Beginilah rasanya bertemu dengan hantu. Istilahnya seperti membolos sekolah dan mengeluyur di pusat perbelanjaan, lalu kamu tersesat dalam bangunan luas dengan jejeran toko-tokonya yang terlihat sama saja di matamu. Untungnya, seorang sekuriti berseragam lengkap membelakangimu dan nampak siap membantu. Dengan lega kamu mendekati, menyapanya dengan pertanyaan, Pak, maaf, numpang tanya ..., namun begitu yang bersangkutan membalikkan badannya ...
Ah! Ternyata sekuriti mal adalah wali kelasmu sendiri! Salah satu yang ter-killer dan terkenal senang mencatat kesalahan murid-muridnya! Akhirnya kamu tertangkap hidup-hidup, kesalahanmu dilaporkan ke orangtuamu, dan tamatlah riwayatmu dengan uang sangu dipotong selama satu minggu.
Ya, khayalan ini memang tidak lucu, sih. Namun isi pikiran Chloe mengacau karena panik dan bingung, lantaran manusia yang menangkap basah dirinya dan Amabel malah bukan sembarangan guru.
Benak Chloe lantas menjelma sebidang halaman Kamus Inggris-Indonesia. Headmaster, dibentuk dari kata head dan master. Head berarti kepala, dan master artinya guru. Kepala guru diterjemahkan dalam bahasa Indonesia jadi kepala sekolah, menurut kamus. Dan faktanya, bapak-bapak kurus lumayan tinggi dan bertopi pandan itu tak lain dan tak bukan ... kepala sekolah King Liholiho Elementary School. Kumisnya paling tebal dan ia dijuluki nosey karena cuping hidungnya besar sekali, merah, dan terus berkedut, menyerupai sepasang bokong cecurut di mata Chloe, dan entah kenapa si kepala sekolah bisa menonton di belakang panggung Sindikat 12 Alfabet, yang berpentas di Pink Palace Waikiki nanti sesudah sunset. Rasanya terlalu absurd semuanya.
"Kalian sedang apa malam-malam di sini?" Si kepala sekolah menyelidik dengan suara menghardik.
"Oh, begini, Sir. Begini. Itu ... uncle auntie saya terlalu sibuk, jadi mereka takut di rumah tidak ada yang menjaga saya, jadi saya ikut dibawa ke sini, eh, ini, kami sudah mau pulang kok, Sir." Amabel tergagap-gagap dengan pembelaan dirinya.
"Lalu kamu, murid pindahan dari Indonesia, kenapa kamu bukannya langsung pulang ke rumah?" Sasaran tembak kini beralih pada Chloe.
"Ah, saya ... saya ... saya ikut Amabel, Sir." Chloe berupaya tidak berbohong terlalu parah.
"Ya, benar, Sir. Ayahnya Chloe juga sibuk dan baru pulang larut malam, jadi dia dititipkan ke rumah saya. Eh, maksudnya ke rumah uncle auntie saya, jadi dia bareng dibawa ke sini juga." Amabel menyambung cepat-cepat.
"Nah, PR kalian gimana? Pasti belum ditulis, kan? Sebaiknya kalian cepat pulang, supaya keburu belajar dan mengerjakan PR buat besok. Udara malam di sini tidak baik buat anak-anak, tahu."
Baru saja sesaat berlega hati, kedua gadis kecil itu menciut oleh penawaran sang kepsek. Lantaran mendengar Amabel dan Chloe akan pulang naik bus, dengan segera kepala sekolah mencegahnya dan mereka dipaksa menebeng mobilnya yang reyot dan sering mogok bila direm secara dadakan. Suara si kepsek yang menggelegar malah membenamkan bising mesinnya yang terbatuk-batuk galak.
"Dunia ini memang banyak kebetulan, ya. Salah satu anggota boyband itu keponakan saya. Namanya Keola Wilbert, kebetulan dia paling ganteng dan paling famous di antara geng-nya." Si kepsek berkoar dengan lantang.
"Pssstt. Amabel. Itu kan nama sepupu kamu, kan? Ternyata dia ponakannya Kepsek Willowy? Berarti kamu juga ponakan Pak Kepsek, dong?" Chloe mempertanyakan keheranan.
"Sepupu jauh. Very distant cousin. Hubungan sepupu kami agak jauh, jadi aku bukan ponakannya Pak Kepsek. Pssttt."
Chloe jelas curiga Amabel membual soal Keola Wilbert yang dikatakan bersepupu dengannya. Namun, benak Chloe lebih mencemaskan ketakutan lainnya. Bagaimana bila Kepsek Willowy melapor pada paddy soal kenakalannya, kira-kira bagaimana menjelaskan pada ayahnya yang pendiam tapi galak itu, bahwa ia mengeluyur demi membelikan kemeja aloha paling bagus untuk sang ayah, agar ayahnya bahagia dan menyayanginya? Paddy bisakah menerima dalihnya, apalagi ada masalah yang lebih gawat lagi gara-gara ulahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chloe and The Claus (FIN)
Fiction généraleChloe Noella, gadis kecil yang mencintai Natal, mesti pindah ke Honolulu sejak ibunya dipenjara atas tuduhan penipuan. Terpaksa Chloe tinggal bersama ayahnya yang sibuk dan tak punya semangat Natal, hingga hari-hari membosankan berakhir sejak seoran...