episode 41 ÷khawatir÷

1.9K 303 140
                                    

《¿》
Jenlisa















"Boleh, di kamar aku aja" ucap lisa.

Jennie menganguk kemudian berjalan terlebih dahulu ke kamar lisa.






Point of view lisa:

Mama muda nawarin mijit, mana mungkin aku tolak.
Aaaahhh senangnya akuuu.

Aku berjalan mengikuti nya. Berhenti sejenak. Aku menghirup kedua ketek aku bergantian. Takut bau anjiiirr kan malu maluin. Memastikan aja sih takut nya bau. Walaupun sebenarnya aku ga pernah bau badan. Bau keringat aku aja wangi. Bukan nya percaya diri, tapi jennie sendiri yang bilang ke aku. Kalo ga percaya tanya aja dia.

Ko deg degan yaaa, kaya mau malam jumatan aja. Padahal kan ini malam minggu.

Sampai di pintu, aku lihat jennie duduk di tepi kasur. Dia memandangku.
Makin deg degan deh aku.

Dia berdiri kemudian menghampiri ku dengan perlahan.

Tau ga?, aku bisa denger suara detak jantung aku sendiri. Gimana ini biar tenang dikit. Bisa malu aku kalo kedengaran sama jennie.

Setelah dekat, ku lihat ujung jemari jennie yang imut menyentuh kancing atas piyama ku. Aku menelan ludahku sendiri.

Aku terus mensugesti diri sendiri. Kalau harus tetap tenang. Dan bersikap  keren di depan jennie.

Eh bentar.

Oh ya, Kenapa Aku harus bersikap keren di depan babu aku?.

Mengingat hal itu menjadikanku tenang seketika.

Aku terus memperhatikan jemari dia yang membuka satu persatu kancing piyama aku.

Bodo amat lah, mau telanjangin aku juga. Lagian ini bukan pertama kali aku telanjang di depan dia.

Iseng ku endus endus rambut yang ada di ujung dahinya...

Wangi banget sih dia.. jisoo beneran beruntung pernah jadi pacar dia.

"Naik ke kasur! Aku mau ambil minyak telonnya eugene" ucap jennie setelah membuka seluruh kancing ku dan berlalu keluar kamar.

Aku nurut aja naik ke atas kasur dan tengkurap disana.

Tak lama kemudian ku dengar pintu kamarku di tutup.
Si mama muda udah kembali rupanya.

"Ko belum di buka?" Tanyanya

Baru mau jawab, si mama muda udah duduk di atas pantat aku.

Duh elah, pantat gue ketempelan benda kenyal

Dia meraih kerah piyama ku dan menariknya perlahan. Aku mengangkat lenganku ke atas untuk memudahkan jennie melepas piyama ku.

Ku rasakan tetesan air di punggung Ku, pasti itu minyak telonnya si eugene.





Omegoooodddd 

Halus banget telapak tukang jait ini.

Enak banget sumpah di pijitin sama mama muda. Pengen tiap hari kalo boleh mah.

Ngelunjak ya aku hehe.

Kira kira dia mau ga ya jadi tukang pijit pribadi aku?

Kayanya mau deh kalo aku iming imingi tas CHANEL limited edition.

Eh tapi kayanya engga deh, dia kan ga matre.

Apa aku ancam aja kali ya, biar dia mau mijitin aku tiap hari

singleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang