episode 93÷indo÷

1.6K 299 31
                                    

《¿》
Jenlisa





















Lisa menempati rumah lamanya di indo.

Kalian pasti sudah tau di part sebelumnya dia beli kupat tahu depan rumah. Di paris kecil kemungkinan ada pedagang kupat tahu keliling komplek ya ga?.

Lisa memilih tinggal di indo, karena tempat itu paling nyaman dan disanalah pertama kali dia merawat jennie dan eugene. Semua kenangan manis berada disana. Sesekali dia melihat kembali bayangan jennie pake daster karena perutnya membuncit. Dia juga ingat pertama kali dia menjamah tubuh jennie.





Point of view lisa:


Indonesia emang terbaik, hanya memiliki dua musim sama seperti kampung halamanku. Aku cinta indonesia, semua yang ku mau ada di sini. Banyak pantai yang indah dengan air yang bening, pegunungan pun sama indahnya. Kalau mau main salju aku bisa ke papua.



Aku berencana menetap disini, tak mau balik ke paris. Aku udah bilang sama daddy kalau perusahannya yang diparis tak akan aku kelola secara langsung. Dan daddy sedikit tak suka dengan keputusanku. Dia nyuruh aku balik ke thailand kalo ga mau ngurus perusahannya.
Ya mana aku mau.
Aku suka kebebasan.
Bukan berarti aku tak bebas kalau tinggal bersama kedua orangtuaku. Aku masih bisa melakukan kemauanku, orangtua ku sangat amat pengertian. Namun ada sebuah kebenaran yang selama ini aku simpan. Aku terlalu takut membuat orangtua ku kecewa. Aku tak mau melihat mereka menderita karena aku. Semua yang aku lakukan akan berdampak pada mereka. Aku sengaja menjauh. Aku bekerja keras untuk bisa mandiri dan membuat mereka bangga. Aku selalu mengejar nilai tertinggi dalam bidang akademic, hanya untuk membuat orangtuaku bangga. Aku selalu takut jika berkumpul dengan keluarga besar, karena bahasannya akan selalu tentang pencapaian, entah itu pelajaran ataupun usaha dan yang paling tidak membuatku nyaman adalah pembahasan pribadi yang menyangkut pasangan.
Entah kenapa aku tidak punya ketertarikan pada orang lain. Aku tak punya debaran saat di dekati pria ataupun wanita.

Oh tunggu sebentar.

Wanita?

Apa aku melupakan sesuatu?

Apa aku mengabaikan sesuatu.?

Ya,

Sepertinya aku melupakan hal ini


Jennie..


Aku melupakan jennie.

Aku selalu berdebar saat jennie menggoda ku.

Aaaahh

Bukan hanya itu

Bahkan saat jennie tak menggoda pun aku berdebar.

Hanya melihat nya saja membuat ku berdebar.

Tanpa aku sadari aku selalu menatap pintu rumahku hanya untuk melihatnya datang.

Oh, kenapa aku ijinkan dia tinggal di apartemen jisoo.

Karena setelahnya aku merasa kesepian.

Harusnya aku tak melakukannya. Sungguh aku menyesali nya.

Kupikir perpisahan ini akan terjadi beberapa puluh tahun kedepan. Tapi nyatanya tidak.

Kami berpisah sekarang.

Aku pikir perpisahan itu akan terjadi saat eugene menikah, tapi nyatanya kami berpisah saat jennie menikah.






Ting nong.

Ku dengar bel berbunyi.

Rosie udah datang rupanya. Dia menghubungi ku beberapa hari yang lalu. Dan bilang mau mengunjungi ku. Ah dia pegawai ku yang punya banyak waktu luang. Apa perlu aku kasih pekerjaan lagi biar dia sibuk. Tapi kupikir itu tak akan ngaruh. Dia jenius dan pintar dalam mengelola perusahan perusahan ku.






Ku buka gerbang secara otomatis dari dalam rumah. Sebuah mobil terparkir di garasiku. Rosie datang dengan tiga orang asistennya.
Duh bu bos keren amat ya hahaha.

"Hai rosie" sambutku.

Dia langsung memelukku.

"Kangen bos besar aku tuh" ucapnya.

"Kalian bisa istirahat dikamar" ucapku pada asisten rosie.

Mereka menganguk

"Kamar itu milik ku, kalian boleh pilih selain yang itu" tunjuk ku.

Rosie mengikuti lisa ke taman pinggir kolam renang.

"Kalau di lihat lihat kau lebih suka rumah yang tak terlalu besar" ucap rosie sambil mengedarkan pandangannya.

"Biar ga cape" ucapku.

ya lah rumah terlalu besar akan membuatku lelah. Aku kurang suka rumah yang kaya istana. Dari satu ruangan ke ruangan lain harus jalan lebih lama. Kalian harus tau alasanku tak suka tinggal dengan keluarga daddy. Kalau aku lagi makan, terus kebelet ee aku harus menahannya sedikit lebih lama karena jarak toiletnya cukup jauh.

"Kan ada pembantu" ucap rosie

Ah emangnya pembantu bisa mewakili aku berjalan, ya ga kan?

"Kau tak akan mengerti" ucap ku.

"Aku juga ga suka rumah gede, makanya aku ga beli rumah" ucap rosie

"Oh, ya kenapa kamu betah di condo?"

"Ya biar gampang aja. Mau apa apa kan ga terlalu menguras energi"

Nah kan. Sama

"Aku heran aja, kebanyakan orang kaya punya rumah kaya istana" ucap rosie

"Aku ga ngerasa kaya" ucap ku, Emang aku tak merasa kaya sama sekali.

"Hah" dia mengehela nafas.

"Kenapa?"

"Kau tau, bawahanmu saja berlomba lomba terlihat kaya" ucap nya

Aku tau, beberapa orang yang jadi bawahanku terlihat sangat glamor, mereka mempunyai rumah mewah dan mengkoleksi mobil mewah dengan harga yang terbilang fantastis

"Mereka hanya pamer atas kerja keras mereka dan untuk menunjukan kedudukan mereka" ucapku

"Ya kayanya" ucapnya

"Kenapa kamu tidak?" Tanyaku. Karena rosie pun sebenarnya bisa melakukan itu.

"Ga mau, nanti keenakan suami aku kalo aku punya banyak aset" ucap rosie

"Jadi nantinya kamu mau ikut suamimu"

"Iya lah, biar dia yang menyediakan semua kebutuhanku" ucap rosie

"Emang punya pacar?" Tanya ku, karena setau aku rosie itu jomblo. Dan dia tidak dekat dengan siapapun kecuali sooyaa. Bisa di bilang rosie itu nampak berkencan dengan sooyaa.

"Engga" jawabnya.

Aku tersenyum kecil dan langsung kena timpuk rosie. Dia emang kadang suka pukul aku.

"Sama sama jomblo jangan membuli" ucapnya

Aku terkekeh

"Kenapa pindah begitu aja?"

"Pengen aja"

"Kamu mau menghindari jennie" tanya rosie













To be continue °•~

Minggu 26-03-2023
03:30

singleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang