CHAPTER LIMA PULUH SATU

206 35 5
                                    

Jika saja bukan karena pekerjaannya yang mengharuskan Daniel segera pulang ke Jakarta, mungkin, Daniel masih sempat mengunjungi Leanna terlebih dahulu di rumahnya. Tapi Andreas sampai menjemputnya ke Bogor hanya karena Daniel menonaktifkan ponselnya semalaman sejak mengatakan sedang perjalanan pulang dari Bogor ke Jakarta. Andreas khawatir kalau Daniel mengalami sesuatu masalah di dalam perjalanannya.

Alhasil, pagi itu juga, Daniel bersama Andreas sama-sama pulang ke Jakarta. Karena Daniel harus datang ke kantor penerbit pukul 08:00 hari ini. Padahal, ia belum sempat menyelesaikan semua novel yang harus ditandatanganinya itu. Andreas mengatakan kalau itu bukan tentang novel eksklusif, melainkan hal lain.

Daniel bergegas keluar dari mobilnya dengan Andreas yang juga ikut keluar dari mobilnya sendiri. Langkahnya berjalan cepat mengikuti Daniel yang berjalan duluan sambil mengirimkan pesan kepada Leanna. Ia mengerutkan keningnya heran. Tak ada pesan masuk sama sekali dari Leanna. Apa gadis itu tidak mengkhawatirkannya sama sekali? Bahkan Andreas saja mengkhawatirkannya.

“Leanna?”

“Jangan bercanda!” tukas Daniel kesal pada ucapan Andreas.

“Beneran, Dan!” Andreas sampai menarik lengan Daniel agar berbalik dan melihat apa yang sedang di lihatnya saat ini.

Daniel mungkin akan kesenangan sampai mendapat serangan tidur saat melihat Leanna benar-benar ada di gedung apartmen-nya, jika saja Leanna datangnya tidak bersama Arka. Lagipula apa yang dilakukan Arka bersama Leanna? Tidak, apa yang dilakukan Leanna dengan laki-laki lain di sini?

Leanna yang sedang asik mengobrol dengan Arka, seketika tersenyum ke arah Daniel begitu mengetahui Daniel dan Andreas sedang berdiri di depan lift sambil menatapnya.

"Hai, Ndre," sapa Leanna.

"Jadi juga lo ke sini," ucap Andreas tertawa pelan. Sontak, Daniel pun menoleh ke arah Andreas yang mengatakan soal kedatangan Leanna ke apartemen ini.

"Leanna nanyain lo ke gue. Dia bilang mau ke Jakarta hari ini," ucap Andreas menjawab kebingungan Daniel.

Daniel melemparkan pandangannya ke arah Leanna yang masih menatapnya.

"Kenapa gak menghubungi saya?" tanya Daniel.

"Ponsel kamu mati dari semalam," jawab Leanna, "saya gak sengaja ketemu Arka di depan," imbuh Leanna menjelaskan.

"Oh," jawab Daniel kembali menaruh pandangannya ke depan, menunggu lift terbuka.

"Apa kamu mau ketemu Popo dulu?" tanya Arka kepada Leanna. Tentunya pertanyaan itu bisa didengar oleh Daniel yang memilih untuk diam tak mau bereaksi apa-apa meskipun dirinya merasa agak kesal juga dengan Arka.

"Aku sih mau. Tapi nanti aja ya. Aku mau ngobrol dulu sama Daniel," jawab Leanna pelan. Meskipun sudah pelan, suaranya tentu masih terdengar oleh Daniel yang ada di depannya.

Andreas spontan menoleh ke arah Daniel. Sesuai dengan prediksinya, penulis psikopat ini sekarang tersenyum manis. Hilang sudah kesan mengerikan Daniel sejak bertemu Leanna. Jika saja Leanna berdiri di sebelah Daniel, mungkin dia juga bisa melihat betapa lebar senyum Daniel saat ini.

"Iya deh, iya. Lagian Popo juga kayanya udah tidur lagi." Arka terkekeh pelan.

Begitu pintu lift terbuka, Daniel yang masih tersenyum segera menarik tangan Leanna.

Tapi belum sampai masuk, Daniel baru menyadari kalau yang dia gandeng tangannya adalah Arka yang sekarang sedang menatapnya dengan alis terangkat.

"Salah, heh!" Leanna tertawa terbahak-bahak sambil melepaskan tangan Daniel dari Arka lalu menggandeng tangan Daniel duluan.

Sunshine in Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang