19. Surat cinta

18.4K 1.3K 6
                                    

Assalamualaikum semuanya 💙

Ekhem, hari ini Bunnes update nih 😍

Ada yang nungguin?

Tinggalkan jejak setelah membaca ✌️

~SELAMAT MEMBACA~

Aurora melangkahkan kakinya meninggalkan area ndalem, degup jantungnya berdetak dengan kencang karena ucapan dari Arkham beberapa saat yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aurora melangkahkan kakinya meninggalkan area ndalem, degup jantungnya berdetak dengan kencang karena ucapan dari Arkham beberapa saat yang lalu. Setelah menyimpan sayur kangkung di lemari dapur, Aurora memutuskan untuk kembali ke asrama. Dirinya juga harus menunaikan ibadah sholat Dzuhur, karena tadi tidak ikut shalat berjamaah di masjid.

Hentakan kakinya menyusuri jalan setapak, terlihat beberapa santri dan santriwati tengah keluar dari masjid. Aurora membulatkan matanya lebar-lebar karena melihat ustadzah Nuha dari kejauhan, jika dirinya ketahuan bolos shalat berjamaah bisa-bisa ia akan mendapatkan hukuman lagi dan lagi.

"Kabur aja deh, dari pada dapat hukuman lagi." Gumam Aurora melihat kanan kirinya, ia segera melangkahkan kakinya menjauhi jalan setapak dan bersembunyi di balik pohon.

Setelah beberapa menit, Aurora menoleh sekilas untuk memastikan jika ustadzah Nuha sudah tidak berada di jalan setapak. Dirinya membuang nafasnya lega, karena berhasil lari dari hukuman yang siap-siap menimpanya.

"Hayo lo, bolos shalat lagi kan lo." Celetuk Alex tiba-tiba nongol, mampu membuat Aurora terkejut bukan main.

Aurora membekap mulut Alex agar lelaki itu tidak bersuara, jika para santriwati yang melintas dan melihat mereka berdua bisa jadi bom nuklir bagi Aurora.

"Lo berisik banget sih."

Alex menepis tangan Aurora, dirinya mengusap bibirnya karena bekas jejak tangan Aurora. "Tangan lo bau bawang, habis dari dapur kan lo?"

Aurora terdiam sejenak, dirinya mencium aroma telapak tangannya. Yang dikatakan oleh Alex memang benar, bau bawang masih menyengat di telapak tangan nya.
"Iya, kenapa? Ini tuh bau alami seorang wanita yang pandai memasak." Balas Aurora dengan bangganya.

"Mpphhh." Alex menahan gelak tawanya karena mendengar penuturan Aurora barusan, membuat Aurora yang melihat mengerutkan keningnya bingung. "Apa lo bilang tadi? Pandai memasak? Nggak salah denger gue?" Tanya Alex setelah tawanya reda.

Aurora menatap ke arah Alex dengan tatapan kesalnya, dirinya mengalihkan wajahnya.

"Yang ada masakan lo asin semua, bikin orang darah tinggi." Papar Alex dengan gamblang nya.

Aurora menatap laki-laki tersebut, dirinya menunjuk tepat di depan wajah Alex dengan tatapan tajamnya. Namun Alex menanggapi itu dengan wajah mengejek.
"Lo!"

Aurakham (Aurora & Arkham) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang