauh dari Kutub Utara ke tempat kita." Si anak yang paling tua dan kulitnya gelap berteriak.

Alhasil, pria tua yang terkapar itu dibawa pulang oleh ayah mereka, menggunakan pedati yang ditarik keledai gemuk, bulunya cokelat tua. Dalam perjalanan, Kakek Robin setengah tersadar dan ia memekik lemah Rudolph, Rudolph, karena di matanya keledai penarik pedati menyerupai bulu cokelat Rudolph, si rusa kutub yang setia dan cerdas.

"Bukan main, dia benar-benar Old Father Christmas!" Si anak berkulit gelap mengekor pedati ayahnya dengan berlari, dan adik-adiknya bersorak-sorai mengiringinya.

Si pria renta berhasil disadarkan dengan minuman jahe dan rum yang disimpan untuk Natal pekan mendatang, dan keluarga yang miskin itu memberikan semua makanan bernutrisi untuk memulihkan stamina Kakek Robin yang kepayahan. Sang nyonya rumah cemas soal Natal yang sudah dekat, karena mereka tidak lagi punya hidangan lezat dan minuman yang istimewa. Namun, menyelamatkan nyawa jauh lebih penting, pikirnya.

Keluarga dengan sembilan anak itu bersukacita atas pulihnya sang kakek, dan mereka bernyanyi setiap waktunya, diiringi hohoho merdu dari Kakek Robin. Tak terasa, enam hari berlalu dan Malam Natal berhujan deras menyebabkan rumah kecil yang hangat mengalami kebocoran parah. Kakek Robin tetap tertawa hohoho dan menyuruh sang anak sulung mengumpulkan ranting mati sebanyak mungkin, kendatipun hujan masih tak henti menyirami.

"Untuk apa, Father Christmas, ranting mati sebanyak ini?" Si anak sulung keluarga itu bertanya.

"Hohoho! Merry Merry Christmas untuk kalian semua!" Ia menumpuk semuanya di tengah ruang depan.

Mereka hanya makan seadanya malam itu, tanpa meja makan, karena ruang makan dan dapur bocor parah. Keluarga besar itu duduk berpencar di sudut-sudut kering, tetap bersukacita atas Natal, meskipun mereka tak punya apa-apa untuk dirayakan. Menjelang pukul sebelas, segenap penghuni rumah terlelap pulas, hingga tak menyadari keajaiban tak terperi sedang menyelimuti gubuk mereka.

Pagi Natal bercuaca hangat membangunkan setiap penghuni rumah, dan mereka bersahut-sahutan mengucap Merry Christmas tanpa sadar Kakek Robin telah menghilang semalaman. Sebagai gantinya, sebuah Pohon Terang yang megah dan berlilin besar-besar menegak di ruang tamu, tergeletak hadiah-hadiah di bawahnya dan makanan enak tergelar di atas meja makan. Luar biasanya lagi, atap rumah mereka sudah ditambal dengan kokoh, hingga mereka tak lagi perlu cemas dengan hujan Desember berkepanjangan.

"Siapa sebenarnya kakek itu?" Ayah mereka mengusap Pohon Terang, yang seolah-olah tersulap dari setumpukan ranting mati yang ringkih.

"I've told you, Pa. Dia itu Old Father Christmas, dan dia membalas budi kita karena kita percaya dan menolongnya." Putra sulungnya menjawab.

Chloe and The Claus (FIN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang