Seoul - South Korea
14 : 00 KSTBarbeque's Restaurant
"Hyung, pasti kau sangat lelah. Kau bekerja sangat keras, aku khawatir karena kau kurang memperhatikan makanmu".
Ucap Felix membuka pembicaraan sembari memanggang daging, keduanya tengah terduduk di salah satu bangku resto ini.
Changbin meminum segelas soju yang ia sajikan di gelas kecil, hanya memperhatikan Felix yang sibuk menyiapkan untuknya. "Sudah biasa, mengapa kau harus khawatir ? Karyawan di Bar selalu memperhatikan makanku".
Menarik piring milik Changbin, Felix mengangguk paham. "Sekali lagi aku minta maaf untuk kejadian semalam, hyung".
Changbin menaikkan satu alisnya. "Si Hwang itu sedikit sakit jiwa sepertinya, tapi kau terlihat buntu. Ini bukan salahmu".
Felix menghela nafas dalam, ia tidak dapat sepenuhnya membenci pria itu setelah apa yang dia lakukan. Menata lapisan daging yang sudah matang, dan memberikannya pada Changbin. "Makanlah dengan baik, hyung".
"Terimakasih, ambil yang banyak untuk dirimu juga. Kau sudah bekerja keras". Balas Changbin, sembari menggeser gelas single-shot berisi soju.
Mengambil satu helai dagingnya dengan sumpit, Changbin menikmati acara makannya. Sedangkan Felix masih membuat untuk dirinya sendiri.
"Jadi...apa atasanmu itu, siapa dia ? Kita berhutang besar padanya". Ucap Changbin, sembari menikmati 'late lunch' nya.
Felix terdiam sejenak, mungkin setelah menjawab pertanyaan ini, Changbin akan berpikir bahwa Hyunjin benar-benar sakit jiwa, bagaimana ia bersikap kasar semalam lalu berbaik hati sekarang.
"Hwang Hyunjin".
Jawaban singkat dan lurus dari Felix hampir membuat pria yang duduk dihadapannya tersedak mentah-mentah. "Apa !?".
Felix menghela nafas, tidak menatap Changbin dan terfokus menyiapkan hidangannya sendiri. Sedangkan Changbin yang baru saja melegakan lehernya, menatap si empu penuh pertanyaan
"Apa aku tak salah dengar ? Hwang Hyunjin, yang sama ?".
Felix mengangguk. "Entahlah, pria itu susah ditebak".
Changbin meleguk soju itu. "Lalu ? Bagaimana kita membayarnya ? Aku lihat dia pria yang buruk, bukankah itu akan menjadi masalah baru ?".
"Tidak, sebenarnya itu bukan masalah".
Changbin terkekeh pelan. "Hei Lix, berbicaralah dengan benar. Jelas-jelas aku melihat betapa buruknya dia melakukan kekerasan kepada karyawannya sendiri, memiliki hubungan pribadi yang terikat dengan pria iblis itu, bukanlah jalan keluar".
"Seandainya aku bisa memberitahunya, bahwa dia tidak ingin uang sebagai gantinya".
"Tenang saja, masalah uang dia orang yang santai. Biar itu menjadi urusanku saja, masalah kemarin sepertinya tuan Hwang sedang dibawah pengaruh alkohol". Jelas Felix dengan bumbu-bumbu kebohongannya.
"Jadi ? Apa benar aku tak perlu khawatir ?". Tambah Changbin, memastikan.
Felix mengangguk mantap."Tenang saja. Apapun untuk eomma, akan ku lakukan". Balas Felix, juga disusuli anggukan dari Changbin.
"Felix, setelah menghabiskan makan siang aku tidak bisa menunggu eomma. Aku harus pergi untuk menerima barang di Incheon". Felix mengangguk paham, akan perkataan Changbin.
"Tidak masalah, aku akan menjaga eomma". Changbin tersenyum kearah Felix, menatap si empu yang terfokus pada hidangannya dengan senyuman.
Menyadari pria yang dihadapannya ini memaku mata pada dirinya, si empu mencuri pandang dan benar saja dengan jahil pria itu menggodanya dengan tatapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closed Eyes | Hyunlix [✔]
FanfictionSetelah mendapatkan kesempatan untuk mengubah hidupnya lebih baik dengan bekerja sebagai sekretaris sekaligus asisten pribadi dari seorang CEO dan Presiden Direktur pemilik perusahaan ternama, Felix tidak menyangka bahwa hal ini menjadi awal baru ba...