46. Ulang tahun terburuk?

20.2K 1.6K 161
                                    

Assalamualaikum semuanya 💙

Hai 👋 gimana nih kabarnya? Nungguin Bunnes update yaa😁

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca yaaa 🙏 karena dukungan dari kalian sangat berarti untuk karya ini 😘

Plagiarism is expected to go away soon!!!
PLAGIAT itu dilarang ya🙏⚠️ Oke langsung aja ke ceritanya 💙 💙💙💙💙💙

~SELAMAT MEMBACA~

"Selingkuh?" Beo Aurora tidak paham dengan maksud dari Arkham

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selingkuh?" Beo Aurora tidak paham dengan maksud dari Arkham.

Arkham tersenyum miring dengan tangan bersedekap di depan dadanya, ia melihat ke arah Aurora dengan tatapan mata tidak percaya.

"Lah terus itu apa? Sampean peluk-pelukan sama Alex di belakang saya, kalau bukan selingkuh lalu apa? Bermain api?" Decih Arkham mampu membuat Aurora tercengang. Arkham bisa melihat sorot mata Aurora menunjukkan jika Aurora saat ini marah.

"Gus fitnah saya selingkuh!?" Sentak Aurora dengan tatapan mata ke arah Arkham.

"Saya tidak memfitnah, tapi bukankah sudah ada bukti yang jelas? Saya tau pernikahan kita berlandaskan keterpaksaan, tapi bisakah sampean berfikir kalau pernikahan bukanlah mainan!" Ungkap Arkham dengan nada sedikit tinggi.

Dengan nafas yang memburu, Aurora menatap ke arah Arkham dengan rahang bergemeletuk menahan amarahnya.

"Saya sama Alex tidak ada hubungan apapun! Gus nggak percaya sama saya?" Tanya Aurora menatap ke arah Arkham dengan sorot mata teduhnya.

Arkham mengalihkan wajahnya tanpa melihat ke arah Aurora. "Bagaimana saya bisa percaya saat kamu berpelukan dengan yang bukan mahram mu, Ra? Bagaimana!?" Tanya Arkham dengan nada sedikit tinggi.

Aurora memijat pelipisnya, kesalahpahaman yang terjadi antara dirinya dan Alex mampu membuat Arkham tersulut emosi.

"Serendah itukah saya di mata gus?" Tanya Aurora dengan air mata yang hampir lolos dari pelupuk matanya, jujur saja saat Arkham menuduhnya selingkuh, relung hatinya tergores karena ucapan dari lisan Arkham.

Arkham menghela nafasnya, ia mengusap wajahnya kasar sembari meresapi apa yang telah dilakukannya oleh Aurora barusan. Syaitan mungkin telah menggoda amarahnya.

"Untuk saat ini, kita introspeksi diri masing-masing. Dan memikirkan kelanjutan pernikahan kita, maafkan saya karena mungkin saya sudah melukai hati kamu karena kata-kata saya barusan, Assalamualaikum." Ujar Arkham melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Aurora sendirian di tepi danau.

Aurora menatap kepergian Arkham dengan air mata yang terbendung, entah kenapa kata-kata dari Arkham mampu membuat hati Aurora tertusuk oleh beribu-ribu jarum. Setetes cairan bening lolos dari pelupuk matanya.

"Waalaikumsalam," balas Aurora lirih, ia tersungkur di rerumputan berwarna hijau. Dirinya menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya, mencoba menutupi wajah merahnya.

Aurakham (Aurora & Arkham) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang