I'm Stevi Kenycta Sudiro

5.6K 415 11
                                    

Hari ini sepertinya akan menjadi hari melelahkan lagi. Bye the way, aku Stevi Kenycta Sudiro, Stevy or Keny for short. Aku pemilik The Most Cafe. Tapi berhubung Store Manager kafe ini mengundurkan diri, jadi mau tidak mau aku harus datang langsung dan membantu di cafe ini setiap hari. Dan berhubung peracik kopi di sini sudah beberapa hari ini tidak ada kabarnya, aku harus langsung menyelesaikan perjanjian kerja dan segera mencari penggantinya. Itu tandanya aku juga harus merangkap sebagai barista untuk sementara.

Aku memang menyukai kopi, tapi aku tidak menyukai black coffee original itu bisa membuat asam lambungku naik dan seketika menghambat semua aktivitasku. Aku lebih suka kopi susu ekstra sedikit brown sugar tentunya.

Sejujurnya aku sudah tidak ingin terjun langsung dengan usaha ini, karena sejarah tempat ini didirikan selalu mengingatkanku dengan alm. Moza, mantanku. Tapi mau bagaimana lagi? Tidak ada yang bisa menangani pekerjaan ini dan biar bagaimana pun kafe ini saksi atas perjuanganku dan Moza hingga bisa sebesar sekarang. Aku pun juga susah untuk percaya orang baru, meski banyak di luar sana yang bisa menempati posisi yang aku cari. Dan sepertinya untuk kali ini aku akan kasih kepercayaan kepada orang terdekatku.

Tata bilang hari ini akan ada pelamar yang datang interview untuk mengisi posisi barista. Tata merupakan karyawan terlama yang bekerja denganku, dia pula yang paling sering membantuku untuk menangani pekerjaan ini. Memang semua karyawanku terbiasa untuk mengerjakan pekerjaan lebih dari satu jobdesc, tapi semenjak kafe ini makin ramai pengunjung, sudah tidak memungkinkan lagi untuk multytasking. Semua repot dengan pekerjaannya masing-masing. Alhasil aku yang kesulitan untuk mencari pegawai sekarang.

Katanya pelamar itu datang setelah makan siang. Kebetulan juga kafe ini akan ramai saat jam makan siang, dan setelah interview sepertinya ada waktu sebentar untuk jemput seseorang yang sengaja aku minta untuk membantuku di sini.

Masuk waktunya jam makan siang, kami benar-benar kedatangan banyak pelanggan hari ini, membuatku juga harus ekstra berhati-hati agar tidak salah membuat pesanan dalam waktu sesingkat mungkin.

Saat aku sedang membuat minuman untuk pelanggan, Tata memberitahuku bahwa si calon anak baru itu sudah datang jadi sekalian aku buatkan untukku dan dia, sangat jarang aku mau membuat minuman sendiri kalau bukan untuk pesanan, apa lagi ini untuk anak baru.

"Mbak Stevi, yang mau interview udah dateng tuh, dia nunggu di luar" Ucap Tata menghampiriku.

"Oke, nanti aku kesana. Tolong gantiin dulu ya Ta, makasih." Pintaku dan diangguki oleh Tata.

Setelah selesai membuat minuman pesanan tamu, juga untuk aku dan anak itu, aku langsung menghampirinya di smooking area.

Anak ini cukup berani untuk bisa merokok di sini, tempat yang akan jadi tempat kerja barunya, dan dia tidak merasa takut akan kesan buruk yang dia tunjukan. Walaupun sebenarnya aku tidak pernah bermasalah, aku lebih suka dengan orang yang apa adanya. Kalau dilihat dari tampilannya, dia cukup membuatku kaget karena terlihat seperti bukan sedang melamar kerja, justru seperti ABG yang biasanya hanya duduk-duduk lama tanpa banyak memesan.

"Hai, udah lama nunggu? Aku Stevi, dan ini minuman untuk kamu." Sapaku ramah.

"Belum kok mbak, terima kasih latte nya. Maaf nih saya ngerokok. Oiya, Saya Levina." Jawabnya sambil mematikan rokoknya. Anak ini cukup sopan walaupun terlihat 'slengean'

"Iya gak apa-apa kok santai aja. Kamu sudah lama kerja di bidang ini?"

"Udah lumayan kok mbak, udah ada sekitar 4 tahunan dari 3 tempat yang beda."

Aku mencoba untuk memulai pembicaraan dengan anak ini, sepertinya jika dilihat cara bicara dan gerak tubuhnya, dia berkepribadian baik.

"Udah lumayan kok mbak, udah ada sekitar 4 tahunan dari 3 tempat yang beda." Jawabnya dengan lugas.

Ternyata dia cukup pengalaman, tanpa melihat CV nya saja aku sudah yakin dia bisa bekerja dengan baik. Mungkin aku akan memberikannya tes terlebih dulu untuk melihat kemampuannya membuat kopi, setelah itu aku baru bisa memberikan keputusan untuknya.

"Oke, aku tertarik sama pengalaman kamu. Ikut aku sebentar yuk, aku mau kamu bikinin hot latte bisa kan?"

"Bisa kok mbak." Jawabnya antusias.

Aku tersenyum dengan tingkah lucunya barusan, aku pun langsung mengajaknya ke arah mesin kopi yang berada di bagian tengah kafe ini. Memang sengaja aku membuat letak bar kopi berada di tengah karena untuk menarik perhatian pengunjung saat sang barista meracik minumannya, dan aku rasa dia sudah punya nilai plus untuk menarik perhatian pengunjung dengan gayanya yang cukup sederhana.

"Oke Lev, kamu bisa coba buat bikinin aku kopi terbaik kamu."

"Siap mbak."

Dengan cekatan dan ketelitian yang sungguh luar biasa dia mulai menghaluskan biji kopi dan menimbang sesuai dengan takaran segelas kopi, sambil menunggu ekstraksi biji kopi menjadi cairan, dia memanaskan susu dengan steamer yang berada di bagian kanan mesin kopi. Perhitungan waktunya sangat tepat, ketika cairan ekstrak kopi dan susunya sudah jadi. Dengan hati-hati dan teliti dia mencampurkan 2 bahan itu agar menyatu dengan baik sampai akhirnya dia sudah menyuguhkan secangkir latte panas dengan gambar bunga tulip di atasnya dan meletakkannya tepat di hadapanku.

"Nih mbak, special hot coffee latte buatan Levina Freeza." Ujarnya percaya diri.

Ternyata dia juga pandai membuat latte art, aku yakin para pengunjungku nanti akan tambah menikmati pesanannya. Aku langsung mencicipi kopi buatannya dan rasanya sungguh mengagumkan.

Rasanya lebih enak dari bikinan gue. Sial. Pekikku dalam hati.

"Nice coffee, i like it. And you get your job, come back here tomorrow 10 o'clock, don't be late ya!"

"Beneran mbak? Makasih ya mbak, saya pasti gak akan telat kok"

"Good! See you tomorrow Levin..."

Oke, pekerjaanku berkurang. Sekarang sudah ada Levin yang membantuku untuk mengisi posisi barista. Aku dengan sama teknik dia membuat kopi rasanya benar-benar pakai hati dan rasa kopinya juga sempurna, gak kelebihan atau kebanyakan susu. Kayaknya juga dia sudah memasukan Brown sugar tapi kok aku gak liat ya?

***

Kopi tanpa ampas itu sempurna

Kopi manis ditambah gula juga luar biasa

Karena gue bisa nikmatin sampe habis dan tanpa sisa

Manis kayak kenangan gue sama dia

Sempurna dan luar biasa

- SKS

Our Coffee (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang