Bab 2 Keluarga Maheswara

2.7K 104 0
                                    

Di sebuah rumah mewah bak istana berwarna putih di daerah Jakarta, terdengar suara jeritan seorang anak kecil dari dalam sana. Anak kecil perempuan itu sedang mengamuk, melemparkan sepiring puding berwarna coklat itu ke lantai sehingga membuat piring kaca itu hancur seketika.

Prangg....

"Aku tidak mau! Rasanya tidak enak sekali" ucap anak kecil itu sambil wajahnya terlihat sangat marah menatap seorang wanita berumur yang ada di depannya itu. Wanita itu hanya bisa menundukkan kepalanya takut melihat ke arah anak kecil itu.

"Ada apa ini Caca? Kenapa kamu marah-marah seperti ini? Kasihan Nenny kan ucap seorang wanita paruh baya yang sedang turun dari arah tangga itu. Anak kecil yang di panggil Caca langsung mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara itu.

"Oma "teriak Caca sambil beranjak dari duduknya dan berlari menghampiri omanya itu.

Natasha Avrilia Maheswara yang biasa dipanggil Caca merupakan anak seorang bermama Abimanyu Putra Maheswara dengan istrinya Alesha Anastasya yang telah bercerai setelah ketahuan selingkuh di belakang Bima. Bima yang marah dan kecewa sampai mengambil hak asuh Caca pada saat persidangan mereka. Apalagi memang kesalahan Alesha hingga ia tidak bisa berkutik dan mau tak mau merelakan putrinya di bawah asuhan mantan suaminya itu

Menjadi cucu pertama bagi Hendra Maheswara dan Ratna Maheswara menjadikan Caca tumbuh menjadi anak yang sedikit bandel. Apalagi memang ia tidak merasakan kasih sayang dari seorang Ibu, membuat Ratna merasa kasihan dan selalu memanjakannya.

"Ada apa, Ca? Kenapa marah-marah? tanya omanya sambil berlutut di depan Caca menyejajarkan dirinya agar setinggi cucunya itu

"Nenny oma. Dia membuatkanku puding tapi rasanya tidak enak sama sekali. Aku tidak menyukainya ucap Caca mengadu kepada omanya. Sekilas Ratna menghela napasnya sambil melirik ke arah Nenny vang saat ini sudah menundukkan kepala karena takut.

'Haih, sampai kapan kamu akan terus menusahkan Nenny? Bahkan sudah banyak pengasuh yang mengundurkan dirinya karena kenakalan mu!'batin Ratna sambil mengelus wajah cantik cucunya itu.

"Nanti biar dibuatkan lagi ya? Atau kita minta Bi Inah buatkan nasi goreng kesukaan Caca? mengalihkan perhatian cucunya itu. ucap Ratna Mendengar kata nasi goreng, seketika membuat mata anak kecil itu berbinar sambil bersorak sorai

Xey. kalau begitu ayo Oma!" ucap Caca sambil menggandeng tangan Omanya itu Ratna langsung tersenyum sambil beranjak dari tempatnya kemudian mengajak cucunya itu berjalan ke arah dapur untuk

mencari keberadaan Bi Inab

Setelah menemukan Bi Inah. Ratna yang ditemani cucunya itu menyuruhnya untuk membuatkan nasi goreng seafood kesukaan Caca. Tentu saja dengan senang hati mbok Inah bersedia membuatkannya.

Setelah menghabiskan nasi goreng kesukaannya itu, Caca langsung mengantuk laluRatna dengan sabar menemaninya untuk tidur di kamarnya. Setelah memastikan bahwa cucunya itu sudah terlelap. dengan langkah perlahan ia meninggalkan kamar itu. Lalu ia bisa melihat pengasuh cucunva itu sudah berdiri di depan pintu kamar Caca

"Maafkan saya Nyonya, sepertinva saya sudah tidak sanggup lagi bekerja di sini “ucap pengasuh itu dengan menundukkan kepalanya. Terdengar Ratna menghela nafas panjangnya

"Maafkan kelakuan cucuku juga Nenny, Tapi tolong tunggu beberapa hari lagi ya sambil menunggu penggantimu nanti "ucap Ratna sambil raut wajahnya berharap kepadanya.

"Baik Nyonya," jawab Nenny. Mendengar jawaban itu membuat Ratna menghela napas leganya.

"Baiklah! Aku turun dulu, terima kasih Nenny."ucap Ratna kemudian ia menepuk pundak kiri Nenny Sedangkan Nenny hanya bisa menganggukkan kepalanya sambil membungkuk hormat. Lalu Ratna pergi mencari keberadaan mbok Inah Bi panggil Ratna setibanya di dapur.

"Iya Nyonya, sebentar." Terdengar suara Bi Inah dari arah belakang dapur.

Lalu Ratna akhirnya menunggu Bi Inah menyelesaikan Beberapa saat kemudian terlihat Bi Inah tergopoh-gopoh

pekerjaannya di meja makan itu

menghampiri majikannya itu.

"Iya Nya, Nyonya memanggil saya?" tanya Bi Inah setibanya di hadapan majikannya itu. Ratna hanya menganggukkan kepalanya sambil wajahnya terlihat murung.

"Bagaimana dengan keponakanmu yang kamu ceritakan itu Bi? Apa dia mau kesini?" tanya Ratna dengan nada putus asanya. Mendengar ucapan itu, Bi Inah terlihat memikirkan sesuatu.

"Boleh saya telepon dulu Nya? Kemarin katanya hari ini dia mengundurkan diri dari keriaan nya," ucap Bi Inah menjelaskan. Mendengar ucapan itu sontak membuat raut wajah Ratna berubah seketika. Terlihat jelas raut wajahnya berbinar.

"Kalau begitu telepon sekarang saja mbok, sekalian aku bisa mendengar jawabannya sendiri "ucap Ratna sambil tersenyum kepada Bi Inah Bi Inah tersenyum sambil mengambil ponselnya sebentar ke kamarnya, lalu membawanya lagi ke hadapan majikannya. Setibanya di depan majikannya, ia langsung mencari nomor keponakannya itu dan memencet tombol panggil di sana dan tak lupa menloadspekernya

Tuttt

"Halo," Bi terdengar suara lembut Sinta memberi salam saat ia mengangkat panggilan itu. Ratna yang mendengar suara itu langsung tersenyum ke arah Bi Inah.

"Halo Sinta? Bagaimana? Katanya hari ini kamu mengundurkan diri?" tanya Bi Inah setelah menjawab salam dari keponakannya itu.

"Sudah Bi," Jawab Sinta. Mendengar jawaban itu seketika membuat Ratna senang bukan main sampai ia menangkupkan kedua tangannya sambil melafalkan rasa syukurmya tanpa suara. Sedangkan Bi Inah juga terlihat menyunggingkan senyumnya mendengar jawaban itu.

"Akhirnya kamu mau menuruti kemauan Bibimu ini! Kalau begitu kamu bersiap-siap ya Sin, o iya kapan kamu akan berangkat ke sini? Soalnya pengasuh anak majikan yang akan kamu jaga akan segera berhenti " ucap Bi Inah kepada Sinta.

"Iya Bi. Lusa aku akan berangkat ke sana menggunakan kereta," ucap Sinta. Ucapan dari Sinta semakin membuat Bi Inah dan Ratna bahagia.

"Baiklah kalau begitu, nanti kalau sudah hampir sampai di Jakarta jangan lupa hubungi Bibi ya? Nanti biar di jemput sama pamanmu" ucap Bi Inah sambil melihat ke arah Ratna. Ratna yang sudah bahagia hanya bisa tersenyum sambil mengangguk setuju.

"Iya Bi," jawab Sinta.

"Baiklah! Kamu istirahat saja sekalian mempersiapkan dirimu karena perjalanan Madiun-Jakarta sangat lama! O iya, nanti gak usah bawa barang banyak-banyak ya biar Bibi yang akan memenuhi keperluanmu jika sudah sampai disini! Ya sudah Bibi mau kembali bekeria dulu Sinta," jelas Bi Inah kepada keponakannva itu lalu berniat mengakhiri panggilan itu.

"Iya, Bi," ucap Sinta Setelah mendengar balasan salam itu, mbok Inah mengakhiri panggilan itu.

"Syukurlah, Bi! Akhimya keponakan Bibi mau kesini "ucap Ratna sambil memeluk Bi Inah saking senangnya.

Tentu saja membuat Bi Inah bahagia melihat majikannya itu senang.

"Iya Nya, semoga saja nanti dia akan betah di sini "ucap Bi Inah setelah pelukan itu terlepas. Ratna hanya bisa tersenyum sambil menganggukkan kepalanya Tanpa keduanya sadari, ada sepasang mata yang menguping pembicaraan mereka di sana.

"Dia siapa yang kalian maksud ?" terdengar suara laki laki dari belakang mereka Seketika keduanya menoleh ke belakang

"Bima? Kamu sudah pulang, Nak?" tanya Ratna saat melihat kedatangan putra sulungnya itu. Bima hanya menganggukkan kepalanya sambil keduanya menghampiri

"Selamat sore Den Bima," sapa mbok Inah kepada Bima Sedangkan Bima hanya menganggukkan kepalanya.

"Tolong buatkan kopi Bi" ucap Bima sambil meletakkan tas kerjanya di kursi samping mamanya itu lalu duduk di sana dan melonggarkan dasi yang seharian ini terasa mencekiknya.

"Baik Den," ucap Bi Inah lalu ia pergi menuju dapur untuk segera membuatkan kopi untuknya.

The Owner Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang