Jimin membuka matanya saat dering telepon tidak berhenti sejak tadi. Dengan mata masih terpejam, tangannya meraba bawah bantal dimana ponselnya berada.
"Halo, Ma," Jawab Jimin serak.
"Kau masih di Jeju?"
"Hm, masih, Ma, besok aku pulang," selimut disibak, sambil merenggangkan lengan, Jimin melirik lelaki di sebelahnya. Sebelumnya dia meninggalkan Taehyung begitu saja, sekarang dia masih di sini bersama lelaki itu.
Setelah mengobrol selama beberapa menit, Jimin memutuskan panggilan keduanya.
Dirasakan pelukan di perut. Siapa lagi pelakunya jika bukan lelaki tampan disebelah.
"Hyung, bangun," menepuk ringan lengan yang ada di perutnya.
"Hm," hanya gumaman yang terdengar.
"Aku mau mandi, Hyung," ujar Jimin lagi.
Taehyung mendongak, mendengar kata mandi. Tapi tangan tetap bertengger di perut kekasih.
"Mandi denganku?"
Jimin cemberut, "Tidak."
.
.
.
Air shower membasahi seluruh tubuhnya. Berbagai pemikiran berseliweran. Mengingat kembali, alasan keduanya dekat. Bahkan beberapa kali melakukan hubungan yang tidak seharusnya.Jimin tau Taehyung sudah memili istri, bahkan anak. Tapi bolehkah dia mendapat sedikit rasa sayang dari lelaki itu? Dia tidak meminta banyak.
Lagi pula Taehyung duluan yang mendekatinya kan?
Lelaki yang baru di kenalnya sangat hangat, dia nyaman berdekatan dengannya. Kenapa mereka baru bertemu sekarang?
Semenjak ada Taehyung, Jimin sudah sedikit mengurangi konsumsi obat penenang. Saat gelisah, lelaki itu ada bersamanya. Bolehkan Jimin egois sekali ini saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
Undefined Love
Fanfiction"Menurutmu mana yang lebih menyakitkan, bunuh diri menggunakan obat atau menggunakan pisau? Atau haruskah aku berdiri di tengah jalan dan menutup mata?" -Park Jimin "Tidak bisakah aku menjadi alasanmu untuk terus bertahan?"- Kim Taehyung "Kau bukan...