43 : Erasing Your Name

596 84 25
                                    

Seoul - South Korea
11 : 00 KST

Asclepius's Psychiatric Hospital

Siang hari yang cerah di musim panas ini, burung-burung berterbangan damai di pepohonan rindang dari taman rumah sakit yang asri ini. Felix menghela nafas dalam, menghirup udara segar dari musim panas.

"Felix, minumlah terlebih dahulu".

Seungmin baru saja datang dengan secangkir teh hijau hangat di tangannya, ia langsung memberikannya kepada si empu yang kini terduduk di kursi taman.

"Terimakasih banyak Seungmin-ah".

Ucap Felix menerima cangkir tersebut, Seungmin menganggukkan kepalanya ia juga mendudukkan tubuhnya tepat disamping si empu.

"Apa kau sudah merasa lebih baik sekarang ?".

Felix menganggukkan kepalanya. "Tentu Seungmin, tetapi aku masih tidak percaya akan kepergiannya. Namun, aku berusaha untuk berlapang dada".

Seungmin merekahkan senyumnya, ikut lega mendengar akan kondisi Felix. "Dan, apa kau masih khawatir akan sesuatu ? Jangan sungkan untuk berbicara denganku".

"A-aku hanya merasa kebingungan akan apa yang terjadi kemarin. Berita itu, siapa yang menyebarkannya ? Lalu Changbin-hyung yang mengatakan bahwa aku berkencan dengannya, semua ini terasa janggal. Namun, a-aku merasa takut untuk mencari tahu".

Seungmin menempatkan tangannya untuk mengusap halus punggung tangan Felix. "Jika kau merasa masih belum siap, kau bisa tenangkan dirimu dan persiapkan mentalmu. Jangan memaksakan sesuatu, untuk saat ini kau harus memperhatikan dirimu lebih lagi sebab kau juga harus bahagia dengan caramu".

Felix merekahkan senyumnya dan mengangguk paham. "Kau benar Seungmin, aku harus lebih memperhatikan diriku sendiri sekarang".

Seungmin ikut senang mendengarnya. "Dan, aku entahlah- Hyunjin, dia Terlihat.. Aku tidak tahu mengapa dia tidak memberiku kesempatan untuk menjelaskan". Ucap Felix membuat Seungmin menyerngitkan dahinya.

"Lix, Hyunjin dia tidak pernah berpikir sebelum berbicara. Sebaiknya untuk saat ini jangan pikirkan dia, dan aku tahu sangat menyakitkan bagimu, untuk terus memikirkannya".

Felix menundukkan kepalanya, ia memainkan jemarinya dibawah sana. "Aku tidak ingin bertemu dengannya lagi, tetapi aku terus merasa ingin mengetahui akan kabarnya. Dia mengatakan ibunya dalam kondisi yang parah kemarin sore".

Seungmin menyerngitkan dahinya. "Hyunjin mengatakan seperti itu ?". Tanya si empu membuat Felix menganggukkan kepalanya.

"Hmm, aneh sekali".

Seungmin berdeham, ia ingin mengganti topik. Sebenarnya ia tidak ingin membahas Hyunjin dengan Felix untuk sementara waktu, sebab ia mengerti bahwa Felix begitu sakit hati dengan perilaku Hyunjin. Dan untuk sementara ini ia harus menunda rasa curiganya terhadap 'pasien' yang satu ini.

"Lix, apa kau ingin berkeliling ? Sebentar lagi waktu makan siang tiba, tetapi biasanya pasien sedang berada di taman khusus bagi pasien untuk sekedar bermain atau jalan-jalan".

Felix mengangguk setuju, ia cukup bersemangat untuk berkeliling dan mengetahui akan kegiatan di rumah sakit ini.

Menyisir koridor di rumah sakit ini, Seungmin dan Felix berjalan bersama melihat situasi dan suasana di siang hari. Mereka menuju koridor dimana kamar-kamar pasien berada, sangat asri sebab kamar pasien berhadapan langsung dengan taman khusus pasien yang mana dipenuhi oleh bunga-bunga mekar, pepohonan dan kolam ikan sehingga pasien tidak akan merasa jenuh.

"Rumah sakit ini sangat besar, aku tidak menyangka. Aku pikir untuk berjalan ke dapur saja sudah sangat jauh".

Seungmin terkekeh pelan. "Aku juga terkejut, sebab rumah sakit disini besar tetapi pasien yang dirawat tidak sebanyak kamar yang dibangun disini".

Closed Eyes | Hyunlix [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang