64. Jengkol dan pete berpisah

14.7K 1.4K 147
                                    

Assalamualaikum semuanya 💙

Gimana kabarnya nich 😍

Sesuai janji Bunnes yaa 😘 Bunnes akan percepat untuk update dan mengejar ending yaa 😍 mungkin beberapa chapter lebih banyak kisah dari Syifa 😘

Plagiat diharapkan segera minggat ⚠️



~SELAMAT MEMBACA~

Satu bulan berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu bulan berlalu...

Aurora memegang kepalanya yang berdenyut, pandangannya kabur dirinya hanya mampu memejamkan matanya dengan tangan memegang salah satu sofa di ruang tamu. Entah kenapa satu bulan ini dirinya dilanda kondisi yang membuatnya kebingungan sendiri, terkadang dirinya pusing dan mual namun ia menghiraukan kondisi nya.

Setelah dirasa pandangannya stabil, pandangan Aurora terhenti tatkala melihat Syifa tengah duduk di teras ndalem seraya mengusap-usap perut besarnya.

"Dorr!"

Seketika degup jantung Syifa berdebar kencang, dirinya menatap kesal kearah Aurora. "Kalau datang tuh utamakan salam Ra!"

Aurora nyengir kuda, ia ikut duduk di samping Syifa. "Lupa syif, assalamualaikum sepupu gue."

"Waalaikumsalam."

"Lo nggak bosen sebulan ini menyendiri melulu? Gue yang lihat lo terpuruk terus aja mata gue sepet, apalagi lo yang ngelakuin." Aurora berusaha mencari topik pembicaraan agar sepupunya itu kembali ceria.

"Aku nggak ada kesibukan Ra, menyendiri lebih baik."

"Ayolah Syif, mana sifat Asyifa yang manis, yang selalu ceria, yang selalu buat orang lain ketawa, gue pengen lihat lo senyum. Secuil aja nggak papa kok." Bujuk Aurora dengan mata berbinar-binar.

Syifa melihat ke arah Aurora dengan wajah datarnya. "Kebahagiaan itu sudah hilang Ra, di gantikan dengan rasa yang buat aku nangis tiap hari. Setelah kehilangan sosok figur seorang mama dari lahir, dan aku juga kehilangan papah lalu sekarang justru aku kehilangan orang yang buat hidup ku berwarna. Itu tandanya aku nggak di izinin bahagia Ra, mungkin memang jalan takdirku kayak gini." Lirih Syifa menghela nafasnya.

Aurora menatap lekat ke arah sepupunya, ia mencoba menahan air matanya agar tidak tumpah. Tujuannya saat ini adalah untuk membuat Syifa bahagia, kalau ia sedih mungkin Syifa ikut sedih.

"Its okay, lo boleh sedih. Tapi ada satu hal yang perlu lo ingat, kita sebagai manusia nggak boleh terpuruk dalam kesedihan terus menerus. Jangan pernah membenci Allah hanya karena perihal takdir Syif, lo saat ini memang terpuruk atas kepergian gus Arkhan. Tapi apa lo pikir, gimana terlukanya gus Arkhan kalau tau lo sedih gini? Lo sama aja lukain hati suami lo sendiri." Papar Aurora memberikan penjelasan, sungguh dirinya tidak sanggup ketika melihat sepupunya terus-menerus terpuruk oleh keadaan.

Aurakham (Aurora & Arkham) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang