Setelah mobil terparkir di tempat yang seharusnya, ketiganya langsung turun dari sana. Caca yang sudah tidak sabar, langsung berlarian ke sana kemari dengan senyuman yang selalu menghiasi wajah cantiknya itu.
"Lihat Pa! Ada patung gajah banyak sekali di sana. Ayo ke sana Pa" ucap Caca yang bersemangat sambil menunjuk ke arah patung-patung itu berada. Bima yang mendengar celoteh putrinya hanya bisa tersenyum dan mengangguk.
Setelah itu, ketiganya langsung berjalan menuju ke arah tempat penjualan tiket yang ada di samping patung-patung gajah itu. Caca yang sangat senang itu terus saja menggandeng tangan Sinta dan mengajaknya bicara. Sedangkan Bima tengah mengantre membeli tiket untuk mereka.
Berhubung sekarang hari minggu, membuat tempat itu ramai oleh pengunjung dan Bima harus mengantre panjang untuk membeli tiket untuk mereka bertiga.
Smbil menunggu papanya membeli tiket, Caca mengajak Sinta untuk melihat ke patung-patung gajah yang berada tak jauh dari loket pembelian tiket tersbut.
"Mbak, ayo foto di sana Mbak," saja Caca sambil menggeret tangan Sinta dan menunjuk ke arah sebuah patung gajah yang paling besar di sana.
"Iya-iya Ca, pelan-pelan saja jalannya." Ucap Sinta yang tangannya terus saja di geret oleh anak asuhnya itu.
"Ayo cepat Mbak, nanti keburu ada yang foto duluan. Aku mau memperlihatkan fotonya kepada Oma" ucap Caca sambil terus menggeret tangan pengasuhnya itu. Sinta hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar ucapan itu.
Dan benar saja, sesampainya di depan patung gajah itu, keduanya asyik berfoto ria. Terlihat jelas raut bahagia dari gadis kecil yang tengah berfoto sambil memeluk kaki gajah itu.
"Hahaha, lucu banget Ca, " ucap Sinta sambil tertawa melihat hasil jepretannya. Caca yang penasaran dengan foto itu langsung mendekat ke arah Sinta.
"Mbak," rengek Caca saat melihat foto dirinya yang belum siap namun sudah terlanjur terjepret. Terlihat jelas mata indahnya yang terpejam saat difoto.
"Haha, maafkan Mbak ya Ca. Kalau begitu ayo Mbak foto lagi" ucap Sinta sambil mencolek hidung Caca hingga membuat sang pemilik hidung itu mengerucutkan bibir. Lalu perlahan ia mundur tanpa melihat ke belakang. Tanpa ia sadari ia menabrak seseorang hingga membuat keduanya terjatuh.
"Aduh," teriak Caca dan seseorang secara bersamaan. Keduanya luruh terduduk di pelataran itu. Untung saja keduanya terjatuh di rerumputan hingga membuat keduanya tidak terluka.
"Caca," teriak Sinta yang terkejut melihat anak asuhnya itu terjatuh. Lalu ia dengan tergesa-gesa menghampiri Caca dan seorang anak laki-laki.
"Kakak enggak papa? Maafkan Caca ya kak?" ucap Caca yang bersalah kepada anak laki-laki yang ia tabrak itu. terlihat anak laki-laki itu terdiam sambil melihat ke arah wajah Caca. Caca yang berasal dari kalangan berada dan juga anak dari seorang model tanah air, membuatnya memiliki kecantikan di atas rata-rata. Walaupun masih kecil, kecantikannya sudah bisa terlihat.
"I-iya. Enggak apa-apa kok." Ucap anak laki-laki itu saat ia tersadar dari lamunannya. Lalu setelah itu, Sinta sudah berada di sana.
"Kamu enggak apa-apa, Sayang? Mana yang sakit?" tanya Sinta sambil berlutut di depan Caca menyejajarkan tubuhnya agar setinggi Caca.
Mendengar pertanyaan itu membuat Caca menggeleng dan tersenyum.
" Enggak apa-apa kok Mbak, " sahut Caca. Lalu terdengar suara yang keduanya kenali hingga membuat ketiganya menoleh ke arah sumber suara. Sinta langsung berdiri dari posisinya itu.
"Natasha"
Bima yang selesai membeli tiket tanpa sengaja melihat Caca yang terjatuh hingga membuatnya sedikit berlari menghampiri mereka dengan wajah khawatirnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Owner Of The Heart
RomanceMenceritakan tentang seorang gadis manis yang merantau ke kota Metropolitan menyusul paman serta bibinya. Kehilangan kedua orang tuanya membuat Sinta mau tak mau menuruti kemauan Sang Bibi yang mendesaknya untuk menerima sebuah pekerjaan menjadi seo...