Bab 6 Hari Pertama

2.5K 100 0
                                    

Keesokan harinya, seperti yang di katakan oleh Nyonya Ratna. Aku bangun lebih awal untuk membantu Bibi di dapur. Saat jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, aku mulai naik ke kamar Caca.

Ceklek

Bisa ku lihat dengan mataku, Caca masih tertidur pulas di ranjang miliknya. Kemudian perlahan aku berjalan mendekati jendela yang ada di sisi kamar itu lalu membukanya hingga membuat cahaya sang surya masuk ke dalam sana dan menyinari ruangan itu.

Caca yang tertidur pun akhirnya mulai mengerjapkan matanya karena merasa terganggu oleh cahaya itu. kemudian aku berjalan menghampirinya dan mengambil guling yang jatuh di bawah ranjang itu.

"Bangun Non, saatnya mandi " ucapku sambil membuka lemari bajunya dan mengambil seragam sekolahnya.

"Engh," suara leguhan Caca terdengar di runguku. Aku hanya tersenyum melihat wajah lucunya di pagi hari itu, sangatlah berbeda dengan raut wajah nya semalam yang terlihat sangat mengintimidasiku.

"Bangun Non, " ucapku sambil meletakkan seragamnya di pinggir ranjangnya. Lalu tanganku membantu membukakan selimut yang menutupi tubuhnya itu.

Dengan malas Caca menggerakkan tubuhnya turun dari ranjangnya dan berjalan masuk ke dalam kamar mandinya. Sambil menunggu Caca mandi, aku merapikan ranjangnya kembali. Lalu aku mulai menyiapkan peralatan sekolahnya dan juga sepatunya.

Setelah mandi, Caca keluar dari kamar mandinya hanya menggunakan handuknya. Aku pun tersenyum sambil mengambil pakaiannya. Dengan telaten aku membantunya memakaikan seragam sekolahnya.

"Mbak, " suara Caca memanggilku untuk pertama kalinya. Aku yang selesai merapikan pakaiannya dan mengambil kaos kakinya tersenyum.

"Iya Non, " jawabku sambil terus memakaikan kaos kaki itu di kaki kecilnya.

"Aku ingin makan makan puding coklat" ucap Caca yang membuat aku yang memakaikan sepatunya seketika menatap ke wajah itu.

"Harus sekarang ya Non?" tanyaku. Aku bisa melihat wajah imut itu tersenyum penuh arti sambil mengangguk kearahku.

"Apa dia sengaja mengerjaiku ya?" kata hatiku saat aku melihat senyuman misterius yang ada di wajah cantiknya itu. Aku pun melihat ke arah jam dinding yang ada disana, sekarang menunjukkan pukul setengah 7 pagi. Jadi aku mempunyai waktu 1 jam untuk membuatkannya, tapi aku juga belum selesai mendandaninya. Hah, rasanya aku ingin memarahinya namun apalah dayaku. Aku hanya bisa mendesah pelan sambil tersenyum kepadanya.

"Kalau begitu, ayo kita ke dapur Non. Aku akan membuat puding dulu, lalu selagi menunggu pudingnya dingin aku akan membantu Non Caca mengikat rambut, Bagaimana?" ucapku mengutarakan usulanku. Pasalnya kalau harus mendandani dulu, takutnya tidak akan cepat selesai membuat puding itu.

"Baiklah, kalau begitu ayo turun Mbak " akhirnya ucapan itu keluar dari mulut mungilnya itu setelah berpikir sejenak. Aku pun menghela nafas lega mendengarnya. Tak lupa aku mengambil sisir dan juga beberapa kucir rambutnya lalu kami pun turun ke bawah.

Setibanya di dapur, aku meletakkan sisir dan lainnya di meja sana. Lalu aku mulai melihat bahan-bahan yang ada di dapur itu. sedangkan Caca memperhatikanku dari kursi meja makan yang tak jauh dari dapur itu.

"Mau apa kamu Sin," tanya Bi Inah saat melihatku tengah mencari sesuatu.

"Bi, Non Caca ingin makan puding coklat " jawabku. Aku bisa mendengar Bi Inah menghela nafas kasarnya sambil menatap ke arahku.

"Mulai lagi Non Caca ini. Lihatlah di sebelah sana! Kebutuhan bahan puding ada di sana" ucap Bi Inah sambil menunjuk ke arah Laci dapur yang ada di belakangku.

The Owner Of The HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang