24. Phobia cacing?

18.3K 1.4K 30
                                    

Assalamualaikum semuanya 💙

Hai👋 gimana kabarnya nih? Bismillah hari ini Bunnes mau update lagi ya...

Jangan PLAGIAT karya ini☺️

Tinggalkan jejak setelah membaca ✌️ dukungan dari kalian begitu berarti untuk Bunnes 🥰

~SELAMAT MEMBACA~

~SELAMAT MEMBACA~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Aurora memegang telinganya yang terasa sangat pengang karena bentakan dari Alex barusan, semua atensi para santri maupun santriwati teralihkan ke arah keduanya. Termasuk juga dengan Arkham yang berada dari kejauhan terlihat Arkham hanya geleng-geleng kepala karena melihat Alex dan Aurora. Tanpa pikir panjang, Aurora menundukkan kepalanya dan kembali berjongkok untuk melanjutkan menanam tomatnya.

"Maksud lo apaan!?" Tanya Alex menatap Aurora yang sibuk dengan tanah dan pupuknya.

Aurora tidak menggubris ucapan dari Alex, karena melihat langkah kaki Arkham perlahan-lahan mendekati mereka berdua.

"Woy! Jawab pertanyaan gue, maksud lo apaan." Sentak Alex lagi karena perkataannya tidak di hiraukan oleh Aurora, yang membuatnya semakin penasaran.

"Ada apa ini?"

Seketika Alex terdiam seribu bahasa, dirinya perlahan-lahan menoleh ke arah sumber suara dan menangkap sosok Arkham yang sudah berada di belakangnya. Alex melihat kembali ke arah Aurora yang pura-pura sibuk dengan kegiatan menanam tomatnya.

"Eh Gus, nggak ada apa-apa kok. Saya cuma beri pengarahan terhadap Rora tadi," Alex memperlihatkan senyum tipisnya, karena hampir saja dirinya keceplosan tentang suratnya.

"Aurora sudah di beri pengarahan sama ustadzah Nuha dan Melati, jadi saya rasa sampean tidak usah repot-repot memberikan pengarahan pada Aurora." Papar Arkham dengan tatapan mata tertuju ke arah Alex.

Alex mengangguk kecil, dirinya sudah kapok mendapatkan hukuman dari Arkham. Karena Gus Yusuf ada di hadapannya ini sangatlah galak jika sudah menyangkut tentang peraturan ponpes, tidak ingin rahasianya terbongkar Alex memilih pamit untuk pergi dari hadapan Gus muda tersebut.

"Maaf Gus, kalau gitu saya pamit lanjut kegiatan. Assalamualaikum," Pamit Alex membungkukkan tubuhnya.

Arkham hanya mampu geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Alex.

"Waalaikumsalam."

Aurora yang melihat kepergian Alex membuang nafasnya lega, bagaimana tidak? Dirinya sudah lolos dari malapetaka dan amukan massa dari seorang Alex Mahendra. Jikalau Arkham tidak datang, mungkin saat ini dirinya dan Alex sudah adu mulut.

Aurakham (Aurora & Arkham) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang