“Aku bahagia melihat mu bahagia, tersenyum manis walaupun tidak bersamaku”
.
.
.
.
.
Hari yang di tunggu, tunggu akhirnya tiba dimana akan di adakan pelepasan siswa-siswi SMA garuda taruna merah putih.
Dan hari ini nara akan resmi menjadi alumni, dengan balutan dress yang cantik dan mahkota kecil di kepalanya dengan riasan yang natural tetapi aura kecantikan nya tetap terlihat.
“Anak ayah cantik banget si pasti bunda kamu senang liat kamu udah sebesar ini” puji sang ayah pada anak gadisnya.
“Iya dong yah, kan adek Samuel” ucap Samuel sambil merangkul adeknya dan menatap ayahnya dengan sombong.
Melihat itu sang ayah hanya bisa memutar mata malas sedangkan sepupu nara yang lain tidak mau kalah dan mulai berebut, merebutkan nara.
“Adek nanti bareng abang ya” ajak Abil pada nara sambil tersenyum manis.
“Nggak baby bareng gue ya, enak aja lo” bantah angga pada Abil
“Kan gue duluan yang ngajak adek berarti adek sama gue dong” ucap tak Terima Abil
“Nggak bisa gitu, pokoknya baby sama gue” mereka terus ribut tanpa sadar orang yang di ributkan sudah pergi bersama cinta pertamanya.
“Udah, nara juga udah pergi” ucap Tio sebelum menyusul keluarga nya yang lain.
Abil dan angga yang sadar bahwa mereka di tinggal pun berdecak dan saling salah menyalahkan.
“Salah lo ni “marah angga
“Salah lo lah”ucap tak Terima Abil
“ serah gue mau susul adek”ucap Abil lagi saat melihat angga yang akan menyalahkan nya lagi.
Memang siswa-siswi di bolehkan membawa keluarga mau berapa banyak pun.
Saat sampai di gedung yang akan di adakan untuk acara pelepasan murid-murid semua perhatian teralih ke deretan mobil yang baru sampai.
“Woah apakah dewa dan dewi turun ke bumi”
“Aaaaaaaaaaa mereka sangat keren”
“Nara makin cantik aja”
“Pawangnya pada ke mana”
“Eh itu alumni Sekolah kita kak samuel salah satu mantan most wanted sma garuda”
“Makin hot aja kak samuel”
“Gue siap kalo jadi sugar baby nya bokap nara”
“Gue juga mau jadi mama nya nara”
Bisik-bisik itu terus terdengar bahkan sampai keluarga Alexander memasuki ruangan dan menduduki kursi.
Acara di mulai dari pidato singkat kepala sekolah, lalu di lanjut ke acara-acara yang di bawakan oleh perwakilan adek kelas maupun OSIS, berikutnya juga ada pemberian penghargaan pada siswa-siswi yang telah berhasil memenangkan lomba internasional.
Setelahnya pemberian buket oleh keluarga, sahabat atau kekasih sambil foto-foto untuk kenangan.
Nara mendapatkan banyak sekali bunga dari ayahnya, opa, oma, ke empat sepupu nya, saudara nya, pacar-pacar nya bahkan teman sekelas.
“Wow yang banyak kasih buket” ledek bunga pada calon adek iparnya itu padahal dia juga sama.
“Ck, kamu juga banyak yah malah ngeledek aku lagi” jawab Nara dengan ekspresi cemberut
“Hehehe lagian lo kayak mau jualan bunga aja” ucap bunga sambil terkekeh
“Ini semua karena abang-abang sama pacar aku, padahal aku udah bilang kalo mau ngasih lebih baik ngasih yang bermanfaat atau nggak makanan aja biar bisa aku makan sama di bagiin” curhat kesal Nara mengingat bahwa mereka semua memberinya bunga.
“Nggak papa sesekali, lagian lo maunya makan mulu” ucap bunga sambil menenangkan sahabat nya yang kesal karena terlihat seperti penjual bunga.
“Woah Nara cantik banget, coba kalo belum ada yang punya pasti aak kiko daftar” ucap kiko dengan pede
“Kepedean lo, muka kayak pantat panci aja mau milikin Nara mimpi lo terlalu tinggi kawan. “ ejek wawan sambil tertawa lepas sedangkan yang tertawakan hanya bisa memasang muka masam.
“Hehehe... Jangan gitu wawan, kiko juga ganteng kok buktinya tika anak kelas sebelah malah naksir sama kiko” bela Nara walaupun dia ikut tertawa juga tadi, tapi apa yang dia katakan memang benar adanya.
“Tika yang lumayan pinter itu? “ tanya wawan karena jika di bandingkan Nara mang tika dikatakan lumayan.
“He’em”
“Tuh kan apa gue bilang, gue ini ganteng tau” bangga kiko pada wawan dan sekarang giliran wawan yang bermuka masam.
“Eh aku mau ke sana dulu ya” pamit Nara pada kiko dan wawan karena dia dan bunga akan mendekati pacar-pacar mereka.
“Iya-iya kita juga mau sapa temen-temen yang lain kok” jawab wawan yang di angguki kiko.
“Halo pacarnya Nara 😄” sapa Nara pada azka, bagas dan luki.
“Yang di sapa pacarnya aja nih” ucap angga pada adek sepupu nya itu.
“Hehe Halo juga abang-abang tampan aku” sapa Nara pada semua yang berkumpul di sana.
“Halo juga dedek gemes” jawab mereka lalu tertawa bersama karena merasa konyol dan berhasil menjadi sorotan karena visual dan tawa merdu yang mengudara.
“Aku mau pinjam pacar aku dulu ya” izin Nara pada mereka lalu mengode mereka bertiga untuk mengikuti nya.
“Mau kemana baby? “ tanya azka sambil memeluk posesif pinggang ramping Nara.
“Jalan-jalan disana bosen” jawab Nara
“Udah izin sama ayah? “ tanya luki pada calon istri nya itu
“Udah tadi” jawab Nara lagi dengan posisi Nara di tengah, luki di samping kiri dan azka di samping kanan lalu di samping azka ada bagas.
Mereka pun pergi dari sana ke wisata yang sejuk dan damai dan tentu sudah di boking untuk mereka saja.
“Kamu habis ini mau lanjut kuliah di mana? “ tanya bagas pada pacarnya
“Hmm... Rencananya mau ke China sambil mau ikut jadi model” jawab Nara sambil menerawang masa depan.
“Terus hubungan kita gimana? “ tanya luki karena mau bagaimana pun dia pria yang sudah matang dan sudah waktunya menikah.
“Aku nggak mau maksa, kalo kalian nggak bisa nunggu aku pulang dari kuliah aku, kalian boleh kok cari pasangan yang lebih baik dari aku gimanapun aku nggak mau menggantung kalian dalam hubungan ini. Jadi kalo mau nunggu aku Terima kalo nggak juga aku Terima. “ jelas Nara
“Bagaimana pun masa depan kalian ada sama kalian sendiri” ucapnya lagi sambil memandang air terjun yang terjun bebas di depannya.
Mereka terdiam cukup lama sampai suara azka membuyarkan lamunan mereka masing-masing.
“Aku bakalan tunggu kamu nggak peduli berapa lama itu” ucap azka sambil menatap dalam mata Nara yang membuat Nara tersenyum karena azka tidak berbohong terlihat dari pancaran matanya.
“Aku juga, aku pernah lepasin kamu sekali demi keselamatan kamu, tapi nggak dengan yang ini” ucap bagas bersuara setelah memahami kata-kata Nara tadi yang membuat Nara kembali tersenyum.
“Saya juga, saya tunggu kamu kembali. Lagian walaupun saya udah tua nanti saya juga masih bisa buat kamu nggak bisa berjalan sehari” ucap luki dengan nada angkuhnya yang membuat bagas memutar mata malas sedangkan azka tidak mengalihkan perhatiannya dari Nara.
Nara yang mendengarnya pun tersipu malu, dia bukan gadis polos yang tidak tau makna ucapan luki tadi.
“Iiiiiiihhh maluuu” ucap nya sambil berlari menuju air terjun dan di ikuti yang lain dari belakang dengan mengejar Nara
( tenang saja tidak ada batu besar kok, Cuma ada batu kecil-kecil doang jadi nggak akan jatuh).
Mereka bermain bersama, tertawa, makan, menghabiskan waktu sebelum berpisah karena cita-cita Nara walaupun nanti mereka bisa menyusul jika memang rindu.
.
.
.
.
.
.
.
.
END
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Nara {END}
Fantasimenceritakan tentang seorang anak SMA yang bar-bar, suka cogan tapi walaupun Nara suka cogan ia belum pernah jatuh cinta,ia hanya suka menggoda nya saja.dan ceria serta bisa juga kejam dalam satu waktu yang sama. Gadis tersebut ber transmigrasi ke...