Dalam sekilas pandang, Chloe sadar cottage atau pondokan Douglas Park bersaudara sudah ada penghuni barunya. Dua kepala familier itu, yang kemeja alohanya warna jingga, bukankah mereka pernah dimarahi paddy hari Minggu yang lalu? Ya, tak salah lagi, pasalnya kedua-duanya punya penampilan rambut khas, seperti pria masa tahun 80'an, yang berjambul tinggi disasak ke atas, dan semi gondrong hingga ujung rambut nyaris bersentuhan bahu, dan kedua-duanya mengaku-aku polisi pada paddy yang tak mau percaya begitu saja. Ah, lagi-lagi mereka lagi!
Chloe tanggap mengintai dengan hati-hati. Menjadi nosy neighbor atau tetangga pengintip yang penasaran, dilihatnya Douglas Park bersaudara keluar rumah berbarengan. Bagaikan saudara kembar dempet, kedua-duanya memang tak terpisahkan di mana pun, walaupun mengobrol dua menit saja sudah menyebabkan mereka bertengkar hebat. Kedua Douglas Park punya ciri fisik berdarah blasteran, ayah mereka Korea Selatan katanya, dan ibu mereka keturunan klan Skotlandia Amerika Serikat.
Yang jangkung sekali namanya Ian Douglas Park, orangnya agak menyebalkan dan suka cari gara-gara dan senang ribut-ribut. Yang sedang tingginya dipanggil Aaron Douglas Park, orangnya lebih kalem dan pendiam, tapi gampang sekali tersinggung. Kedua pria melajang ini termasuk berusia lanjut, belum sepuh, tetapi sudah mendekati 70 tahun dengan berhelai-helai uban, keriput-keriput halus, dan punggung bungkuk sedikit, beserta sesekali batuk-batuk kering khas orang tua.
Tumben, kedua bersaudara itu kompak kali ini, tidak bertengkar menyongsong tamu mereka, yang diduga Chloe petugas polisi berbaju preman, walaupun paddy bilang mereka cuma gadungan. Dan benar saja, kedua tamu itu diarahkan menuju cottage pondokan, terlihat salah satu yang kemejanya paling oranye menggenggam serenceng kunci dan mengangguk-angguk berterima kasih pada tuan rumahnya.
Tuh, kan, kubilang juga apa. Ternyata dua polisi itu menyewa pondokannya Douglas Park, dan jadi tetangga kami. Tandanya apa, ya? Paddy reaksinya apa kalau tahu sepulang kerja nanti? Chloe menimbang-nimbang dalam hatinya.
Tanpa buang waktu, Chloe menyusuri pagar samping rumahnya, maksudnya hendak mengintip jendela belakang pondokan dari bukaan samping pagar, namun seakan sadar sedang diintai seseorang, tirai pondokan tetap menutup rapat, dan tak ada sedikit suara pun terlacak oleh pendengaran Chloe, padahal kisi-kisi jendela pondok tidak tertutup dan seharusnya anak muda bakal cenderung berisik, apalagi bila pindah ke tempat tinggal yang baru.
Sekian lama mengintai tanpa hasil, Chloe memutuskan masuk ke dalam rumah, karena paddy seperti ibunya Chloe, tidak suka melihat anak-anak mengeluyur tanpa tujuan jelas. Walaupun masih di halaman rumah sendiri, paddy menekankan mesti ada kegiatan bermanfaat untuk anak kecil, menyirami bunga dan rerumputan, atau mengambilkan surat dari bapak pos, menyerok helaian daun mati dari kolam kecil, misalnya. Ya, intinya paddy pasti kurang senang melihat Chloe membuang-buang waktunya dengan mengintip orang lain, biarpun orang itu mencurigakan tindak-tanduknya sekalipun.
Di dalam rumah, Big Daddy Kevin masih tidur pulas. Sandalnya masih sandal flip-flop dan tak dilepas dari kakinya, kemeja aloha merahnya terbuka satu kancing di tengah perut. Tangan kanan Big Daddy memegang sehelai kertas kusut, rupanya koran edisi kemarin kemarin dan Chloe baru memperhatikan, ada berita menarik pada helaian koran yang bertajuk The Missing Person. Chloe sepertinya menangkap nama Mister Calvin samar-samar. Tulisannya tidak jelas karena Big Daddy menggenggam koran sangat erat, dan ia mendengkur keras sekali tanda akan segera terbangun tidur.
"Hey, Little Muffin. Sudah jam berapa ini?" Benar, kan, Big Daddy terjaga tiba-tiba, seakan dikagetkan dengkur kerasnya sendiri.
"Sudah sore, Big Daddy. Sebentar lagi paddy akan pulang bawa makan malam." Chloe menyahut sambil mengerling pada lembar koran yang ditekuk-tekuk Big Daddy Kevin.
"Oh, alright, the supper. Ayahmu itu pintar memasak, ya, Little Muffin. Masakannya enak-enak lho setiap harinya."
"Bukan, Big Daddy. Makanan itu dibeli paddy dari rumah makan, lalu dimasak lagi supaya matang. Tapi omelette dan anchovy goreng buatan paddy memang enak, sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chloe and The Claus (FIN)
General FictionChloe Noella, gadis kecil yang mencintai Natal, mesti pindah ke Honolulu sejak ibunya dipenjara atas tuduhan penipuan. Terpaksa Chloe tinggal bersama ayahnya yang sibuk dan tak punya semangat Natal, hingga hari-hari membosankan berakhir sejak seoran...