Seoul - South Korea
02 : 00 KSTThe Massive Private Mansion
Dini hari yang cukup dingin, tidak terasa waktu berjalan begitu cepat sehingga malam telah hampir berlalu begitu saja. Rembulan menerangi gelapnya malam, dengan hembusan angin meniupi hamparan ladang bunga lavender ini.
Di sebuah bangunan yang megah, mansion ini menunjukkan simbol dari kekayaan, harta dan kekuasaan. Pintu terbuka, pria tersebut berjalan guntai masuk kedalam properti miliknya ini.
Menutup pintu tersebut dengan keras, ia melangkahkan kakinya menapak pada marmer keemasan ini. Surai hitam yang tebal dan cukup panjang itu terlihat berantakan, dan cukup basah karena keringat yang mengucur sampai ke pelipisnya. Tiada siapapun di ruangan ini, hanya ada suara jam dinding yang berdetak terdengar sangat keras di dini hari ini.
Membawa langkahnya untuk mengabsen satu per satu dari anak tangga ini, kepalanya sangat berat dan terasa berputar ia menompang tubuhnya dengan tangan yang menggenggam erat staircase ini.
Mendorong pintu kayu tersebut perlahan, si empu tidak ingin membangunkan seseorang yang sudah tertidur pulas di ranjang king size miliknya. Kedua matanya terasa sangat buram, tetapi ia dapat melihat si empu berbaring tertidur lelap dengan balutan selimut di tubuhnya.
Terlihat sangat damai hanya dengan melihatnya, tetapi dengan cepat ia berjalan menuju pintu kamar mandi dan menutupnya keras dengan tidak sengaja. Menatap dirinya sendiri yang terlihat sangat kacau di cermin, jemarinya bergetar kala ingin memutar kran air tersebut.
"Ini selalu terjadi, setelah aku menemuinya".
Mengeluarkan beberapa tabung kecil dari saku celananya, ia mengeluarkan semua pil yang terdapat di dalam sana. Sepertinya semua ini adalah pil terakhir dari masing-masing tabung.
Tanpa menunggu lama, memasukkan semua pil itu kedalam mulutnya dan mengambil beberapa air yang mengalir di sink ini. Membasuh wajahnya dan mengusaknya kasar, ia dapat melihat kedua matanya memerah.
Menarik nafas dalam, dia memijat pelipisnya dengan satu tangan. Perasaan yang sudah biasa terjadi dalam dirinya, namun selalu terasa menyiksa dirinya.
Disisi lain, dalam atap yang sama dengan sangat hati-hati si empu terbangun kala mendengar suara benturan yang sangat keras dan terasa sangat dekat. Ia mengedarkan seluruh pandangannya, namun tidak ada apapun yang terjatuh atau bergerak dari semua barang disini.
Hanya bayangkan saja jika kau berada di posisinya, tidur sendirian di sebuah ruangan yang luas dari sebuah bangunan yang luar biasa besarnya. Padahal, si empu tidak tahu kemana sang pemilik bangunan ini pergi. Ia tidak melihatnya sejak kemarin pagi.
"Astaga, suara apa tadi ? Mengapa sangat dekat ?".
Pintu kamar mandi terbuka begitu saja membuat jantung si empu hampir terlepas, ia membelalakan kedua matanya dan..
"Kau terbangun ?". Tanya sang pelaku tanpa merasa berdosa menatap si empu yang melihatnya dengan tatapan intens.
Si empu menghela nafasnya lega, sungguh dia sudah memikirkan hal mistis lainnya namun kala melihat pria bermarga Hwang ini muncul ia sedikit merasa lega sekarang, tapi..
"Tuan, kau.. Baik-baik saja ?".
Felix menyerngitkan dahinya, walau dalam jarak yang cukup jauh ia dapat melihat betapa kacaunya pria jangkung itu. Surai hitamnya yang berantakan dan basah karena keringat, kedua matanya yang memerah, kancing bajunya yang terbuka, juga keringat yang membasahi pelipisnya.
Yang ditanya tidak menjawab, ia berjalan mendekat sembari membuka kancing baju, melepas pakaiannya yang basah ini.
Felix membeku, ia merasa sedikit khawatir kala pria itu berjalan mendekatinya tanpa menjawab pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closed Eyes | Hyunlix [✔]
FanfictionSetelah mendapatkan kesempatan untuk mengubah hidupnya lebih baik dengan bekerja sebagai sekretaris sekaligus asisten pribadi dari seorang CEO dan Presiden Direktur pemilik perusahaan ternama, Felix tidak menyangka bahwa hal ini menjadi awal baru ba...