Seoul - South Korea
13 : 30 KSTHallym University Medical Center
Tangisan Hyunjin tidak tertahankan kala ia melihat tubuh lemah ibu kandungnya tersebut di penuhi dengan alat-alat medis yang saling bertautan di seluruh tubuhnya, apa yang bisa diharapkan dari sebuah mesin buatan manusia untuk menampung hidup dan nyawa manusia lainnya. Tidak ada kata kekal apapun yang manusia buat dan lakukan, usaha hanya usaha, juga rencana hanya rencana, sisanya hanya takdir yang mengetahuinya.
"E-eomma.. ".
Kedua kakinya sangat lemah hanya untuk menompang tubuhnya sendiri, tubuh Hyunjin bersimpuh lemah di lantai dengan tangannya yang menggenggam erat lengan lemah si empu yang hanya bisa menatapnya dengan air mata.
"E-eomma kau sudah sadar, kau sudah lebih baik bukan ? Kita akan segera pulang bukankah ?".
Park Minah, wanita yang lemah dengan tenaga yang tersisa hanya untuk membuka mulutnya, ia berharap kata-katanya cukup sebelum hari akhirnya datang.
"A-aku membohongi, selama ini. Eomma, eommamu ini telah membohongimu".
Di tengah derasnya aliran mata, si empu terkejut akan Minah yang dapat berbicara dengan lancar dan mengenali dirinya setelah belasan tahun silam, ia hanya bisa menatap kedua matanya. Tetapi, walaupun ia senang dapat berbicara dengan ibunya, hatinya teremat melihat kondisi si empu yang begitu lemah.
"Eomma, tidak sakit selama ini. A-aku hanya berusaha meng-menghindari dirimu d-dan kebenaran yang eomma sembunyikan, s-selama belasan tahun".
Ucap wanita tersebut dengan susah payah mengeluarkan kata per kata dari mulutnya, ia tidak ingin terlambat untuk mengatakan semua kebenarannya.
"Apa ?! Apa maksud eomma ? Mengapa eomma berbicara seperti itu ? Kebenaran akan apa eomma ?". Tanya Hyunjin menggelengkan kepalanya kuat, membuat Minah meneteskan air matanya.
"A-ayahmu, ayahmu Haejoon semua yang ia katakan. D-dia, tidak berbohong, eomma orang yang jahat, Hyunjin-ah".
Hyunjin masih menggelengkan kepalanya, ia menolak semua perkataan Minah.
"Eomma, ibumu ini t-telah jahat kepadamu. Kepada ayahmu, k-kepada orang lain. Hyunjin, putraku yang tangguh, maafkan eommamu ini setidaknya d-di, di akhir hayatku ini".
"Tidak ! Tidak mungkin eomma melakukan itu ! Eomma mengatakan bahwa hanya kaulah yang mencintaiku, semua orang membenciku eomma". Ucap Hyunjin menggenggam erat lengan si empu.
Minah menatap putra tunggalnya itu, ia tidak dapat menahan tangisnya melihat putranya yang begitu kacau dan tenggelam pada kebohongan yang ia buat sendiri di masa lalu.
"S-semua orang mencintaimu sekarang, nak. Semua orang juga, memaafkan ibumu ini, Hyunie. M-mereka, Haejoon dan semuanya, mereka orang-orang yang baik, k-kau harus berterimakasih kepada mereka".
Hyunjin menatap si empu tidak percaya, ia masih tidak bisa mempercayai perkataan demi perkataan yang ibunya katakan dengan penuh usaha.
"Eomma, membohongimu, e-eomma selalu membicarakan hal buruk untuk kau percayai. Eomma selalu, selalu membawamu ke tempat-tempat keji, e-eomma memaksamu untuk melihat sesuatu yang seharusnya tak kau lihat saat kau kecil".
"Hyunie, eomma meng-menghancurkan hidupmu. Berhentilah menyalahi dirimu sendiri, k-kau kau tidak salah apapun, ini semua salahku. Kau menjadi seperti sekarang karena kesalahanku". Jelas Minah dengan isakannya.
Hyunjin menundukkan kepalanya dalam, memilih untuk melihat lantai putih itu daripada ibu kandungnya sendiri, ia tidak bisa mempercayai apa yang si empu katakan, tetapi hatinya berusaha meyakinkan bahwa semua ini adalah fakta, apa adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closed Eyes | Hyunlix [✔]
FanfictionSetelah mendapatkan kesempatan untuk mengubah hidupnya lebih baik dengan bekerja sebagai sekretaris sekaligus asisten pribadi dari seorang CEO dan Presiden Direktur pemilik perusahaan ternama, Felix tidak menyangka bahwa hal ini menjadi awal baru ba...