"Jadi ini bakat seni rupa yang dipuji gurumu, ya?"
"Bukan, Paddy. Bukan ... bukan seperti ini ..."
Coretan abstrak yang memenuhi jendela jelas bukan Chloe pelakunya. Seperti disemprotkan dengan cat pilox, merek terkenal untuk cat semprot dari bahan modifikasi akrilik, dan Chloe tidak punya uang untuk membeli cat yang pastinya lumayan harganya itu. Sisa uang seratus dolar memang utuh 20 dolar, tapi Chloe sudah berjanji pada Tuhan untuk tidak menghambur-hamburkan uang penemuannya yang diakuinya sebagai pinjaman sementara dari Tuhan.
Lagipula gak mungkin aku menggambar sejelek ini, Chloe membatin, menelusuri garis-garis kusut, kacau dan tak ada maknanya, serupa gambaran mental orang depresi. Siapa pun yang mengacaukan jendela rumah paddy pastilah kurang waras pikirannya, dan menyalurkan kebenciannya secara vulgar dalam aksi vandalisme tak berperikemanusiaan. Bahkan stiker-stiker Santa Claus buatan Chloe semuanya rusak tersemprot cat pilox warna hitam diselingi warna merah yang mencolok. Masalahnya, siapa gerangan pelakunya?
"Paddy, sumpah, ini bukan aku yang buat. Gak mungkin aku punya duit beli cat pilox, lagipula gambarku jauh lebih bagus dari ini, kok."
"Oh ya, bukannya kamu punya seratus dolar di dompetmu? Jangan kira Paddy gak tahu soal itu, ya!" Paddy menuding Chloe yang terpaku ketakutan oleh kata "seratus dolar" keramat itu.
Mati aku, jadi paddy sudah tahu sedari awal, ya. Chloe berpikir dalam hatinya, juga menyadari uang seratus dolar di lantai rupanya jebakan untuk mengujinya, dan paddy sekarang sudah tahu, Chloe bukan anak jujur dengan memungut dan mengantungi uang yang mestinya dikembalikan pada paddy secepatnya. Dasar uang itu bukan haknya memang, tapi Chloe malah bersikeras memilikinya.
"Tapi, Paddy. Begini, Paddy ..."
Kata-kata Chloe tidak diselesaikan karena paddy tidak mau mendengarkan putrinya bicara. Cukup, katanya. Akibatnya Chloe terisak oleh tuduhan sepihak soal cat pilox di jendela, meskipun uang seratus dolar itu memang dia bersalah menyimpannya. Mana mungkin dia merusak rumah ayahnya sembarangan, sedangkan ia tahu rumah ini disewa dan bukan milik mereka sendiri. Sekali lancung di ujian selamanya orang tidak percaya. Peribahasa itu benar sekali dan diamini oleh Chloe.
Gara-gara ia memungut dan memiliki uang yang bukan haknya, paddy sudah tidak percaya dan menuduh Chloe membeli pilox untuk menggambari jendela mereka. Padahal yang Chloe lakukan cuma menempeli stiker Santa Claus, dan stiker buatannya lucu dan imut, gampang dibersihkan juga dengan air bercampur sabun detergen, lalu tinggal dikerik pelan-pelan hingga stiker terkelupas. Tapi lain perkaranya dengan cat pilox yang susah dihilangkan dari kaca, apalagi sebagian dinding rumah turut dijaili dengan semprotan pilox tak keruan. Siapa pun pelakunya, pasti punya maksud meneror agar mereka merasa terancam menghuni lingkungan ini.
Perumahan tempat mereka tinggal bernama Ala Moana Avenue dan lingkungannya ramah tamah bagi anak-anak dan lansia. Perumahan kelas menengah khas Amerika yang lumayan apik dan tertata rapi, dengan pohon peneduh Holly Amerika dan pohon akasia sepanjang jalan, dan tak pernah terbetik kasus vandalisme yang menimpa rumah-rumahnya. Keamanan lingkungan juga terpelihara baik, hingga mereka begitu percaya diri tak pernah memasang gembok pagar, tidak seperti rumah ibu Chloe di Jakarta, sampai dipasangkan dua gembok sekaligus di malam hari, itu pun belum cukup, karena mereka mengaktifkan CCTV juga dan alarm anti maling yang sepaket dengan kamera pengawas keamanan rumah.
Jam sekolah menjadi pelarian bagi Chloe yang didiamkan paddy-nya sepanjang pagi. Big Daddy Kevin seperti tidak tahu apa-apa dan itu sangat menghibur bagi Chloe. Namun, nahasnya di sekolah terjadi kasus pencurian uang kas kelas sebesar 300 dolar dan kecurigaan mengarah pada seorang murid yang terkenal sangat sangat pendiam. Siapa lagi orangnya kalau bukan Leilani Alana, yang dikucilkan satu sekolah lantaran desas-desus nenek dukun dan sakit lepra, juga karena ia murid tidak berpunya lalu aroma tubuhnya kurang sedap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chloe and The Claus (FIN)
Ficción GeneralChloe Noella, gadis kecil yang mencintai Natal, mesti pindah ke Honolulu sejak ibunya dipenjara atas tuduhan penipuan. Terpaksa Chloe tinggal bersama ayahnya yang sibuk dan tak punya semangat Natal, hingga hari-hari membosankan berakhir sejak seoran...