Seoul - South Korea
10 : 00 KSTHallym University Medical Center
"Tck, lagipula sudah tidak ada yang perlu aku lakukan di Busan. Apa aku harus izin kepadamu ketika aku pergi, huh ?".
Tanya Hyunjin kepada seseorang di seberang telepon sana, dengan santainya pria itu terduduk di kursi mobil mewah miliknya dengan pintu yang terbuka dan sebatang rokok diapit jemarinya. Sudah hampir dua jam ia menikmati area parkiran ini, ia menolak untuk masuk sebelum seseorang yang ia tuju itu menerima teleponnya.
"Hei, sudahlah urusi urusan perusahaanmu. Biarkan aku menikmati waktu liburku, Lee. Dan hentikan memikirkan pemuda itu, kau seperti seorang remaja yang baru merasakan jatuh cinta".
Ucap Hyunjin, mematikan telepon sebelah pihak tanpa rasa bersalah. Menghisap batang rokok itu Hyunjin menyipitkan kedua matanya kala melihat sesosok familiar yang baru saja keluar dari lobby rumah sakit ini.
"Hmm, setelah dia bersikap sok sibuk apa lagi yang akan ia lakukan setelah mengabaikan panggilanku berulang kali".
Hyunjin memberdirikan tubuhnya, sengaja memperlihatkan dirinya kepada si empu yang kini berjalan sendirian di area ini, dengan sebuah pakaian di tangannya. Si empu yang melihatnya terlihat terkejut melihat kehadirannya.
Hyunjin menampilkan senyuman miringnya kala si empu menyadari kehadirannya disini. "Oh ayolah, apa dia tak tahu diri dengan membuatku menunggu seperti seorang pengangguran". Monolog Hyunjin pelan, sembari menghisap batang rokok saat si empu yang kini menyadari kehadirannya berjalan dengan menunduk kearahnya.
Felix, pemuda itu menundukkan tubuhnya sembilan puluh derajat kala si empu telah berdiri di hadapan Hyunjin, ia hadir tanpa sepatah katapun membuat Hyunjin menaikkan satu alisnya.
"Tuan, kapan kau kembali dari Busan ?".
Tanya Felix, membuat Hyunjin menghela nafas dalam. "Setelah mengabaikan panggilanku seribu kali, kau muncul dengan wajah polosmu". Balasnya menghembuskan asap rokok tepat di hadapan Felix.
Felix terkejut dengan perkataan Hyunjin, ia baru saja teringat bahwa tadi pagi Changbin menyuruhnya untuk memblokir kontak Hyunjin sementara selagi pria itu di Busan, walaupun begitu ia tidak tahu mengapa Changbin menyuruhnya seperti itu.
Felix menghela nafas, ia harus berbicara sejujurnya namun itu tidak memungkinkan dan akan menambah masalah. "Aku meninggalkan ponselku di ruangan tunggu, maafkan aku tuan Hwang. Tapi mengapa kau tidak langsung masuk dan pergi ke ruang tunggu". Jawab Felix, tanpa ragu.
Hyunjin tersenyum miring mendengar pernyataan Felix, pasalnya ia sudah menegaskan pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan masuk sebelum si empu menerima panggilannya. "Hmm, karena tujuanku untuk bertemu denganmu bukan hal lainnya".
"Sekali lagi aku minta maaf, tuan".
Hyunjin menyilangkan kedua tangannya dan menatap Felix yang membawa pakaian miliknya. "Kemana kau akan pergi ?".
"Aku akan pergi ke laundry untuk mencuci pakaian milikmu yang kau pinjamkan, sebelumnya aku berterima kasih untuk ini". Jawab Felix.
Hyunjin berpikir sejenak, berpikir akan apa yang akan ia lakukan selanjutnya. "Hmm, kalau begitu masuklah ke mobil". Ucap Hyunjin, mendahului si empu untuk masuk kedalam mobil ini.
Felix terdiam sejenak, mengapa pria ini tiba-tiba ada disini ? Tapi di samping itu, ia harus melakukan apapun yang pria itu katakan. Felix berjalan menuju seat penumpang, ia memasuki kembali mobil mewah ini setelah beberapa hari yang lalu.
Hyunjin mematikan rokoknya, dan menutup jendela mobil ini, tak lupa ia mengunci pintu kala si empu telah menduduki jok mobil tepat di sebelahnya. Kini ia hanya menatap si empu dengan senyuman miringnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closed Eyes | Hyunlix [✔]
FanfictionSetelah mendapatkan kesempatan untuk mengubah hidupnya lebih baik dengan bekerja sebagai sekretaris sekaligus asisten pribadi dari seorang CEO dan Presiden Direktur pemilik perusahaan ternama, Felix tidak menyangka bahwa hal ini menjadi awal baru ba...