"Menurutmu mana yang lebih menyakitkan, bunuh diri menggunakan obat atau menggunakan pisau? Atau haruskah aku berdiri di tengah jalan dan menutup mata?"
-Park Jimin
"Tidak bisakah aku menjadi alasanmu untuk terus bertahan?"- Kim Taehyung
"Kau bukan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bagaimana mungkin Jimin bertemu lelaki itu? Apa yang akan dia lakukan jika bertemu nanti?
Sambil menunggu pesan balasan dari kakaknya, Jimin memutuskan untuk mandi. Menyegarkan diri dan mencoba menghapus jejak tangan Taehyung di tubuhnya. Astaga! Memikirkannya saja sudah membuat Jimin merinding. Mengingat segala afeksi yang baru pertama dia rasakan. Di sayangi dan di puja.
Di lain tempat. Kim Seokjin mengernyitkan alis membaca pesan dari adiknya. Memangnya kenapa kalau ada Taehyung? Toh mereka tidak terlibat masalah kan?
Memilih tidak memusingkan hal yang tidak perlu. Lelaki tampan itu memilih bersiap saja. Mumpung hari libur, dia ingin jalan dengan teman-temannya saja.
. . . Kakaknya memang tidak bilang ingin mengajaknya ke mana, tapi kenapa harus pantai? Dan kenapa harus ada Taehyung di antara mereka? Astaga, Jimin migrain seketika.
Selain Taehyung, di sana juga ada Jungkook. Jimin mendecih kesal, apa yang sudah Jungkook katakan pada Papanya, hingga murka. Pemuda manis tersebut memilih cuek dengan kehadiran kedua lelaki tampan itu. Meski sejak tadi dia tau, Taehyung memandangnya tanpa berkedip dan Jungkook yang berusaha terus berbicara.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mengabaikan ketidaknyamanannya, Jimin memilih menikmati indahnya pantai. Air nya biru, semilir angin menerbangkan helai rambut. Dia mencoba tersenyum, mencoba menghargai usaha kakaknya untuk membuat dia senang. Dan yang membuatnya cukup terkejut, ada dokter Namjoon di antara mereka.
"Namjoon Hyung," Jimin memanggil lirih.
Tersenyum ramah, sebelum kemudian mengusak rambut Jimin lembut "Hai, anak baik."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jimin berdiri bersebelahan dengan dokter pribadinya. Sebelum kemudian menyandarkan kepala di bahu lelaki tampan berdimple.
"Hyung, sakit sekali rasanya," Jimin menunduk, menangis perlahan.
Jangan heran jika hubungan keduanya dekat, selain karena Namjoon psikiater pribadinya, keduanya juga saling mengenal sejak lama, bahkan sebelum Namjoon menjadi dokter. Jimin hanya menganggap Namjoon kakaknya dan begitu pun sebaliknya. Pemuda Kim menganggap Jimin adik yang harus dia jaga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dokter Namjoon merangkul pundak Jimin, menepuknya pelan, sebelum kemudian memeluknya erat. Memandang Jimin dengan hangat.
"Mau cerita dengan Hyung?" Namjoon benar-benar memperlakukan Jimin seperti adiknya. Dia tahu, pemuda manis tersebut hanya butuh rasa nyaman dan afeksi.
"Mau duduk di sana saja?" Namjoon membawa Jimin pergi dari keramaian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hyung, hiks, sakit sekali, boleh aku menyerah sekarang?" Jimin menangis sesenggukan di pundak Namjoon. Memeluk erat seakan hidupnya bergantung pada lelaki tampan itu saja. Dia bahkan sudah lupa dimana berada, tidak memperdulikan sekeliling.
Namjoon memeluk Jimin erat, membiarkan pemuda itu mencurahkan sakitnya.
Hampir semua orang sibuk dengan urusan masing-masing. Bahkan Jungkook pun tidak tahu jika Jimin pergi dengan Namjoon. Namun, beda dengan Taehyung yang sejak awal memang hanya melihat Jimin saja.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lelaki tampan itu berusaha menahan cemburu melihat kedekatan keduanya. Entahlah, dia tahu Namjoon tidak mungkin suka pada Jimin, tapi melihat pemuda manis itu dekat dengan orang lain, kok dia cemburu?
