Assalamualaikum semuanya 💙
Hai👋 gimana kabarnya hari ini?
Nungguin Bunnes update nggak nih?
Maaf baru update hari ini, karena nunggu waktu senggang dulu🙏 biasanya kan update satu hari sekali 🥲
Di mohon dengan sangat 🙏 tinggalkan jejak setelah membaca ya🥰 biar semangat untuk update nya 😍
~SELAMAT MEMBACA~
Cahaya matahari yang hangat kini menyinari lingkungan pondok pesantren Annajah, di pagi hari yang cerah ini baik santri maupun santriwati tengah melakukan kegiatannya masing-masing.
Udara yang sejuk dan dingin menerpa kulit tangan Aurora, ia melihat malas ke arah kebun.Ya, saat ini Aurora dan para santriwati lainnya dengan di dampingi oleh ustadzah Nuha tengah berkumpul di belakang pondok pesantren. Aurora sangat-sangat malas jika harus menanam dan memanen sayuran yang lumayan banyak. Dirinya masih duduk bersama dengan cangkul yang di bawanya, entah kenapa saat ini pikirannya masih terngiang-ngiang dengan kejadian semalam.
"Mbak Aurora!" Sentak Dina mampu mengagetkan Aurora yang masih melamun.
"Dina! Lo ngagetin aja sih, kalau gue jantungan gimana? Lo mau tanggung jawab?" Pikik Aurora mengusap dadanya karena terkejut.
Dina hanya mampu nyengir kuda, dirinya melihat ke arah Aurora yang masih menetralkan nafasnya. "Mbak Aurora kenapa? Gelang nya udah ketemu kan?" Tanya Dina melihat pergelangan tangan Aurora, namun gadis tersebut tidak memakai gelangnya.
"Udah, cuma gue titip ke Bu nyai Najmi. Kan nggak boleh pakai perhiasan di pesantren ini." Balas Aurora menunduk lesu.
"Ya memang seperti itu mbak aturan ponpes ini, jadi harus di patuhi." Dina hanya mampu tersenyum tipis, ia menoleh ke arah kebun dimana semua orang sudah berkumpul untuk mendengarkan instruksi dari ustadzah. "Ayo mbak, kita kumpul." Ajak Dina menggandeng lengan Aurora.
"Iya-iya." Balas Aurora dengan malasnya, dirinya mengikuti langkah kaki Dina menuju ke kebun.
Setelah semua para santriwati berkumpul ustadzah Nuha di dampingi dengan Melati berada di barisan depan, untuk memberikan instruksi kepada seluruh santriwati.
"Baik semuanya, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu ustadzah." Balas para santriwati tersenyum ke arah ustadzah Nuha, sedangkan Aurora dan Dina berada di barisan paling belakang.
"Di sini kita akan kerja bakti, yaitu menanam serta memanen hasil kebun pondok pesantren ini." Ucap ustadzah Nuha, dan Melati mengeluarkan buku jurnal untuk mendata para santriwati yang hadir di kebun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurakham (Aurora & Arkham) [End]
Fiksi UmumAurora Nafeeza Zahra, gadis dengan sejuta sifat yang mampu membuat semua orang geleng-geleng kepala. Gadis dengan sifat sulit untuk di atur, serta mempunyai hobi balapan motor dan tawuran di jalanan hingga hampir masuk ke penjara. Hingga pada suatu...