14. Kamar calon suami?

22.7K 1.6K 22
                                    

Assalamualaikum semuanya gimana kabarnya hari ini?

Bismilah hari ini Bunnes mau update ygy

Ada yang nungguin kah?

Plagiat diharapkan segera minggat🙏

~SELAMAT MEMBACA~

Suhu tubuh Aurora menunggi membuat Bu nyai Najmi dan Syifa yang tengah mengkompres menjadi khawatir, terlebih lagi Aurora tak sadarkan diri, gadis tersebut terus mengigau dan memanggil manggil nama Karina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suhu tubuh Aurora menunggi membuat Bu nyai Najmi dan Syifa yang tengah mengkompres menjadi khawatir, terlebih lagi Aurora tak sadarkan diri, gadis tersebut terus mengigau dan memanggil manggil nama Karina. Syifa yang bolak-balik menghubungi Tante nya itu namun sulit untuk di hubungi, Bu nyai Najmi tak henti-hentinya mengoleskan minyak kayu putih di telapak kaki Aurora berharap gadis tersebut cepat bangun.

"Ummi, bagaimana keadaan Aurora?"

Bu nyai Najmi dan Syifa sontak menoleh ke arah pintu, terlihat Arkham dengan membawa secangkir teh hangat di telapak tangan nya. Bu nyai Najmi hanya menggelengkan kepalanya kecil, ia melihat nanar ke arah Aurora yang tengah menangkupkan matanya.

"Belum sadar le."

Arkham mengangguk kecil, dirinya melihat ke arah Aurora dengan tatapan iba. Rasanya aneh ketika gadis tersebut tampak lemah, biasanya Arkham melihat tingkah laku Aurora yang di luar kepala, namun saat ini gadis itu justru terbaring lemah. Arkham meletakkan secangkir teh hangat di meja nakas.

"Ya udah Ummi, Arkham mau tidur tempatnya mas Arkhan." Pamit Arkham, karena biasanya santriwati yang sakit akan di bawa ke kamar Alif namun karena Alif saat ini pulang ke rumah alhasil kamar Arkham lah yang untuk tidur. Bu nyai Najmi mengangguk kecil.

"Iya le."

"Assalamualaikum Ummi." Arkham mencium punggung tangan wanita paruh baya yang telah melahirkannya itu.

"Waalaikumsalam."

Pukul 03.15

Aurora membuka kelopak matanya perlahan-lahan karena suara lantunan ayat suci Al-Quran masuk ke dalam pendengarannya, Aurora melihat sekeliling kamar yang sangat asing baginya. Rasanya saat ini kepalanya di pukul oleh beton yang bermuatan berton-ton.

"Ck, dimana gue." Kesal Aurora mencoba bangkit dari tempat duduknya, aroma parfum di dalam ruangannya masuk kedalam rongga hidung nya. Dirinya memijat pelipisnya yang berdenyut nyeri, penglihatannya yang awalnya kabur kini perlahan-lahan terlihat jelas. "Ini kamar siapa?"

Buku-buku tertata rapih di rak nya, dan sebuah kursi serta meja belajar terdapat di ruangan bercat putih ini. Sebuah almamater ponpes menggantung di balik pintu jati berwarna cokelat, Aurora masih mengamati setiap barang-barang yang berada di kamar yang tidak ia kenali.

Aurakham (Aurora & Arkham) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang