Seoul - South Korea
08 : 00 KSTHallym University Medical Center
Menghentikan mobil mewahnya di halaman rumah sakit yang besar ini, hanya mengingatkan bahwa ini kedua kalinya dia datang kemari. Namun kini, si empu tidak langsung masuk melainkan berdiri bersandar di bahu mobilnya sembari menunggu seseorang membalas pesannya.
"Tck, apa kini ia bersikap sok sibuk ?".
Menghembuskan asap rokok tersebut, sepertinya ia sudah menghabiskan tiga batang tembakau itu pagi ini. Memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jasnya, pria itu kini terfokus kepada seseorang yang baru saja keluar dari lobby rumah sakit.
"Dia terlihat seperti seorang pengangguran, untuk apa rapih sekali ?".
Hyunjin memaku mata pada pemuda itu, dengan menyandarkan salah satu tangannya di permukaan mobil mewah itu. "Hmm, apa kau punya pekerjaan sekarang ?".
Ucap Hyunjin sembari menghisap batang rokoknya, ucapannya itu mengalihkan perhatian si empu yang kini memberhentikan langkahnya.
Hyunjin menaikkan satu alisnya kala melihat pria itu tersenyum miring lalu berjalan begitu saja ke arahnya.
"Percaya diri sekali orang ini".
Pemuda itu mengulurkan tangan kanannya, dengan senyuman di wajahnya ia menatap Hyunjin penuh percaya diri. "Kita belum berkenalan ? Terakhir kali kita bertemu sepertinya kau dalam keadaan kacau".
Hyunjin berpikir sejenak, ia teringat akan malam dimana ia melihat si empu disaat ia ingin membawa Felix bersamanya. "Aah.. benar sekali, Hwang Hyunjin. Kau pasti sudah tahu namaku, hmm ?".
Balas Hyunjin, ia pun membalas jabatan tangan si empu penuh percaya diri. "Tentu, pengusaha paling sukses di tanah air ini. Siapa yang tak tahu ? Aku Seo Changbin, teman dekat Felix mungkin terlalu dekat bagi kita hanya sekedar di panggil teman dekat".
Hyunjin melepaskan jabatan tangannya, dan kembali menghisap batang rokok itu. "Terserah saja, kau terlihat percaya diri sekali ? Apa kau akan menganggapku orang gila setelah melihatku pada malam itu ?".
Changbin berdecih pelan. "Tidak, tentu saja. Aku hanya penasaran, apa tujuanmu melakukan semua ini ? Ini membuatku berpikir yang tidak-tidak terhadap dirimu dan Felix". Ucapnya, tanpa rasa bersalah membuat Hyunjin sedikit terkejut dibuatnya.
"Apa yang kau pikirkan, kira-kira ? Mengapa aku melakukan semua ini ? Apa aku terlihat seperti seorang yang ringan tangan ? Menolong seseorang tanpa rasa pamrih, sedikit clue untukmu bahwa aku bukan orang seperti itu". Jawab Hyunjin, dengan santai membuat Changbin menaikkan satu alisnya.
"Apapun yang kau pikirkan tentang diriku, itu benar. Percaya saja..".
Changbin terkekeh pelan. "Baiklah, tapi itu sama sekali tidak merugikan diriku. Hanya saja, eum.. aku harus memanggilmu apa ? Hwang-ssi, sebaiknya kau jangan berharap lebih pada Felix, anak polos itu dia hanya menuruti perintahku. Jika seandainya kau merugikanku, mungkin kau tak akan pernah melihatnya lagi".
Hyunjin menghembuskan asap rokoknya. "Apa maksud, dengan merugikanmu ? Apa aku ada hubungannya denganmu ? Dan kau pikir membawa anak itu jauh dariku adalah hal yang merugikan bagi diriku ? Apa kau pikir aku dan Felix berkencan ?". Tanya Hyunjin berdecih.
"Hwang-ssi, kau ini terlalu naif. Ahk, jujur saja aku tidak terlalu suka kau dekat dengannya. Kau selalu mengelak, aku sudah menyadari kejanggalan akan kau dengan Felix. Tetapi jika suatu saat aku jatuh cinta dengannya, aku harap kau memiliki batasan".
Hyunjin terdiam sejenak. "Hmm, batasan ? Coba saja, lagipula sudah kutegaskan aku tak peduli dengan hal lain seperti ini. Tetapi lihatlah kini, aku berguna dalam hidupnya, sekalipun kalian saling jatuh cinta. Pada nyatanya kau tidak berguna untuknya dan bahkan untuk ibumu sendiri".
KAMU SEDANG MEMBACA
Closed Eyes | Hyunlix [✔]
FanfictionSetelah mendapatkan kesempatan untuk mengubah hidupnya lebih baik dengan bekerja sebagai sekretaris sekaligus asisten pribadi dari seorang CEO dan Presiden Direktur pemilik perusahaan ternama, Felix tidak menyangka bahwa hal ini menjadi awal baru ba...