Distance

1.1K 94 2
                                    

2 tahun kemudian

Sydney..

Ya tak terasa sudah 2 tahun berlalu, semuanya berjalan lancar walaupun terasa sangat rumit di awal tapi semua kini mulai berjalan dengan baik. Semua berkat kesabaran Bella yang tidak pernah henti mengajariku.

Tidak dengan hubunganku dengan Stevi, banyak sekali konflik dan perdebatan yang membuat kami bertengkar. Selain karna komunikasi kami yang sangat sedikit karna sibuknya jadwalku antara pekerjaan dan kuliah, Stevi juga mulai fokus membuka beberapa cabang cafenya. Itu membuat kami sulit mengatur jadwal bertemu.

Selama 2 tahun ini pula kami tidak pernah bertemu. Sampai akhirnya beberapa hari ini, Stevi mulai menghilang

"Lev, kopi dan sarapan sarapanmu sudah siap, aku tunggu di meja makan ya." Ujar Bella yang memang setiap waktu selalu menyediakan segala kebutuhanku.

"Makasih Bel, 10 menit aku keluar." Balasku yang baru saja selesai berpakaian dan segera pergi ke meja makan setelahnya.

"Pagi Bel, hmm terima kasih kopinya ya." Ucapku ke Bella setelah menyeruput kopi buatannya.

"Sama - sama Lev, gimana Stevi? Masih belum ada kabar?"

"Ya begitu lah, bahkan chatku semalem aja gak dibales. Aku ngerasa dia makin berubah Bel, apa ada orang lain yang sekarang jadi prioritasnya?" Ucapku sendu

"Kamu gak boleh mikir begitu, kan kamu tau kesibukannya makin bertambah semenjak dia fokus membuka beberapa cabang cafenya. Dan kamu di untuk memperjuangkan hubungan kalian. Udah masih pagi udah sedih - sedih aja. Hari ini kamu ada jadwal kuliah Lev?"

"Enggak ada, kenapa"

"Temenin aku ke wedding anniversary Mr. Jeff nanti malem ya."

"Okay Ms. Andira. Yuk jalan udah pagi ini aku ada meeting."

Begitulah rutinitasku, bekerja dan kuliah. Beruntung aku bisa lulus persyaratan untuk lompat tingkat jadi masa kuliahku bisa jauh lebih singkat, tadinya aku pesimis bisa lulus dengan cepat. Tidak sia - sia begadang tiap malam.

Perkembangan perusahaan om Danu juga semakin meningkat setelah aku dan Bella menemukan beberapa kecurigaan atas kecurangan dalam beberapa proyek. Walau masih dalam proses, paling tidak sudah tau dimana celah kesalahan dalam perusahaan ini.

Tok.. tok..

"Masuk." Ternyata itu Bella

"Lev, udah waktunya makan siang loh, masih aja sibuk sama kerjaan"

"Iya kah? Cepat sekali, kayaknya aku baru mulai ngecek data - data ini. Bentar ya tanggung." Ucapku masih dengan pandangan ke layar laptop.

"Ahh kamu ini, jangan keterusan kayak gitu. Kita makan siang dulu, setelah itu baru kamu selesaiin." Balas Bella sambil menutup laptopku dan menarikku untuk mengikutinya.

Kami pun makan siang di restoran dekat kantor, aku pamit ke Bella untuk ke toilet sambil melihat beberapa notifikasi di layar ponselku. Masih belum ada kabar juga dari Stevi, kemana dia.

Bugh..

Karena tidak memperhatikan langkahku, aku menabrak seseorang saat ingin memasuki toilet.

"Sorry." Ucapku reflek

"It's ok. Wait, kamu Levina kan?" Tanya permpuan itu.

"Mmm, iya. Apa kita pernah ketemu sebelumnya?"

"Pernah beberapa kali, aku sering ke cafe tempat kamu kerja. Yang sering pesan extra shoot di cappuccino ku. Ingat?" Ucapnya mencoba untuk mengingatkanku.

Our Coffee (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang