CHAPTER LIMA PULUH EMPAT

173 29 1
                                    

Daniel menunggu di altar gereja bersama seorang pendeta yang sudah siap. Semua orang juga menunggu dengan penasaran. Seluruh bridesmaid gelisah dan saling berbisik. Sedang kan Rita berusaha tersenyum meskipun dalam hati mengumpat.

Semuanya sudah Daniel pastikan sendiri lengkap dan sesuai permintaan. Dari dekorasi, katering, semuanya. Satu hal yang malah belum lengkap. Pengantinnya! Leanna ke mana?

Bahkan, Daniel sampai tak berani menoleh ke arah ibunya. Setidaknya, sudah setengah jam mereka terlambat dari upacara.

Sampai, akhirnya Sun Hee beranjak dari duduknya dan menghampiri Daniel.

"Apa kau yakin, gadis itu mau menikah dengan mu?" bisiknya.

Daniel berdecak pelan, ia tak dapat menyembunyikan raut wajahnya yang tidak suka dengan pertanyaan itu.

"Apa Mama pikir ini main-main?"

"Nah, itu pertanyaannya," tukas Sun Hee masih berbisik.

Daniel melemparkan pandangannya ke arah lain. Kedua matanya terbelalak menatap ke depan pintu gereja. Melihat seseorang yang baru saja memasuki gereja.

Sun Hee ikut melihat apa yang sedang Daniel lihat barusan. Ia juga ikut tertegun ketika melihat James yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam gereja dan tersenyum ke arah mereka.

Perlahan, James menghampiri sebuah kursi yang sudah disediakan di samping Sun Hee hari ini.

Selain tak percaya ayahnya ada di sini, Daniel juga tak menyangka dia datang sendirian ke sini. Tak membawa keluarga barunya. Bahkan, Daniel sampai lupa bahwa mempelai wanitanya masih belum hadir.

Suara langkah sepatu heels terdengar mendekat, segera Daniel melihat Sindy yang berlarian sambil membawa Leanna yang juga ikut berlari.

Mereka berhenti tepat saat kakinya masuk ke dalam gereja. Beberapa pasang mata menoleh ke arah mereka. Sindy hanya menunduk lalu melepaskan pegangannya pada Leanna, lalu berjalan ke sisi sebelah kanan bersama bridesmaid yang lainnya.

Leanna yang sudah cantik dengan gaun pernikahannya pun hanya bisa tersenyum malu-malu ke hadapan orang-orang. Dan tanpa pikir panjang, sang ayah segera meraih tangannya untuk digandeng menuju altar.

Upacara pun dimulai. Sambil melangkah menghampiri Daniel, Leanna menggerakkan bibirnya mengatakan, "Sorry," kepada Daniel tanpa suara. Daniel yang melihat itu hanya diam sambil menahan senyumnya.

Entah mengapa mood-nya jadi sangat baik setelah ayahnya ternyata datang ke sini. Dan lebih bahagia lagi ketika melihat Leanna benar-benar hadir, lalu meminta maaf atas keterlambatannya. Untung saja Leanna tampil sangat cantik dengan balutan gaun maxi berbahan brukat, berlengan panjang dan berbentuk A-Line. Rambut hitamnya digelung rapi dengan hiasan mahkota dan tudung pernikahan berwarna putih. Seperti bukan Leanna, jika saja tidak melihat kecerobohannya hari ini.

Makeup bernuansa nude yang kalem, menambah kesan dewasa di wajah imut Leanna. Dan saat ini, sang ayah telah mengantarkan Leanna pada Daniel untuk mengucap janji pernikahan mereka.

Pendeta memulai pembukaan. Sementara Leanna sesekali melirik ke arah Daniel yang terang-terangan sedang memperhatikannya.

Daniel meraih tangan Leanna dengan hati-hati, kemudian ia mengucap janjinya.
"Leanna, aku mengambil kamu menjadi istriku, untuk saling memiliki dan menjaga, sekarang sampai selama-lamanya. Baik susah maupun senang, sehat maupun sakit ..."

Jantung Leanna berdetak lebih cepat, keinginannya begitu menggebu untuk segera mengucapkan janjinya juga. Hari ini, bahkan Leanna tak menyangka Daniel bisa sekhitmat ini mengucapkan janjinya.

Sunshine in Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang