episode 67÷tembikar÷

1.3K 250 15
                                    

《¿》
Jenlisa










Point of view rosie:

Jam setengah tiga sore. Aku keluar kantor, di basement udah ada sooyaa yang lagi berdiri di samping mobilnya. Dia bilang kerja nya serabutan tapi mobilnya mencapai harga 5 milyar. Apa dia ternak tuyul. dia juga sudah punya rumah sendiri walupun tidak besar. Eeemmm rumahnya sih kecil tapi halamannya luas banget.

Dia terlihat simple tapi menarik

Nih aku kasih liat

"Pulang dulu atau gimana nih?" Tanyaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pulang dulu atau gimana nih?" Tanyaku. Masalahnya aku masih pake pakaian kantor

"Ganti di mobil aja. Ada ko baju kamu yang udah aku cuciin yang bekas kemarin itu loh"

Yap kenarin aku nginap di rumahnya dia bilang ga bisa tidur jadi minta di temenin begadang. Tapi malah ga nyampe jam sepuluh malam dia udah nyenyak tidur. Apakah aku harus berfikir kalo itu hanya alasannya saja supaya aku menemaninya.

Aku masuk ke mobilnya dan mengganti pakaian.

"Ka chu ga ada kerjaan? sore sore gini udah nyatai aja.

"Kan aku bilang aku ini pekerja serabutan".

"Aneh, jennie ko mau punya partner kerja kaya ka chu"

"Aku kerjanya selalu beres"

Iya sih, dia ini pekerja yang profesional. Ga terlihat kerja keras tapi mendapatkan hasil yang baik. Sepertinya dia tak pernah mengalami masalah pekerjaan.








⬇️

Kami sampai ditempat pembuatan tembikar.

Ada angin apa ya ka chu sampe mau ke tempat kaya gini. Apa ini termasuk hobinya yang baru aku tau. Belakangan ini aku baru tau kalo dia suka sekali main game.

Pemilik tempat menemani kami sekaligus mengajari bagaimana cara membuat tembikar. Ini ternyata menyenangkan sekali. Harusnya aku bersyukur ketemu ka chu. Dia menemani keseharian ku. Mengajak melakukan hal baru, menemaniku jika aku butuh teman. Ah sepertinya kami memang butuh teman. Aku yang baru tinggal disini seakan punya pemandu untuk lebih menikmati tempat yang aku pijak sekarang.

"Rosie tolong ambilkan ikat rambut ku" ucapnya.

Aku berjalan menuju tempat tas nya disimpan.

Saat aku berbalik, aku melihat dia sedang membuat sebuah tembikar. Ternyata di lihat dari jarak jauh dia terlihat imut. Hidungnya sangat bagus, bibirnya merah alami berbentuk hati dan rambutnya hitam berkilau. Aku sebagai wanita iri dengan kecantikannya.

Aku mendekatinya memegang jarinya yang sedang membentuk tembikar yang di putar. Dia tersentak kaget awalnya, namun bersikap biasa saja.

Semerbak harum memanjakan indra penciuman ku, ka chu pake shampo apa ya ko wangi banget.

Aku tak bisa menahan untuk mencium rambutnya. Lama kelamaan aku mengerakan wajahku lebih rendah hingga mencapai lehernya.

Aku menghirup aromanya dalam dalam.
Ah ini sungguh membuat nyaman

"Kenapa kau bengong di situ?" Tanya jisoo

Aku tersadar dari lamunanku.







"Ayo sini. Ikatin rambut aku. Tanganku udah terlanjur kotor" ucapnya

Aku menghampirinya dan mengikat rambutnya. Seperti yang ada di lamunanku. Rambutnya beneran wangi dan halus banget.

Setelah mengikat rambutnya, Aku duduk disebelahnya

"Lisa kan orang kaya yah. Jadi kalo di kasih kado yang mahal pasti biasa aja kan. Makanya aku punya inisiatif untuk membuat kado hasil tanganku. Lagipula aku ga punya uang banyak untuk beliin dia kado. Kalau ga ngasih kado malu ntar lalo ketemu dia. Mana hampir tiap hari ketemunya"

Oh ternyata dia mau ngasih kado ke lisa. Pemikiran yang cerdas. Aku juga harus bikin yang bagus untuk lisa. Bikin apa ya?.
Ah iya. Kaktus aja itu mengambarkan dia banget. Dia itu kuat dan memiliki penjagaan diri yang sangat kuat seperti kaktus berduri. Tak dapat tersentuh sama sekali.

Kami selesai membuat tembikar. Dan lusa kami akan kembali kesini untuk mengambil hasilnya. Karena butuh proses pembakaran

Rosie pov end











"Makin hari, makin banyak aja pengangguran" ucap jennie

"Ngapain ngurusin, itu bukan urusan kita" ucap lisa.

"Pengangguran yang aku maksud itu orang orang yang punya waktu buat bikin artikel ga jelas seperti ini. Mereka cuma berasumsi aja dan ga sesuai fakta. Dan sayangnya banyak orang yang percaya"

"Maksudmu orang orang yang membuat artikel tentang kita"

"Iya"

"Biarkan saja nanti juga menguap dengan sendirinya".

"Masalahnya makin menjadi jadi aja nih orang orang"

"Terus mau nya gimana? Apa kita jaga jarak"

"No, kita tak harus melakukan itu, yang ada mereka akan menganggap jika omongan mereka itu benar"

"Lalu mau kamu gimana jen? Apa harus aku somasi mereka atau tuntut mereka karena melanggar privasi dan merusak nama"

"Repot juga. Ngabisin tenaga".

"Sebaiknya jangan melihat media sosial itu lebih baik untuk menjaga mood mu".

"Aku mau buat ig story buat mereka. Kesel aku tuh ucap jennie kemudian membuat sebuan kalimat di ig storynya dia tau banyak sekali orang orang yang melihat ig storynya. Walaupun sebagian bukan pembencinya

Ig story jennie
Bencilah aku sekuat yang kau mampu, sentil lah aku dengan kata kata bijakmu. Habiskan seluruh kosakatamu untuk membicarakan buruk tentang aku, lalu ceritakan padaku apa yang kau dapatkan, nanti aku ceritakan apa yang ku dapatkan


"Jen jangan ambil pusing oke. Kita ga minta makan dari mereka jadi jangan terlalu takut dengan penilaian mereka yang penting kita tau kalo kita tak begitu".

"Ya benar. Kita kan ga punya hubungan khusus"

"Iya, makanya setelah ini jangan lagi hiraukan omongan mereka"










To be continue °•~

Senin 20-02-2023
20:38

singleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang