28 : Berada di Sekitar

74 8 0
                                    

PART 28 – Berada di Sekitar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 28 – Berada di Sekitar

“Gue tadi megang kasus dari Mbak Niken. Gila, miris banget.” Hanin menggeleng-geleng prihatin.

Gumaman Hanin membuat baik Kyra, Daka, maupun Januar teralihkan dari makanan mereka. Jam makan siang sudah tiba. Mereka memilih makan di kantin yang memang tersedia di kantor.

Ada yang unik. Makanan di kantin ini hanya menyediakan makanan vegetarian. Sebagai penyuka daging, Daka sempat protes dengan makanan penuh vegetarian di sini. Yang ternyata Januar juga berpikiran sama. Mereka bilang mereka butuh asupan daging supaya mereka kuat. Seperti anak kecil saja.

“Badan gede begini butuh banyak asupan protein,” kata Daka yang diamini Januar. Meski baru bertemu keduanya langsung klop.

Karena tidak ada pilihan, kedua cowok itu menyerah. Terutama Daka yang bela-belain karena ingin makan siang bersama Kyra. Dia masih punya rencana terhadap cewek itu. Dia harus menempel di dekat cewek yang membuatnya bingung itu.

Kyra bilang sudah memaafkannya—meski sebenarnya Daka tidak berniat meminta maaf karena baginya ciuman waktu itu bukan sebuah kesalahan. Lalu, kenapa sekarang Kyra masih cuek?

Masih ingat betul dalam benak Daka bagaimana dia yang berdebar dan seakan kembang api meledak di dadanya saat Kyra membalas sentuhannya yang membuat Daka seakan terbakar dan memantik euforia dalam dada. Dia ingat jelas-jelas saat itu Kyra juga membalas. Membuat dia yakin Kyra juga merasakan hal yang sama. Menginginkan hal yang sama.

Lalu, kenapa sekarang seakan-akan Kyra menyalahkan dirinya?

Kenapa sih, Kyra selalu membuatnya bingung?

Tanpa sepengetahuan Daka, Kyra sendiri merasa bingung bagaimana harus bersikap di depan Daka sekarang. Apa dia harus bersikap cuek? Atau dia bisa bersikap biasa saja mengingat mereka sudah bicara dan sudah sepakat soal itu.

Bisa saja Kyra bersikap biasa, tapi kenyataannya dia tidak bisa melupakan kejadian itu. Saat di mana Daka pergi begitu saja kerap terputar di kepalanya. Dan itu mengganggu. Membuat perasaan tak pantas kembali menggelayuti Kyra tiap kali memikirkannya.

Lagi pula, kenapa sih harus terjadi ciuman itu di antara mereka?

Kenapa dia membalas Daka dan bukannya mendorongnya? Dasar bodoh!

Belum sempat dia mengambil keputusan akan sikap apa yang harus dia berikan pada Daka, mereka malah ditempatkan di situasi yang sama, di tempat yang sama. Mau tidak mau Kyra harus menerima keberadaan Daka.

Kyra bukan tidak tahu selama mereka makan Daka tak berhenti meliriknya.

“Kasus apa memangnya?” tanya Kyra merespons Hanin setelah menelan nasi merahnya.

“Kasus eigenrichting—tindakan main hakim sendiri.” Hanin duduk tegak, siap bercerita, “Ada seorang pengendara mobil yang dikejar warga karena diduga sebagai pelaku tabrak lari. Pengendara itu dikeroyok warga sampai meninggal.”

Someone Who Stay • 95L 97LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang