CHAPTER DUA PULUH SEMBILAN

162 29 8
                                    

Baru beberapa menit yang lalu Ghea merasa sangat antusias menyambut Daniel, Arka, dan sedikit antusias pada Leanna. Ia sempat melirik jutek ke arah Arka yang malah membawa Leanna bersama mereka. Padahal, ia pikir, Arka akan membawa salah satu teman laki-lakinya. Namun, keantusiasan itu seketika menghilang sejak Daniel dan Arka menyebutkan pesanan mereka, hingga kini sekitar dua pelayan bolak-balik menaruh semua pesanan mereka hingga meja yang panjang yang biasanya dipakai untuk tamu berkeluarga ini nyaris penuh. 

Daniel tetap setia dengan kopi americano dinginnya, selain itu ia memesan pizza large extra cheese, french fries, honey chicken wings, red velvet short cake, beef steak with barbeque sauce. Lalu Arka memesan es cappucino, beef steak with blackpaper sauce, mix plater, hot chicken wings, strip fried chicken, onion ring, spaghetti bolognese, dan mini pie

Sangat berbanding terbalik dengan Leanna yang hanya memesan strawberry milkshake with cheese dan french fries. Apalagi Ghea yang hanya memesan segelas mojito dan waffle. 

Sudah jelas, setelah Ghea melakukan pembayaran di kasir, wajahnya berubah menjadi sedikit murung. Ia benar-benar kaget dengan dua laki-laki yang benar-benar terlihat sangat kelaparan ini.

"Jadi ... Kamu lagi sibuk apa sekarang?" tanya Daniel membuka pembicaraan untuk memulai makannya. 

"Oh aku? Sekarang aku lagi ikut proyek fashion show nasional tahun ini. Makanya mungkin agak sibuk belakangan ini," jawab Ghea mulai merasa sedikit tenang karena Daniel mulai mengajaknya ngobrol duluan.

"Oh..."

"Kalau Kak Daniel? Lagi ada proyek apa sekarang? Pasti proyek bangunan yang besar lagi ya kaya biasanya. Kak Daniel hebat banget ya, bisa lihat peluang dalam bidang kuliah Kak Daniel. Gak kaya seseorang yang saya kenal, dia sia-siain kuliahnya cuma untuk jadi seorang freelancer."

Sebenarnya, tak ada yang tahu siapa yang dimaksud oleh Ghea, kecuali Arka. Laki-laki itu sampai berhenti mengunyah saat menyadari Ghea sedang menyindirnya. Sudah sangat jelas Ghea sedang menyindirnya.

"Wah, lo hebat banget ya? Dapat pekerjaan yang sangat sesuai sama  pendidikan lo dulu. Sampe ikut proyek fashion show nasional. Pantes bisa traktir kita," sahut Arka tersenyum puas. Tentu saja Ghea kembali cemberut mengingat berapa banyak uang yang ia habiskan malam ini.

"Tapi... Apa posisi lo di sana? Kalau gak salah waktu itu lo bilang ... asisten ya?" imbuh Arka seolah belum puas membalas Ghea yang kini menatapnya tajam.

"Asisten designer kok. Karena ini proyek nasional, udah pasti designer-nya yang terkenal semua."

Sementara Arka dan Ghea saling melempar tatapan tajam, Leanna puar-pura sibuk meminum milkshake-nya. Sejujurnya ia agak bingung dengan situasi ini. Tapi Daniel justru sebaliknya, ia dengan santai memakan steak sambil melihat mereka berdua seolah menonton pertunjukan langsung. 

"Sama aja asisten. Kayanya lo juga pernah bilang gak pernah mau jadi asisten lagi. Kenapa? Sekarang kepepet ya?" balas Arka tertawa sinis.

"Setidaknya aku punya banyak pengalaman di bidang aku sekarang. Gak modal nekat tapi gak jelas ujungnya. Sekarang aku tanya, emangnya kamu punya plan untuk ke depannya setelah jadi fotografer?"

Daniel menggeser pizza di dekatnya ke hadapan Leanna beserta honey chicken wings miliknya. Leanna menoleh ke arah Daniel dengan raut wajah bingung. Tapi Daniel hanya menjawab dengan gerakan bibirnya tanpa suara, "Makan." Leanna menahan tawanya, kemudian mengambil satu potong pizza lalu memakannya. Begitu juga Daniel yang masih mengunyah makanannya sambil menonton drama rumah tangga pasangan mantan kekasih ini.

"Ada plan atau enggak, itu urusan gue, Ghe."

"Nah itulah kebiasaan kamu. Menghindar dari masalah aja terus, coba kalau kamu gak menghindari masalah, kita gak mungkin putus waktu itu."

Sunshine in Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang