45 : The Truth Untold

613 88 19
                                    

Seoul - South Korea
09 : 00 KST

Nepthune's Corporation

Pagi hari yang cerah, menyinari indahnya ibu kota negeri ginseng ini. Di pusat kota, dengan segala kemajuan teknologi dan ekonomi. Sebuah gedung megah disana, melambangkan kesuksesan dalam berbisnis bagi pemiliknya.

Jendela megah yang terbuat dari kaca anti peluru ini sengaja ditutupi oleh kain gorden, sama sekali tidak ada cahaya yang masuk dan sepertinya ini adalah pemandangan yang sudah biasa bagi si empu yang kini menghabiskan waktu di ruangan kerjanya sendiri.

Asap rokok memenuhi ruangan ini, si empu dengan layar laptop yang masih menyala terduduk di kursi kebesaran miliknya itu, menyandarkan tubuhnya menatap langit-langit atap yang melihatkan detail ukiran disana.

"Cinta ? Itu omong kosong, tapi mengapa aku tidak ragu mengatakan itu saat menyangkut dirimu".

Memejamkan kedua matanya, pria berbahu lebar ini terlalu kacau untuk sekedar memikirkan pekerjaan hari ini.

Tok.. Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu membuat si empu kembali pada fokusnya, ia membuka kedua matanya dan menyimpan batang rokoknya di badan asbak.

"Masuk".

Jawab dari si pemilik ruangan, membuat pintu terbuka perlahan. Menampilkan seorang pria berbadan tegap itu datang memasuki ruangan ini.

"Astaga asap rokok lagi".

Hyunjin mendelikkan kedua matanya kala tahu siapa yang baru saja datang ini.

"Jika kau ingin membicarakan omong kosong sebaiknya kau pergi sekarang".

Tegas Hyunjin, ia tidak memiliki tenaga untuk berteriak. Namun, seharusnya pria itu tahu bahwa si empu tidak dalam kondisi yang memungkinkan untuk diajak bekerja sama.

Chris, pria yang lebih tua dua tahun dari yang berbicara tidak sopan itu tidak mendengar apa yang si empu perintahkan, dia membuka kain tirai ruangan ini juga pintu balkon sehingga asap rokok tidak mengendap di ruangan dan kini ruangan ini diisi oleh udara segar.

"Apa kau tidak dengar, Chris ?!". Tanya Hyunjin satu kali lagi membuat yang ditanya menghela nafas dalam.

"Seharusnya kau meminta maaf kepadaku setelah kau menghajarku, tetapi dengan baiknya aku datang kesini untuk memberimu fakta".

Hyunjin mengusak wajahnya kasar dengan kedua tangannya, menutup layar laptop dengan kasar. "Aku bisa menghajarmu lagi disini jika aku mau".

Chris berdiri tepat dihadapan si empu, menatap 'adik' satu-satunya ini yang terlihat begitu kacau hari ini. "Aku akan melupakan apa yang sudah terjadi, bagaimanapun kita membenci satu sama lain tanpa alasan".

Menghela nafas dalam, dan memainkan batang rokok miliknya, sungguh Hyunjin sama sekali tidak ada semangat untuk berdebat dengan orang ini.

"Lalu, apa yang kau inginkan ?".

Chris menarik kursi yang berada di hadapan si empu, menduduki kursi tersebut dan menyimpan kedua tangannya di depan dada menatap pria yang satu ini.

"Kita berdamai".

Hyunjin terdiam sejenak, mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh kakaknya ini. "Apa ?".

"Kau membenciku karena aku putra dari ibuku, istri dari ayahmu. Selama hampir sepuluh tahun ini kita tidak pernah hidup berdampingan secara damai". Ucap Chris dengan sangat serius.

"Jika kau menyuruhku untuk kembali aku tidak akan pernah melakukan itu".

Chris menganggukkan kepalanya. "Well, tetapi bukan itu maksudku. Aku hanya ingin kita berdua damai, jika kau tidak ingin kita menjadi kakak dan adik kita bisa menjadi teman, dan ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan ayahmu dan ibuku".

Closed Eyes | Hyunlix [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang