12 : A Cold Night

964 95 10
                                    

Seoul - South Korea
23 : 30 KST

Chrysus's Apartement

Mengedipkan kedua matanya kala terasa lampu terang itu menyilaukan pandangannya, ia sadar dengan benar bahwa kini ia sedang terbaring pada sesuatu yang empuk, lembut dan hangat.

"Kasur di kamarku tidak pernah sehangat ini".

Srett

Felix, pemuda tersebut membulatkan kedua matanya kala selimut hangat yang membaluti tubuhnya tiba-tiba menghilang dan ditarik dengan keras oleh seseorang yang berdiri di ujung ranjang tersebut.

"Sudah cukup tidur manisnya, kau harus bersiap untuk bekerja". Tegas pria jangkung tersebut, berjalan mendekati si empu yang masih terduduk mengumpulkan nyawanya di atas ranjang hangat itu.

Tersadar ia sedang berada di tempat asing bersama seseorang yang masih asing baginya, mengecek seluruh pakaiannya yang masih lengkap itu ia menghela nafas dalam karena pria tersebut tidak melakukan apapun dan membiarkannya tertidur lelap di ranjang nyaman ini.

"Sial, aku merasa telah tertidur seharian".

Hyunjin, pria tersebut menatap Felix yang masih terlihat linglung di atas ranjangnya ini, menyilangkan lengannya dengan kain kimono yang ia pakai tanpa tertali menampilkan bagian depan dadanya tanpa sehelai benang tersebut, dengan celana boxer yang ia pakai.

Felix buru-buru memberdirikan tubuhnya, tanpa basa-basi merapihkan helaian rambut dan pakaian miliknya, berdiri berhadapan dengan pria tersebut.

"Sudah puas dengan tidurnya ?". Tanya Hyunjin, menatap Felix dengan wajah bantalnya.

"Aku akan membereskan tempat tidurmu, tuan".

Hyunjin berdecih pelan. "Untuk apa ? Setelah ini mungkin tempat tidurku akan semakin berantakan karena kita".

Hyunjin melangkahkan kakinya satu langkah mendekat kearah Felix membuat si empu menundukkan wajahnya. "Buka bajumu, aku belum melihat dengan jelas kemarin malam, aku baru bisa merasakannya saja".

"Tunggu tuan, bisakah aku meminjam kamar mandimu, aku ingin mandi terlebih dahulu". Ucap Felix membuat Hyunjin menghela nafas frustasi.

"Kau tidak ingin menguji kesabaranku saat aku dalam keadaan seperti ini, bukan ?". Tanya Hyunjin, melenggang pergi menuju sofa yang berada disana.

"Cepatlah !".

Felix berjalan pelan menuju kamar mandi yang berada di ruangan tidur mewah ini, walaupun dalam hati ia menggerutu akan sifat atasannya itu tetapi setiap langkahnya ia tidak bisa berhenti untuk berdecak kagum akan indahnya penthouse yang pria ini miliki, ruangan yang luas, interior yang ditata sangat indah dan modern, dinding kaca luas dan besar, lampu-lampu yang terang benderang, dengan wangi uang yang sangat menyengat.

Memasuki kamar mandi, Felix menghela nafas sejenak setidaknya disini ia tidak menatap langsung pria itu dan bisa berpikir dengan baik. "Sepertinya dia sedang dalam suasana hati yang buruk".

"Dan, sepertinya aku akan lebih sering untuk bertemu dengannya. Entah siang ataupun malam".

Membuka seluruh pakaian, Felix menyalakan shower yang langsung membasahi tubuhnya. "Aku tidak mungkin berjalan kesana dan menolak berhubungan dengannya malam ini, bukan ?".

"Dia tidak akan mempermudah hidupku jika aku sampai membuatnya marah".

Monolog Felix, sembari membersihkan tubuhnya yang cukup berkeringat karena hari ini yang sangat sibuk.

"Dan kenapa Changbin-hyung belum juga membalas pesanku".

Hembusan asap rokok dengan segelas red wine yang terisi penuh di malam hari yang cukup hangat ini, kedua mata berbentuk tajam itu tertutup rapat dengan jemarinya yang memijat kedua pelipisnya.

Closed Eyes | Hyunlix [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang