CHAPTER TUJUH

220 36 5
                                    

Memasang kamera pengintai atau CCTV di rumah sendiri memang bukan hal yang aneh seharusnya. Leanna akan memahami itu seandainya saja ia bisa memutar waktu untuk menahan kebingungannya tentang alasan Daniel Kim memasangnya. Yaitu untuk mengawasi dirinya, intinya Daniel Kim waspada pada Leanna yang menurutnya 'berpotensi' melakukan hal yang tidak-tidak padanya. Seperti apa?

"Gak perlu diambil pusing, Lea. Bukan karena kamu kok dia pasang CCTV ..." komentar Andreas terbahak-bahak begitu mendengar cerita dari Leanna ketika mereka berpapasan di depan apartemen Daniel.

"Bukan. Maaf, maksud saya, saya pikir dia masih gak percaya dengan saya," ucap Leanna buru-buru menjelaskan.

"Ini semua gara-gara mantan asistennya sebelum kamu," jawab Andreas.

"Emangnya Daniel pernah diapain sama mantan asistennya?" tanya Leanna penasaran.

Awalnya Andreas hanya menghela napas pelan. Kini mereka berdua berada di depan pintu gedung. Leanna hendak keluar, sementara Andreas hendak masuk.

Tapi Leanna terlalu penasaran dengan apa yang akan diceritakan oleh Andreas mengenai bos nya itu hingga ia berdiam diri menunggu penjelasan laki-laki itu.

"Beberapa asisten memanfaatkan kesempatan setiap Daniel tidur. Ada seorang asisten yang foto selfie sama Daniel waktu tidur untuk pamer kalau Daniel adalah pacarnya. Ada asisten yang malah bawa temen-temennya ke dalam apartemen. Dan yang lebih parah ..."

Andreas terdiam sejenak lalu menggelengkan kepalanya. Ia kelihatan prihatin, sekaligus berusaha menahan tawanya. Tentu saja hal itu membuat Leanna semakin penasaran.

"Dia hampir dilecehkan."

"Hah?!" Leanna refleks menutup mulutnya ketika menyadari reaksinya yang cukup menarik perhatian orang-orang disekitarnya.

"Sama ... Cewek?"

"Ya iyalah. Asisten Daniel yang cowok itu cuma yang bawa temen-temennya ke apartemen. Kalau cewek yang nekat mau melecehkan Daniel itu ... Harus berurusan sama polisi. Daniel bener-bener marah. Untung aja gue keburu masuk sebelum kejadian. Dan untungnya juga hal itu terekam CCTV jadi Daniel bisa laporin cewek itu," jelas Andreas terlihat cukup bangga telah menyelamatkan Daniel.

Tapi Leanna masih terbengong-bengong. Sungguh ini kali pertama ia baru mengetahui kalau perempuan bisa juga melecehkan dan laki-laki bisa menjadi korban pelecehan. Leanna tak habis pikir, apa karena Daniel setampan itu? Bagaimana kalau seorang perempuan yang memiliki kelainan seperti Daniel?

"Karena itu, apapun yang terjadi, lo juga gak boleh bilang soal kelainan Daniel ke orang luar. Itu ada di kontrak juga kan? Soalnya, Daniel gak main-main untuk lapor polisi kalau lo sampe langgar kontrak."

Leanna hanya menganggukkan kepala. Ia sendiri bukan tipe orang yang akan mudah menyebarkan hal itu, kalau ...tidak keceplosan. Leanna harus menghindari percakapan tentang Daniel Kim dengan siapapun, termasuk Maria.

"Ya udah, jadi lo ini mau pergi keluar karena libur?" tanya Andreas.

"Iya. Hari ini saya libur. Tadinya saya nunggu dia keluar apartemen, tapi kayanya dia gak pernah keluar," ucap Leanna.

Andreas menganggukkan kepalanya. Ia paham betul apa yang dijelaskan oleh Leanna.

"Dia ... Gak pernah keluar rumah kecuali ada urusan yang sangat - amat - teramat penting atau mengharuskan dia keluar. Launching buku, promosi, dan hari peringatan mendiang neneknya."

"Dan apakah menemui saya di luar saat wawancara pertama kali adalah urusan yang sangat - amat - teramat penting?" tanya Leanna ragu-ragu.

Dalam hati, Andreas jelas menyadari perbedaan gadis ini. Meskipun tak terlalu dekat, Andreas beberapa kali berhubungan dengan Leanna melalui telepon mengenai Daniel. Tapi yang pasti, baru tiga minggu bersama Daniel, cara bicara gadis ini sudah hampir menyerupai Daniel.

Sunshine in Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang