6 : Worse

866 101 5
                                    

Seoul - South Korea
09 : 00 KST

Nepthune's Corporation

Hembusan angin musim semi yang segar memasuki ruangan megah ini dengan pintu balkon yang sengaja di buka, aroma wangi bunga dengan dedaunan yang mekar terbawa oleh angin bercampur dengan asap tembakau yang kini diapit oleh dua jari si empu.

Bahu lebar, tubuh tinggi, dengan rahang tajam. Pria yang sangat sempurna, kini ia menatap sebuah kalender duduk yang tertera di meja kerjanya ini dengan datar.

"Lima hari lagi".

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu menyadarinya, kembali fokus ia menyimpan batang rokoknya di asbak dan bergegas dengan penuh semangat kala tahu siapa yang telah datang kemari..

Tanpa basa-basi merapihkan dirinya, dan menarik pintu tersebut membuat ia dapat melihat si empu yang berdiri di depan sana. "Akhirnya kau datang".

Lee Felix pemuda tersebut tersenyum walau ada sedikit ganjalan sebab perkataan pemuda bernama Han Jisung yang baru saja ia temui tadi membuat pikirannya penuh bahkan sebelum ia resmi bekerja di tempat ini.

"Tetapi, lebih baik kau berhati-hati dengannya. Siapa yang tahu akan kehidupannya yang keras dan bebas, dia bukanlah pria yang biasa bagaimanapun".

"Masuklah !".

Mengikuti apa yang diperintahkan dengan pelan Felix melangkahkan kakinya masuk untuk kedua kalinya kedalam ruangan megah ini, namun suasana kali ini terasa lebih menyegarkan dengan udara yang masuk juga wangi dari aroma terapi yang sengaja dinyalakan.

"Bagaimana, apa dia sangat membantu ?". Tanya pria tersebut setelah mendudukkan tubuhnya di kursi kebesarannya.

"Jika dia tidak bisa membantumu, maka aku bisa memecatnya sekarang juga".

Ucapnya datar, tepat saat Felix baru saja akan membuka mulut."Dia sangat membantu, tuan. Terimakasih sebelumnya, karenanya aku bisa lebih mudah menambah wawasan". Jawab Felix seadanya.

Hyunjin mengangguk paham. "Well, sudah biasa bagiku apabila karyawan baru selalu penasaran dengan diriku, sehingga di ruangan itu mereka bisa membicarakanku sesuka hatinya".

Felix terdiam tak berani menatap pria jangkung yang menyilangkan tangannya duduk tepat dimukanya.

"Jujur saja, hanya kau satu-satunya karyawan yang pernah duduk di kursi ini. Jika kau penasaran denganku, kenapa kau tidak tanyakan saja langsung kepadaku ?".

Felix membulatkan kedua matanya. "Mengapa dia membicarakan hal ini ? Apa ia menguping pembicaraanku dengan Han Jisung ?". Monolognya dalam hati.

Hyunjin tersenyum miring, melihat pemuda yang kini hanya menunduk dengan manik yang gusar karena pertanyaan darinya. "Lee Felix, aku dengar kerabatmu memiliki hutang yang cukup besar kepada bank".

Ucapan tiba-tiba dari Hyunjin yang berbicara tanpa rasa bersalah sedikitpun, si empu membenarkan posisi duduknya untuk menatap lebih dekat pemuda incarannya ini.

"Bagaimana ia bisa tahu ?!". Felix membulatkan kedua matanya saat mendengarkan perkataan Hyunjin, belum lama mereka bertemu tetapi sepertinya pria ini sudah mengetahui segala sesuatu akan dirinya.

"Dan aku sarankan jangan membuat ia marah, dia pria yang cukup egois. Koneksi luas dan kekuasaannya di negara ini, memungkinkan kau tidak bisa keluar jika memiliki masalah dengannya".

Itulah perkataan Jisung yang kembali teringat, sepertinya semua ungkapan yang Jisung lontarkan semuanya memiliki bukti. Walaupun pada awalnya ia heran mengapa ada karyawan biasa yang berani membicarakan atasannya seperti itu.

Closed Eyes | Hyunlix [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang