40 : Understanding You

664 87 76
                                    

Seoul - South Korea
08 : 30 KST

The Massive Private Mansion

"Hmm, aku sangat menyayangkan itu Felix. Bagaimana bisa seseorang yang telah mengenalmu lama melakukan itu, kepadamu ?".

Seungmin mendengar dengan baik penjelasan Felix bagaimana dia bisa berakhir tinggal disini. Ia menjelaskan dengan rinci dan juga jujur kepada sang psikiater.

"Aku tahu, tetapi keadaan berubah sekarang aku lebih nyaman tinggal bersama tuan Hwang daripada dengannya".

Jelas Felix, ia tidak menyangka perkataan itu datang dari mulutnya sendiri.

"Kalau begitu, aku lega mendengarnya"

Walaupun begitu Felix tidak menceritakan akan masa lalu, dimana saat Hyunjin sendiri yang memintanya menjadi 'pelacur' darinya dan bagaimana pria itu memperlakukannya dengan tidak layak. Semua itu Felix lakukan setelah mendengar kekhawatiran Seungmin terhadap perilaku Hyunjin yang mungkin terpengaruh karena masa lalunya.

"Baiklah kalau begitu Felix. Selain kau yang tidak pernah melihat pria itu tertidur, apalagi yang kau pernah lihat darinya ?". Tanya Seungmin, setelah ia menulis catatannya.

Felix berpikir sejenak berusaha memutar memori yang pernah terjadi di antara dirinya dan pria itu. Jika dipikir-pikir, Hyunjin itu bagaikan ombak di lautan. Terkadang ia pasang dan terkadang ia surut.

"Hmm, tuan Hwang sangat sulit ditebak. Seperti terkadang, ia memiliki mood yang buruk dengan melampiaskan amarahnya, namun beberapa jam kemudian ia akan berpakaian rapih dan membaca buku dengan tenang, seperti tidak terjadi apapun sebelumnya".

Sang psikiater memainkan bolpoinnya memutar otak cerdasnya itu. "Berubah-ubah mood ? Itu bisa di artikan sebagai episode mood. Biasanya ini terjadi karena terdapat rasa bersalah dari amarahnya. Namun, jika kondisinya ia terlihat yang sangat tenang aku belum bisa menyimpulkannya".

Seungmin memberi tanda strip dari poin catatan mengenai 'episode mood'. "Baiklah, selanjutnya bagaimana dia dalam membicarakan dirinya ? Tetapi, aku tahu Hyunjin jadi kau tinggal menjawab setuju atau tidak setuju".

Felix menganggukan kepalanya paham. "Apa kau setuju jika pria itu merasa dirinya paling hebat ? Saat dia berbicara seolah-olah dia meremehkan seseorang".

Felix berpikir sejenak, walaupun sepertinya ia melewati sesuatu. Tetapi ia teringat dengan ucapan-ucapan meremehkan seperti memecat karyawannya sesuka hati, menganggap perusahaan lain tidak bisa sepertinya, dan sebagainya.

"Setuju".

Seungmin mengangguk paham lalu membentuk tanda ceklis pada poin A mengenai superiority complex. "Pertanyaan kedua, apa kau setuju jika pria itu seringkali berprilaku tidak menyenangkan kepada orang lain ?".

Felix lagi-lagi menganggukkan kepalanya setuju. Membuat Seungmin membentuk ceklis di bagian B. "Nah, dua dari empat sifat kognitif ini ada darinya. Sebelumnya, kau tahu kan saat kemarin di hotel aku ada, saat kalian berbincang di kamar mandi hotel".

Felix menggaruk tengkuknya. "I-iya".

"Tidak perlu malu Felix lagipula aku yang mengusik privasi kalian. Namun sudah ku tegaskan aku mendengar perbincangan kalian bukan sebagai headline buah bibir, tetapi untuk aku melakukan pekerjaanku". Jelas Seungmin.

"Nah jadi untuk dua poin lain dari sifat kognitif yang memungkinkan terjadi pada Hyunjin adalah kehilangan konsentrasi dan delusi. Jika aku melihat apa yang terjadi pada Hyunjin saat itu dia mengalami delusi seperti mendengar suara-suara, atau melihat potongan gambar dari masa lalunya. Ia juga kehilangan konsentrasi saat mencoba untuk mendorongmu".

Closed Eyes | Hyunlix [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang